"Selamat pagi Tuan Daniel. Bagaimana kondisi Tuan hari ini?" Senyum dan Sapa ramah Dokter Arjuna saat visit ke ruang rawat Daddy Daniel.
"Sudah lebih baik Dokter Arjuna. Terima kasih." Daddy Daniel yang sedang menikmati sarapan disuapi Mommy Lala.
"Syukurlah Tuan Daniel. Saya juga sudah menerima hasil biopsi dan Alhamdulillah saat ini dan insha Allah kedepannya Tuan Daniel kini sudah bersih dari sel kanker. Tetap selalu jaga pola makan, olahraga teratur, diet seimbang, dan tetap semangat Tuan." Dokter Arjuna membacakan hasil report medis milik Daniel dengan senyum di wajahnya.
"Alhamdulillah. Semua berkat Dokter Arjuna dan Tim. Saya mengucapkan banyak terima kasih." Daddy Daniel dengan hati penuh rasa syukur kini tubuhnya kembali sehat dan bersih dari kanker.
"Terima kasih Dokter Arjuna." Mommy Lala dengan binar matanya bahagia suami tercintanya kini sehat kembali.
"Apakah masih ada keluhan yang dirasakan Tuan?" Dokter Arjuna memastikan kondisi Daddy Daniel.
"Tidak. Aku baik-baik saja. Bahkan sudah bisa sarapan." Daddy Daniel dengan senyumannya.
"Oh begitu. Silahkan dilanjutkan sarapannya Tuan Daniel. Jika memang begitu hari ini Anda sudah boleh pulang. Sebulan ke depan Kita akan bertemu lagi untuk control memastikan tubuh Tuan Daniel sudah betul-betul sehat." Dokter Arjuna dengan senyuman menawan menatap senang pasiennya berhasil ia tangani tentu membuat hatinya bahagia.
"Iya. Sekali lagi Terima kasih. Pasti Tuan Abimanyu sangat bangga memiliki putra seperti Dokter Arjuna. Sampaikan salamku kepada Tuan Abimanyu." Daddy Daniel menjabat tangan Dokter yang seusia Darren putranya.
"Insha Allah akan Saya sampaikan salam Tuan pada Papa. Mari Tuan, Nyonya, Saya permisi dulu." Dokter Arjuna meninggalkan ruang rawat Daddy Daniel.
"Dad, Dokter Arjuna sudah punya pacar atau belum ya?" Mom Syahla begitu mengagumi Dokter tampan berkharisma yang seusia putra sulungnya.
"Mommy ingin dia untuk Divya?" Daddy Daniel menatap wajah istri tercintanya.
"Ya tidak salah kan? Mom lihat Dokter Arjuna sangat perhatian, ramah, baik terlebih dia tampan dan kharismatik!" Mommy Lala tak menyadari ia begitu memuji dokter muda itu wajahnya begitu berbinar.
"Honey, kemari!" Daddy Daniel merengkuh pinggang wanita yang sudah puluhan tahun menemani dirinya.
"Daddy, ini Rumah Sakit. Nanti ada perawat masuk bagaimana?" Mommy Lala yang tak siap saat Daddy Daniel mengecup manis bibirnya.
"Meski Aku sudah tua, Aku tetep Daniel yang pencemburu honey. Tadi itu hukuman buatmu." Daniel menyolek hidung bangir milik istrinya.
"Hukuman apa?" Mommy Lala yang masih merona akibat ciuman Daddy Daniel.
"Hukuman karena Kamu memuji pria lain di hadapanku. I'm jealous Baby. Your mine, Darling." Daniel mengecup lagi bibir yang selalu membuatnya candu.
"Astaga Tuan Daniel yang tampan. Aku memujinya berharap ia jadi menantu kita. I still loving you Hubby." Mommy Lala mengecup pipi suami tercintanya.
Tok Tok Tok.
Permisi
Perawat datang untuk memberikan informasi untuk kepulangan Daddy Daniel.
"Maaf Tuan, Nyonya, keluarga Pasien diminta untuk mengurus administrasi." Perawat tampak kikuk karena tak sengaja melihat moment kemesraan kedua pasangan paruh baya yang masih begitu romantis.
"Baik Sus. Terima kasih." Mommy Syahla bersikap tenang seolah tak terjadi apa-apa.
"Kalau begitu Saya permisi. Mari Tuan, Nyonya." perawat menutup pintu seakan berkata dalam gerakan matanya silahkan lanjutkan!
"Daddy, malu!" Mom Lala memukul pelan dada suaminya rona wajahnya memerah.
"Aku makin gemas dan semakin ingin mengecupmu Darl." Daddy Daniel semakin senang menggoda istrinya yang selalu merona meski sudah jutaan kali ia lakukan sepanjang pernikahan mereka.
"Mom, Dad!" Devano si bungsu yang minim akhlak masuk tanpa babibubebo.
Daddy Daniel yang saat ini sedang bermesraan dengan Mom Lala menoleh ke Devano yang kini sudah ada dalam ruangan.
"Mataku selalu selalu tercemar dan jiwa jombloku meronta-ronta Dad, Mom." Devano menghampiri kedua orang tuanya mengambil tangan keduanya mencium dengan takzim.
"Makanya suruh kakakmu Darren cepat menikah, kemudian Kak Divya baru Kamu Dev!" Mommy Lala dengan cepat mengingatkan sang putra bungsu.
"Tenang Mom, Aku tak akan mendahului Kak Darren. Meski calon menantu Mom sudah ada." Devano yang selalu yakin akan pesonanya bisa mendapatkan hati Dokter Kanara.
"Siapa kali ini Dev? Kamu tak bedanya dengan Kakakmu Divya. Sebulan sekali ganti gandengan!" Mom Lala yang kelewat pusing dengan tingkah anak tengah dan anak bungsunya.
"No! kali ini Aku cukup 1 Mom. Mommy setujukan kalau Aku dengan Dokter Kanara?" Devano duduk disisi brangkar Daddy Daniel.
"Dokter Kanara?" Daddy Daniel mengernyitkan dahinya seolah belum yakin dengan perkataan Devano.
"Memang Dokter Kanara mau sama Playboy cap Badak seperti Kamu, huh!" Mom Lala yang tahu seperti apa Devano.
"Ya masih usaha sih Mom. Tapi Aku yakin dia sudah terpesona sama Aku. Cuma gengsi aja!" Devano dengan mantap.
"Ya Mommy doakan yang terbaik untuk semua anak-anak Mom. Iya kan Dad?" Mommy Lala meminta dukungan suaminya.
"Tentu saja. Selama Kalian bahagia. Kami pun sebagai orang tua akan merestui." Daddy Daniel selalu menyukai optimisme Devano dalam segala hal.
Termasuk saat Devano memilih menjadi Pembalap Profesional, Daddy Daniel akhirnya memberikan restu bahkan memberikan fasilitas terbaik agar Devano bisa menjadi yang terbaik dari hobinya tersebut.
"Thanks Dad. Btw, Kapan Dad boleh pulang? Masih betah disini?" Canda Devano.
"Sembarangan!" Mommy Lala menepuk lengan Devano.
"Ya kali Mom, Daddy seperti Aku yang selalu rindu Rumah Sakit ini." Pikiran Devano tertuju pada Dokter Kanara.
"Dasar! Lebih baik Kamu ke bagian adminstrasi. Tadi perawat memberitahukan Daddy sudah boleh pulang. Cepat!" Momny Syahla meminta Devano.
"Dengan senang hati Kanjeng Ratu." Dengan gaya layaknya punggawa kerajaan memberi hormat pada sang ratu.
Devano bergegas keluar menuruti permintaan Mom tercintanya.
"Lihat tuh Dad, Putramu! Kelakuannya itu!" Mom Lala mengelap sudut bibir Daddy Daniel.
"Biarkan saja. Aku seperti bercermin bila melihat semangat Devano." Daddy Daniel tersenyum.
"Oh jadi ngaku ya, kalau sifat Playboynya menurun dari kamu Honey!" Mata melotot Mom Lala justru terlihat menggemaskan bagi Daddy Daniel.
"Tidak Darling. Semangat dan Optimismenya. Terutama dalam mengerjar wanita yang ia cintai. Seperti saat Aku mengejarmu dulu, Miss Lala." Daddy Daniel teringat moment puluhan tahun silam saat ia berjumla pertama kali di toko buah kala Mom Lala bersama para muridnya.
"Aku jadi ingat saat pertama kali berjumpa denganmu, Mr. Daniel!" Mom Lala juga terkenang moment keduanya pertama bertemu.
"Ya, dahiku sedikit benjol karena lemparan jeruk siswamu Caca!" Daddy Daniel teringat.
"Ya. Aku jadi rindu murid-murid terbaikku. Semoga Mereka sehat dan sukses dimanapun berada." Mom Lala terlintas bayangan saat ia masih menjadi guru SD.
"Miss Lala, I Love You!" Daddy Daniel mengulang moment pernyataan cintanya dulu.
"I Love You Too, Mr. Daniel!" Mom Lala menerima pelukan hangat dari suami yang telah puluhan tahun menemani dan mewarnai hidupnya.
Share this novel