Upacara Panggih

Romance Series 4504

Setelah prosesi akad nikah yang mengharu biru kedua mempelai mengikuti rangkaian upacara adat.
Keluarga besar Mikhayla yang memang keturunan Jogja tentunya kali ini kedua mempelai akan mengikuti serangkaian prosesi adat jogja, yaitu Upacara Panggih.
Menarik karena Darren yang notabene blasteran, Daddy Daniel pure bule sedangkan Mommy Syahla berasal dari tatar Sunda sehingga pengalaman pertama sekaligus baru bagi Darren tentuanya.
Kedua mempelai tampak cantik dan ganteng memakai pakaian pengantin khas jogjakarta.
Tentu saja Darren yang kali ini melihat Mikhayla dengan segala riasan dan busana adat jogja pangling dibuatnya.
Upacara Panggih ini merupakan temu manten. Dimana kedua pengantin akhirnya diketemukan setelah akad nikah dilakukan untuk kemudian disandingkan dipelaminan. Namun sebelum disandingkan dipelaminan, maka keduanya harus melalui serangkaian upacara panggih ini.

Pisang Sanggan

Diawali dengan penyerahan pisang sanggan dari ibu mempelai pria Mommy Syahla yang kemudian diberikan kepada ibu pengantin wanita Mommy Tasya.
Pisang sanggan ini mengandung makna sebagai simbol untuk menebus pengantin putri, maka banyak juga yang mengatakan sebagai sanggan tebusan pengantin putri.
Pisang sanggan yang digunakan biasanya pisang raja yang telah dihias pada suatu nampan yang dilengkapi dengan buah pisang raja satu tangkep, suruh ayu, gambir, kembang telon (bunga mawar, melati, dan kenanga), lawe wenang.

Kembar Mayang

Prosesi pernikahan adat Yogyakarta selanjutnya adalah Kembar mayang. Kembar mayang ini berupa rangkaian dedaunan yang utamanya adalah daun kelapa yang ditancapkan ke sebuah batang pisang. Dua buah kembar mayang ini kemudian dibawa dua wanita pembawa kembar sambil memandu sang mempelai wanita menuju pelaminan.

Untuk tata caranya adalah dengan di kepyokan atapun disentuhkan ke mempelai pria. Hal ini dimaksudkan untuk membuang sial pengantin pria dan juga melambangkan perjalanan hidup kedua mempelai agar senantiasa bahagia dan terhindar dari rintangan yang berarti.

Balangan gantal atau Lempar sirih

Selanjutnya pengantin wanita yang didampingi pendamping pengantin akan dibawa menuju tempat pengantin pria dan keluarga telah menunggu untuk melakukan prosesi lempar sirih. Daun sirih yang digunakan tidak hanya daun sirih biasa namun diisi dengan bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau hitam yang kemudian digulung dan diikat dengan benang putih.

Untuk tata caranya kedua pengantin akan berdiri saling berhadapan kemudian gulungan daun sirih yang telah disiapkan akan saling dilempar oleh kedua mempelai ke pasangannya.

Prosesi adat ini sudah barang tentu bukan tanpa makna, akan tetapi melambangkan pertemuan jodoh antara kedua mempelai yang telah disatukan dengan kasih suci. Dan melempar gulungan daun sirih merupakan simbol saling melempar cinta diantara keduanya.

Ranupada dan Wiji Dadi

Pada prosesi ini mempelai wanita akan membasuh kaki pengantin pria dengan menggunakan ranupada yang terdiri gayung, bokor, baki, bunga sritaman, dan telur. Membasuh kaki suami ini merupakan sebuah simbol pengabdian seorang istri pada suaminya dalam menjalani bahtera rumah tangga.

Jika kamu pernah melihat tahapan ini yang diikuti dengan injak telur. Hal ini tidak terjadi pada prosesi pernikahan adat Yogyakarta, karena prosesi injak telur hanya dilakukan pada adat Solo atau Surakarta. Untuk pernikahan adat Yogyakarta prosesi injak telur diganti dengan wiji dadi alias memecah telur kampung oleh Ibu Adat. Telur ayam kampung mula – mula disentuhkan pada dahi pengantin pria, kemudian ranupada akan dipecahkan oleh pemimpin Ibu Adat.

"Sayang, geli. Duh, eh." Darren meringis kegelian saat Mikhayla membasuh kaki Darren dengan air.
Bukannya iba malah Mikha sengaja menggelitik sedikit hingga Darren sedikit terkejut tentu saja membuat yang melihat tertawa oleh ulah kedua pengantin baru.
"Nanti aku balas Sayang!" bisik Darren pada Mikha.

Menuju Pelaminan

Setelah prosesi wiji dadi, maka dilanjutkan dengan berjalannya kedua pengantin menuju pelaminan dengan jalan berdampingan dan masing – masing kelingking mempelai saling berpegangan hingga menuju pelaminan.
"Aku tahu, aku cantik! Sudah jangan ngeliatin terus! Nanti kau dianggap mesum Es Balok!" Mikha berbisik pelan pada Darren.
"Sayangku memang cantik dan hari ini aku terpesona akan kecantikkanmu."
"Please deh Mamas Darren sempet-sempetnya Gombal!"

Tampa Kaya

Tampa kaya ini sama dengan prosesi kacar kucur. Dimana sang mempelai pria akan mengucurkan biji-bijian, gabah, padi, beras, jagung, beberapa bumbu dapur, bunga sritaman, dan juga uang logam. Tampa kaya melambangkan sebuah tanggung jawab yang dimiliki oleh suami dalam mencari nafkah memenuhi segala kebutuhan rumah tangga.

Untuk tata caranya sang mempelai pria akan mengucurkan kain yang telah diisi dengan biji-bijian, gabah, padi, beras, jagung, beberapa bumbu dapur, bunga sritaman, dan juga uang logam, kemudian sang pengantin wanita akan menampung kucuran tersebut dengan selembar kain putih yang kemudian diikat rapih. Disini saat sang wanita berhati – hati menampung kucuran tersebut artinya adalah sang wanita bertanggug jawab untuk mengatur keuangan dengan baik yang telah diberikan suami.
"Sayang, nanti beras dan biji-bijian ini aku ganti dengan seluruh cintaku yang akan aku berikan padamu." bisik Darren pelan menggoda Mikha.
Darren please deh! Kenapa jadi jago gombal ya!
"Mana kenyang kalo diganti cinta, aku maunya diganti kartu hitam milikmu!" Mikha sengaja berkelakar.
"Apapun yang kamu mau, akan aku berikan Sayang!" Darren tak kalah dengan rayuannya yang semakin pool.
"Dasar Gombal!" Mikha mencuri sedikit sempat memeletkan lidahnya.

Dahar Klimah

Pengantin pria akan membuat 3 kepalan nasi kuning yang kemudian dimakan oleh sang wanita. Yang membedakan prosesi pernikahan adat jogja dengan adat Sunda adalah tidak adanya prosesi suap – suapan.
"Hei jangan besar-besar bulatannya, kamu pingin aku keselek!" Mikha membolakan melotot melihat Darren yang kini diminta membulatkan kepalan nasi kuning.
Darren menyuapi Mikha "Enak Sayang? Aku coba?" Darren malah menyuapi juga dirinya.

Melihat hal itu sang pandu manten mengingatkan Darren kalau tak boleh melakukan itu sambil berguyon.
"Mas Darrennya laper Mbak Mikha, sabar Mas nanti malam bebas mai makan yang lain juga boleh."
Gelak tawa membuat suasana ramai tentu saja wajah Mikha merah merona.
Sedangkan Darren pikirannya travelling sambil menaikkan kedua alisnya pada Mikha.
"Dasar Omes!" dengus Mikha pelan.

Sungkeman

Sungkemana menjadi prosesi terakhir yang dilakukan pada upacara adat Panggih pernikahan adat jogja. Prosesi ini paling mengharukan. Dimana kedua pengantin akan saling berlutut didepan orang tua, dan dengan posisi menyembah. Prosesi Ini melambangkan sebuah bakti dan tanda hormat seorang anak atas kasih sayang dan pengorbanan orang tua dalam mendidik dan membesarkannya. Selain itu, kedua mempelai juga meminta maaf atas kesalahan – kesalahan yang telah diperbuat dan juga meminta doa restu untuk menjalani hidup rumah tangga yang akan diarungi sebentar lagi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience