Aku milikmu

Romance Series 4504

President Suite disulap menjadi kamar pengantin yang indah bertaburan bunga dan lilin-lilin menambah syahdu dengan lampu temaram remang-remang membuat kedua pasangan suami istri yang baru SAH kurang dari 24 jam seketika kikuk dan membisu.
"Aku mau mandi dulu Sayang, atau kamu duluan?" gugup itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut pria yang kini berstatus suami Mikhayla.
"Duluan saja. Aku mau membersihkan make up." Mikhayla kikuk harus melakukan apa dan ia memilih menuju kaca di sudut nakas.
Darren yang berganti baju dan sudah mandi kini duduk diranjang menatap istrinya Mikhayla yang sedang membersihkan make up. Melepas satu persatu aksesoris dikepalanya perlahan.
Darren menatap dengan gusar kearah istrinya. Perlahan Darren mendekati istrinya yang kini berdiri selesai membersihkan make upnya.
Mikha merasa seluruh badannya berkeringat karena seharian menyalami tamu undangan dan menjalani segala prosesi pernikahan bergegas ingin mandi menyegarkan tubuhnya sekaligus menghindari tatapan Darren yang sangat membuat ia gugup.
Melihat pergerakan istrinya, tanpa sadar dan mengikuti naluri Darren menahan Mikhayla.
"Sayang, Mau kemana?" Darren perlahan berjalan mendekati Mikha, tangan kekar Darren berhasil meraih pinggang istrinya memeluknya dari belakang.
Mikhayla berada dalam posisi ini seperti ini membuat tubuhnya sedikit bergetar.
Pelan Darren memutar tubuh Mikha menghadapnya, netra keduanya bertemu membuat sang istri jadi salah tingkah dan reflek menunduk.
Wajah Mikha menunduk mengalihkan pandangan yang bikin jantung seakan berontak berdetak tanpa aturan dan lebih cepat hingga debaran membuat nafas memburu.
Masih saja salah tingkah setiap kali wajah Darren mendekat padanya.
Rangkulan Darren pada pinggang Mikha mengikis jarak keduanya.
" I Love you Sayang." wajah blasteran dengan pesona mematikan nyaris menyentuh hidung mancung keduanya.
Dibawanya Mikha dalam pelukannya dengan erat dan lama.
"Dar," Mikha dengan lirih masih menetralkan irama jantung yang temponya semakin naik.
"Call me honey, darling!" netra biru milik Darren mengabut sendu siratkan ada yang tertahan.
"Aku mau mandi dulu, Dar?" hilang Mikhayla yang bawel menjelma Mikhayla si kikuk dan canggung.
"Coba panggil yang bener." Darren semakin menggoda Mikha menyolek hidung yang membuat gemas.
"Aku mandi dulu, honey." meski kesulitan akhirnya selesai dengan kalimat yang sukses membuat Mikha terbata-bata.
Darren mengendurkan pelukannya. "Mau aku mandiin?" Goda Darren sambil mengedipkan sebelah matanya.
Mikha mencubit pinggang suaminya matanya membola tentu saja terkejut Darren malam ini berubah omes.
"Auwww! Sakit honey, nakal ya!" Darren kembali meledek istrinya memajukan wajahnya sedekat mungkin.
"Do you love me baby?" Darren masih memeluk Mikha sambil mengusap pipi mulus istrinya.
Wajah Mikha merah merona dengan pertanyaan dan perlakuan suaminya meski sekujur tubuhnya meremang akibat sentuhan.
"Sayang, jawab dong." Darren tahu istrinya malu-malu meong padanya.
"Enggak!" Mikha kini mulai bisa meledek.
"Bener?" usapan jemari Darren kini membelai telinga hingga leher jenjang Mikha.
"Duh, kenapa tuh tangan jadi kemana-mana?" batin Mikha gugup.
"Sayang, boleh aku minta sesuatu?"Darren tampak sudah Mode ON.
"Mau minta apa?" Mikha semakin gugup.
"Aku mau makan."Darren mulai tersulit g@irah.
"Makan saja!" Dita berusaha menetralkan jantung yang kini hampir loncat.
"Mau makan kamu boleh?"
"Hah!" jerit Mikha kaget.
"Aku belum melakukan apaput kamu sudah menjerit begitu sih." Darren semakin menggoda istrinya.
"Aku mau mandi!" Mikha melepaskan diri tapi tidak berhasil.
"Iya, tapi jangan lama-lama ya, atau mau aku mandikan?." Darren bener-bener bahagia melihat kegugupan Mikhayla.
Darren melepaskan pelukannya dan mengiikhlaskan istrinya pergi mandi.
Mikha segera mengambil pakaian ganti dan keperluan lainnya. Tak Lupa ada Paper Bag yang diberikan Mommynya dan Mertuanya dibawa pula ke kamar mandi.
Ceklek!
Mikha mengunci kamar mandi dan masih menetralkan sengatan listrik dalam tubuhnya.
Irama jantung mengalahkan musik di tempat dugem membuat sang pemilik memilih sejenak menetralkannya.
Perlahan, melepas pakaian pengantinnya dan mandi dengan perasaan gugup.
Agak lama Mikha mandi karena gugup tak kunjung hilang.
Semakin dibayangkan justru semakin kencang gugup dalam hatinya.
Mikha membuka Paper Bag pemberian kedua Mommy, penasaran Mikha mengeluarkan isi didalamnya.
"Astaga!"
Mikha melihat sebuah baju kekurangan bahan warna merah maroon dan Parfum.
"Mommy aneh-aneh saja!" Mikha merentangkan baju haram pemberian Mommynya.
"Apa harus memakainya?"
Teringat ketika Mommy memberikannya, sambil berkata "Sayang, Mommy mau kamu pakai yang ini, Nikmatilah Malam Pertamamu dengan Penuh Bahagia bersama Darren!"
Mikha masih ingat kedipan mata Mommynya sambil tertawa.
"Aku tak menyangka Mom semesum ini!"
Mikha akhirnya memakai Lingerie pemberian Mommynya.
Disemprotkan Parfum di leher, Dada, Perut, pergelangan tangan dan belakang telinga.
Sejenak Mikha menatap Dirinya dicermin.
"Baju ini, benar benar kurang bahan!" Mikha bergidik ngeri melihat pantulan dirinya dicermin.
Mikha mengambil bathrobe, memakainya untuk menutupi tubuh yang terbalut baju haram.
Mikha berdiri memegang handle kamar mandi. Sejenak terdiam, kaki Mikha terasa lemas.
Rasa gugupnya malah semakin menjadi-jadi.
Perlahan Mikha membuka pintu kamar mandi.
Mikha berjalan menuju meja kaca besar, mematut dirinya memastikan apakah ia cantik sambil menyisir rambut panjangnya.
"Seksi!" melihat bathrobe putih diatas lutut Mikha Darren mencelos.
Darren yang sudah dirasuki hasrat, berjalan perlahan mendekati istrinya.
"You are Sexy, honey."
Darren memeluk pinggang ramping Mikha sambil menghirup harum rambut panjang terurai dihadapannya.
Pantulan keduanya terlihat dicermin sukses meronakan wajah Mikha hingga tersipu.
Perlahan Darren memutar tubuh istrinya.
Menyisir setiap bagian wajah Mikha yang sejak awal mencuri hatinya.
Membelai lembut wajah poles tanpa make up meski terlihat semakin cantik.
Darren menyatukan kening mereka.
Kini tak ada lagi batas keduanya.
Saling merasakan debaran jantung yang melaju kencang bagai simfoni pengiring menuju nirwana.
Melihat Mikhayla menunduk malu-malu, tangan Darren mengangkat dagu istrinya,
"Boleh?" Darren menatap untuk meyakinkan istrinya.
"Boleh apa?" Mikha bukan tak mengerti hanya memperjelas.
"Izinkan aku memilikimu seutuhnya malam ini."
Darren mendaratkan ciuman di bibir sensual Mikhayla, benda kenyal yang membuat pikirannya sering traveling.
Lembut, pelan dan hangat.
Dilepasnya sejenak untuk menatap istrinya, "Nikmatilah Malam ini Sayang."
Darren kembali mencium istrinya namun kini dengan lebih bergairah dan menuntut.
Bibir Mikhayla terasa candu menagihnya lagi dan lagi.
Dilumatnya bibir itu yang telah lama membuatnya gemas.
Mikhayla yang merasakan pengalaman pertama baginya masih kaku harus bagaimana membalasnya.
Darren tahu Mikha canggung, Darren menggigit kecil bibir Mikha hingga sedikit terbuka dan mendorong lidahnya untuk masuk memilin-milin lidah istrinya hingga ritme ciuman itu mampu membuat sang istri tersengal-sengal.
Mengeksplor seluruh isi rongga mulut istrinya tanpa ada yang terlewat.
Darren melepaskan ciumannya memberikan jeda istrinya untuk bernafas sebelum ia menyerangnya kembali.
Perlahan namun pasti Darren mengikuti nalurinya karena ini kali pertama untuknya dan Mikha.
Sentuhan Darren mampu melenakan dan membuat Mikha memejamkan mata menikmati surga dunia yang banyak orang bilang.
Ketika tangan kekar Darren melintasi dataran tinggi himalaya tentu saja membuat sang pemilik merasakan sensasi luar biasa hingga lengkuhan manja lolos begitu saja.
Senyum Darren mengembang. Mengetahui istrinya menikmati apa yang dilakukan Darren kembali melanjutkan pendakiannya menyusuri lereng indah yang terpampang nyata pahatan sempurna mahakarya sang pencipta.
Setiap pendakian tentu akan sampai puncaknya.
Darren menghentikan sejenak, ditatapkan perhiasan dunia, makhluk tuhan paling sexy sekaligus bidadari surganya.
"Aku akan masuk sekarang Sayang. Tahan ya."
Anggukan Mikhayla disela nafasnya yang tersengal menjadi tanda persetujuan bagi Darren untuk penyatuan mereka.
"Akhh!"
Jeritan lolos tanpa tertahan.
Mikha merasakan sesuatu yang terkoyak. Sakit, perih, ngilu namun sedikit asing.
"Sayang, are you ok?" Darren terkejut ternyata akan sesakit itu.
Kembali Mikha mengangguk.
Akhirnya berhasil sudah keduanya mencapai garis finish.
Darren merapikan rambut Mikha menautkannya dibalakang telinga.
"Thank you honey, taking care of it for me." Darren mengecup kening Mikha.
"You are the first and last for me." tatap Mikha dengan wajah kelelahan.
"Me too." dikecupnya pucuk kepala sang istri.
"Sayang, aku lelah. Tidur yuk!"
Darren tertawa, " Iya, kita tidur. Tapi besok pagi, kita akan melakukannya lagi."
Kedipan mata Darren disambut oleh cubitan Mikha dipinggang sixpack miliknya.
"Auww!"
Keduanya tertawa sebelum akhirnya tertidur pulas sambil saling berpelukan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience