Didalam sebuah kereta ada Atiqah dan Fuzel
" macam mana dengan hari pertama ? Semua baik baik je ke ? " Fuzel bertanya sambil mengenderai keretanya
" Kau kan awasi aku setiap masa. Untuk apa kau tanya ? " dengan malas Atiqah menjawab
" Maksud saya , ada yang menganggu fikiran kamu ke selama belajar ? Ada yang membuat kamu tak suka ? " Fuzel bertanya lagi ,kadang matanya melirik Atiqah disisinya
" Tak. Kenapa aku kena pakai marga Tengku hah ? Aku bukan berasal dari keluarga mereka. Tak suka betul ! " Atiqah mengatakan taksuka dengan suara yang dibuat benar benar taksuka
" Keluarga Tuan Tengku sudah menganggap kamu sebagai keluarga juga. Kenapa kamu tak anggap mereka sebagai keluarga kamu , padahal mereka baik je dengan kamu. Ibu kamu pun, tak pernah tak risau kan kamu tahu. Lebih baik kamu ubah sikap kamu, kamu taknak ke jumpa kakak kamu di Perak. " Fuzel sedikit menekankan maksud perkataan nya
" Kau ! "
" Atiqah. Seeloknya kamu mula panggil Tuan Tengku dengan panggilan Papa, Ibu kamu dengan menghormati mereka. Abang abang tiri kamu. Kakak tiri kamu. Sekarang abang kamu pun tak membenarkan kamu guna handfone kan, kalau kamu sedikit mengubah diri kamu menjadi lebih baik, sekurang kurangnya kamu boleh tahu kan kabar keluarga kamu di Perak. "
" Kau sepertinya tahu banyak " Atiqah menjawab dengan sinih. Dan Fuzel hanya tersenyum. Dia tahu Atiqah sedikit terasa.
" Tapi aku rasa tak guna handfone buat masa sekarang lebih baik. " Nada bicara Atiqah menandakan dia sedang berfikir.
' aku taktahu bahaya apa yang mengejar aku dimasa depan. Berkawan dengan Mely pun aku masih taktahu bahaya apa yang akan aku hadapi. Aku tak sekuat mana. Nak hadapi hal ni sama je seperti serah nyawa. ' Fuzel yang melihat Atiqah seperti memikir sesuatu itu hanya diam saja.
Atiqah memandang Fuzel ' kenapa tidak aku panggil dia abang, dia baik. Perhatian. Meski dia hanya ditugas menjaga aku. Tapi dari mata dia , dia menganggap aku sebagai seorang adik. Aku yakin ' " Abang " Atiqah sedikit membisik untuk memanggil Fuzel.
Fuzel memandang Atiqah sekejap
" Kamu panggil saya ke ? " Fuzel bertanya
" Aku berfikir.. Bagaimana kalau aku panggil kau abang. Itu terdengar baik " Ucap Atiqah. Fuzel hanya diam
" Abang Fuzel pernah nampak bodyguard Mely tak tadi ? " Atiqah memulakan dengan bertanya
" Kami ada bercakap tadi ? "
" Dia orang yang baik ke ? " Atiqah bertanya lagi
" Siapa ? " Fuzel tak faham
" Bodyguard Mely "
" Watak yang sombong. Tapi baik. " Fuzel menerangkan
" Abang Fuzel kenal dia ? " Atiqah bertanya sekali lagi
" Kawan semasa latihan menjadi bodyguard. " Fuzel hanya menjawab
" Dunia sungguh kecil "
Dan akhirnya mereka sampai di halaman rumah keluarga tiri Atiqah
Fuzel memandang Atiqah ketika sudah memarkin kereta
" Kamu akan mula panggil apa pada Papa tiri kamu ? " Fuzel bertanya
" Tidak tahu. Oh ye bang Fuzel , sampai bila bang Fuzel jaga Atiqah ? " Afiqah keluar dari perut kereta
Fuzel juga keluar " Tak pasti " Fuzel menjawab ketika Atiqah sudah sampai disisinya
" oh.. Jadi akan ditukar la kan " Setelah itu Atiqah terus ke pintu utama untuk masuk
Ketika sampai di ruang tamu, ada beberapa orang sedang berborak
" Eh Atiqah ? Macam mana hari pertama ? Ada yang ganggu ke ? " Tengku Rafail bertanya
Atiqah tertegun dengan pertanyaan dari papa tirinya. ' Kalau arwah papa ada lagi, tentu arwah papa akan bertanya seperti itu. Aku tertanya tanya kenapa ibu lebih pilih uncle ni dari arwah papa. Padahal mereka terlihat tidak ada kekurangan. Betul ke ibu lebih pilih kekayaan ? Kalau macam tu ibu sama je macam wanita kat luar sana ' Atiqah tak menjawab pertanyaan papa tirinya, melainkan Afiqah terus memanjat naik tangga untuk ke bilik.
" maafkan Atiqah , Papa . Mungkin Atiqah penat " Puan Alia dengan serba salah meminta maaf pada suaminya
" takpa . Biasa la tu. "
" Papa nak makan dulu, atau makan sama sama dengan anak anak nanti ? " Ibu Alia bertanya pula
" harini papa tak sebuk mana. Papa makan dengan anak anak je. " Terang Tengku Rafail. Puan Alia angguk
" Mummy bawak la Atiqah jalan jalan ke Mall nanti, takla Atiqah terperap je kat rumah "
" Baik Papa. "
> AFIQ <
Afiq sedang mengenderai keretanya untuk balik Perak bersama Ikwan.
Ikwan ditempat penumpang sedikit memeras otak agar dapat memikir sesuatu
" Eh Fiq. Aku lapar la, lupa nak makan. Kita singgah restoran mana mana dulu la " Ucap Ikwan pada Afiq
Afiq memikir sesuatu. " Em "
Setelah memarkin kereta didepan sebuah Restoran. Mereka turun.
Mereka duduk diluar saja . " Eh Fiq. Kau order dulu. Aku nak pergi tandas jap " belum mendapat anggukan dari Afiq, Ikwan sudah pergi.
" Aku tahu kau nak pergi mana sebenarnya " Afiq bercakap perlahan yang memang hanya dia yang dengar.
> ATIQAH <
Atiqah sedang berada tepat didepan komputernya. Hanya memandang kosong .
" Aku rasa aku ingat e-mail kak Nurul. " Atiqah segera mengerjakan tetikus. Tiba tiba
Bommm - Komputer meledak.
Atiqah terhentam dinding dibelakang
" Akhh " Untungnya Atiqah tak kenapa kenapa. Sebab yang meledak hanya mengeluarkan asap bukan api.
Atiqah mengatur nafas. IPad nya berbunyi menandakan ada Videocall dari seseorang. Segera Atiqah mencapainya yang berada di atas katil.
' unknown ' " Siapa ni " Atiqah agak ragu untuk membukanya. Tapi ibu jari Atiqah menggeselkan butang hijau keatas.
Lelaki bertopeng setengah muka serta iris bermata merah muncul di layar
" HAHAHAHAH masih hidup. Ahahaha. Itu bukan apa apa. Tapi, bagaimana dengan keluarga kau di Perak. Ahahahaha. Pasti MATI ! " setelah itu Videocall dimatikan. Atiqah agak terpaku
Bunyi ketukan pintu bertalu berkali kali
" Atiqah sayang ? Bukak pintu sayang. Kami dengar bunyi letupan dari bilik kamu ? Kamu baik baik je ke ? Sayang ? " Suara Puan Alia terdengar di luar. Tapi Atiqah seperti tidak mendengarnya, Dia masih terpaku dengan hal ini.
Matanya memandang komputer yang baru meledak , komputer itu hancur dan masih tinggal asap, kepingan hancur pula warna hitam legam. Dinding dibelakang juga warna hitam. Tangan Atiqah yang masih mengengam iPad itu mengengam erat IPad. Takut ? Ya. Dia takut terjadi sesuatu pada keluarga di Perak.
Dari luar, pintu dihentam paksa oleh Tengku.
Fuzel dari tingkap kaca Atiqah memecahkan kaca itu. Segera masuk. Dia melihat Atiqah yang termenung sedang bilik yang berantakan . Segera Fuzel mendekati Atiqah
" Atiqah " Fuzel mengoyangkan bahu Atiqah agar dia sedar " Atiqah ! Sedar ! Atiqah ! " Perlahan lahan mata Atiqah memandang Fuzel
" Bang Fuzel. Semua akan hancur ! " Atiqah mengatakan dengan nada risau
Tangg ~ pintu dihempas ke dinding . Tengku dan keluarga lain hanya mampu melihat komputer yang hancur tinggal asap, dinding yang warna hitam, Fuzel dan Atiqah yang saling berhadapan
Ibu agak terkejut " Na'Am.. Ada apa sayang. Apa yang terjadi " Puan Alia terus memusing bahu Atiqah agar berhadapan dengan mereka . Yang mereka lihat, Atiqah yang diam saja
" Bro. Apa yang jadi ? Kenapa bilik Atiqah bersepah macam ni ? " Tengku Bertanya.
" Aku taktahu. Selepas aku masuk, semua dah macam ni. Atiqah pun macam tu je "
' Tentu akan ada yang terjadi pada keluarga kat sana. Aku kena fikirkan sesuatu agar keluarga kat sana selamat ' Atiqah cuba agar kuat
" Atiqah okay. "
" Komputer ni kenapa ? " Tengku Rlia pula bertanya
" cuaca agak panas mungkin. Jadi ia menggelegak sedikit. Hal kecil je tu. Dah la Atiqah nak keluar, nak jumpa kawan. Jum bang Fuzel " Dengan tenang Atiqah keluar bilik. Fuzel sedikit menganga
" Fuzel , kenapa Atiqah panggil kamu abang ? Siapa kawan Atiqah " Tengku Rafail bertanya
" Atiqah kata dia nak berubah jadi lebih baik. Kawan dia anak kepada keluarga Tang. Tuan saya izin hantar Atiqah "
" Ye hati hati la " Tengku yang melihat Fuzel keluar sedikit sedih dalam hati
' untung nya , aku abang tiri pun, tak dipanggil abang. Huhh ' Tengku memerhati seluruh bilik. Tengku mengeluarkan handfonenya , dan menangkap gambar keadaan bilik yang berantakan ' Aku yakin ini bukan kebetulan. Tentu ada hasilnya setelah aku selidik. '
" Bang.. Untuk apa abang ambik gambar " Rlia bertanya
" Abang nak hantar pada Taha dan Abang Rafi. Oh ye Arumi mana ye ? Bukan dia tak ikut Taha ke ? " Tengku bertanya
" Ohh bang Arumi yang handsome tu ? Dia pergi jumpa kawan " Rlia pun keluar dari biliknya.
Share this novel