Setelah mesyuarat awal pagi tadi. Afiq terus masuk bilik dan solat subuh . Setelah solat subuh, Afiq bergerak ke katil dan mencapai satu kepingan gambar yang diberi Ikwan tadi.
Afiq menatap dalam dalam gambar itu, gambar yang seharusnya sudah lama tapi warnanya masih baru. Ada seorang gadis kecil berbaju t shirt lengan pendek warna hijau muda. dihiasi lukisan kartun Sofia The First didepan bajunya.Serta berseluar pendek warna pinch .Rambut yang sangat sesuai dengan wajahnya iaitu The Pixie
Dibelakang gadis itu ada dua orang gadis remaja kembar seorang berbaju T shirt biru tua dan seorang lagi disisi kanan berbaju T tshirt warna biru muda. Kedua duanya memakai tudung hitam .
Seorang lelaki yang lebih tua dari kedua gadis itu duduk diatas batu besar disebelah gadis kecil itu, sedang memakai baju t-shirt oren tanpa koler serta berseluar putih. Rambutnya Slicked Back yang menutup sebahagian wajahnya.
Di belakang lelaki itu ada orang tua mereka , Ibunya memakai Gaun kuning setengah lutut , rambut hitamnya terlerai kebelakang. Kepala ibu itu bersandar pada suami nya. Tangan kirinya memegang perutnya yang sedang mengandung 9bulan. Suaminya pula berbaju T shirt Henley lengan pendek. Warna yang sangat cocok iaitu biru tua dan putih hitam. Berambut pendek sangat kemas dengan umur 40an.Lelaki itu berdiri sambil memeluk isterinya dengan tangan kiri. Tangan kanannya memeluk seorang lagi anak lelakinya di sisi kanan
Anak lelaki itu agak berisi tapi tidak gemuk. Lebih tua dari anak lelaki yang duduk di batu tadi. Memakai T shirt hijau muda berseluar kelabu. Rambut perang itu mengikut papanya Arwarhum Detektif Tajul. Rambut itu berstail Bulk, lebih menampakkan kekacakannya saat rambutnya basah dengan air . Dileher anak lelaki ini ada 2 rantai hitam. Yang pendek ialah tulang dan yang panjang adalah tulang
Mereka semua sedang bercuti di sungai . Senyuman yang menunjukkan mereka bahagia di gambar itu.
Afiq tersadar dari lamunan nya ketika telefonnya berbunyi.
Tutr tutr tutrr ~ Afiq segera mencapai handfone di sisinya.
' AYAH '
" ayah.. " Belum Afiq menghabiskan ucapannya , Encik Hussein sudah menghentikannya
" Assalamualaikum wbt.. Kamu selalu ingatkan Tim kamu untuk memulakan yang wajib bukan ? Tapi kamu ! Haihhh " Tegas Encik Hussein didalam talian
" Waalaikumusalam ! .. ayah... " Encik Hussein memotong lagi pembicaraan anaknya
" Lembut lagi Afiq... "
Afiq senyum " Waalaikumusalam.... Ayah boleh Afiq bertanya ? " Afiq bertanya dengan lembut. Afiq memang tegas. Tapi itu dengan Timnya sahaja agar Timnya tak main main. Tapi bila dengan keluarga Afiq.. Afiq sering ceria
" Ya boleh.. tanya apa tu yang tak sabar sangat .. Sampai tak tanya khabar Ayah pun.. " Gurau Encik Hussein dengan anak nya
" Maaf yah.. ni Afiq nak tanya pasai Almarhum detektif Tajul " Nada suara Afiq mula serius. Afiq mendengar hembusan lembut ayahnya di talian
" Apa itu ? Ada kena mengena dengan tugas disana ke ? " Encik Hussein sebenarnya tak mahu ungkit masa lalu sahabat lamanya
" Ada ayah. Afiq nak tanya tentang anak anak detektif Tajul ? Ayah tentu kenalkan ? Sebab kan ayah pernah cakap, ayah sendiri pernah dibawa detektif Tajul ke rumah nya. Mesti Ayah pernah jumpa kan anak anaknya " Afiq mencuba cara yang terbaik untuk memujuk ayahnya untuk kongsi informasi
" Ada masalah apa sebenarnya Afiq ? Ayah tak boleh kongsi jika itu melibatkan hal peribadi " Encik Hussein makin pelik dengan anaknya ini
" Macam ni yah, seorang dari anak detektif Tajul adalah musuh kita yah , Jadi... " Encik Hussein sudah dapat agak apa yang akan Afiq katakan
" Afiq... siapa anak nya itu ? terus terang lahh " Suara Encik Hussein yang tegas itu menjadi lembut
" Muhammad Taufiq " Ucap Afiq
" ayah akan melawat anak Armarhum detektif Tajul minggu depan , Kamu nak ikut ke ? " Encik Hussein harap anak nya setuju
" Tidak ayah.. Afiq akan pergi bersama Tim Afiq.. Dimana ayah ? " Afiq menolak
" Bagaimana kalau Ayah tanya anak anak Detektif Tajul dahulu " Encik Hussein berkeras agar Afiq menerima tawarannya tapi dengan cara lembut
" Ayahhhh... " Afiq cuba buat ayahnya faham
Encik Hussein terdengar menghembus nafas kasar.
" Ayah akan kirim alamatnya pada kamu lepas ni.. Ayah tutup ni "
" Terima kasih yah... "
Tuttuttuttt
Share this novel