Atiqah berada di gym dalam rumahnya atau tepatnya disebelah bilik nya. Dia langsung tak berminat mendengar keterangan atau Soal jawab dari detektif dan sang kakak. Yang Atiqah sedang lakukan saat ini adalah mengangkat beban untuk otot tangannya dengan penuh konsentrasi.
Di bawah , detektif baru saja balik. Cuma tinggal Ibu, papa tiri mereka, kak Nurul dan Nurin.
" Yang sabar nak. Ibu yakin dengan naluri seorang ibu, anak ibu masih baik baik saja. " Ujar Puan Alia menenangkan anak anaknya
" maaf ibu, maaf kami tak jaga adik Jihah dengan baik sampai sampai dia hilang tanpa jejak. Maaf ibu , maaf. Maaf kan Nurul dan Nurin bu. " Ujar Nurul yang sedang membenamkan wajah nya pada bahu sang ibu begitu juga Nurin.
" Bukan salah kamu. Kamu berdua sudah menjadi seorang kakak yang terbaik. Terus percaya diri. " Ujar Puan Alia lagi.
Tiba tiba Nurin mengingat sesuatu. Segera ia mengangkat wajahnya dan mengelap segala air mata yang mengalir.
" Ibu, papa. Kenapa Na'Am berubah ? Seolah dia langsung tak peduli akan hilangnya adik. Kenapa Ibu, papa ? " Soal Nurin, Nurul yang mendengar mengangkat wajah dan membenarkan kata kata Nurin.
" kami juga terkejut dengan tindakan nya. Dia sangat dingin dan keras kepala setelah kepergian arwah Fuzel. Mungkin dia masih syok. Mungkin juga dia masih tak terima. Papa tak tahu. Tapi papa yakin, dia sedang marah dan membara bara. Seeloknya kalau kamu berdua ingin bercakap tentang dia, atau bercakap tentang Atiqah. Hati hati, nanti kamu berdua pula yang jadi tempat pelampias marahnya . " Ucap Rafail. Nurul dan Nurin mangut mangut cuba mengerti.
" Tapi pa, ibu. Na'Am kenapa dengan mudah bantu sang detektif temui bukti, dan lagi. Na'Am sering berada di bilik Gym daripada bercakap atau berjumpa dengan kami. Ada apa sebenarnya dengan Na'Am ? " Soal Nurul pada kedua orang tua itu.
" Arumi yang ajar. Entah apa yang terjadi, bahkan Arumi sendiri taktahu untuk apa Atiqah belajar semua tu dalam waktu singkat. Padahal exam dia 5 bulan lagi. " Ucap sang Ibu yang juga merisaukan Atiqah.
" Eh betul juga ni, buka seharusnya Na'Am sekolah ke sekarang ? Kenapa ada kat sini ? " Soal kembali Nurin
" Tadi setelah kamu kasi khabar, Lulu terus mintak Raja jemput Atiqah. Begitu lah. " Ucapan Rafail terpotong ketika melihat Atiqah turun dengan sebuah buku tebal ditangannya.
" Eh Na'Am sayang ? Nak kemana ni ? " Soal Sang Ibu. Begitu juga Nurul dan Nurin yang ingin tahu
" Keluar " setelah itu Atiqah terus pergi tanpa melihat kearah 4 manusia itu.
" kemana dia mahu pergi ? Bahkan saat bercakap langsung tak tengok kita ? " Soal pelik Rafail ' apa betul dugaan aku selama ni ? Atiqah sedang berdendam ? ' Batin Rafail pula yang tidak ingin keluarga kecilnya itu risau.
> ATIQAH <
Sebenarnya Atiqah sedang membaca buku Kung Fu Journal. Tiada habis nya kerana buku ni hingga muka surat 1900 . dan berakhir dengan ucapan misteri di belakang buku. Untuk muka surat ke 2000.
Atiqah sedang berjalan untuk menuju keluar, rasa hati ingin jalan jalan di taman. Entah apa yang Atiqah pikir, mungkin memang betul dirinya langsung tak merisaukan sang Adik yang hilang dengan misterinya.
Saat baru tiba didepan pagar, Atiqah melihat kearah rumah Afiq, Atiqah rasa penasaran akan sesuatu, jadi kakinya bergerak mengikut gerak hati
Tingnong Tingnong ~ bunyi loceng yang Atiqah bunyikan.
Suara itu membuat sang pemilik dan yang lain nya terkejut, kerana mereka sangat fokus hingga tiba tiba loceng rumah berbunyi.
" Siapa yang datang ? Ce tengok cctv Foza. " Ujar Aris yang masih dengan laptop nya.
" ok " Singkat sahaja yang dijawab Foza.. " Err, ni seorang anak perempuan seakan berumur 17 ke 19 macam tu. Tinggi dan kurus namun tetap cantik. " Ujar Foza dengan memuji Atiqah diakhir ucapannya
" Siapa yang kau maksud ? " Soal Nawi lagi. Namun loceng berbunyi lagi
" Aris, pergi tengok. Sepertinya jiran tu. Atau mungkin bekas pelajar kita. " Ujar Afiq yang mata tak mengalirkan dari laptopnya
" Baik Tuan " Dengan pedenya Aris berjalan melenggang keluar
" Oh My God. " Dengan terkejut Aris buka pintu. Malah tak didengar mereka yang sebuk didalam rumah .
" Atiqah, cari siapa ? " Soal Aris dengan masih cuba tidak terkejut walau sangat terkejut
" kenapa cikgu sangat terkejut ? " Soal Atiqah pula
" Cikgu fikir kamu kat KL. Tiba tiba tercongok kat si- " belum selesai Aris jawab sudah terpotong Atiqah
" Saya nak jumpa cikgu Afiq. Boleh saya masuk ? " Soal Atiqah lagi
" Jumpa Afiq ? Masuk ? Tunggu kat luar je la.. " Lagi lagi terpotong Atiqah
" maaf cikgu bila tak sopan. Tapi saya buru buru. " Atiqah terus melolong masuk tanpa dicegah Aris.
1 detik, 2 detik, 3 detik..
Baru Aris sedar Atiqah sudah masuk..
> AFIQ <
Afiq langsung tak sedar tetamu tak diundang masuk kerumah sang detektif. Namun Foza terkejut saat melihat seorang gadis yang dipujinya sebentar tadi berada didepannya.
" Cikgu Afiq. " Panggil Atiqah. Afiq terus melihat kearah yang memanggil, begitu juga sang sang detektif yang terkejut
Tapi sepertinya Afiq langsung tak berniat untuk terkejut
" kamu dah datang ? Yakin ke tak terkejut nanti ? " Soal Afiq yang seperti memang menunggu kedatangan Atiqah.
" Ye, sebagai balasan seperti yang sudah disetujukan. " Ujar Atiqah pula seolah mereka berjanji bertemu dan mengotakan sesuatu.
" Eh Fiq- " Nawi ingin bertanya, tapi terlanjur sebab Afiq bangun dan menuju keatas diikuti Atiqah.
" Eh apa tu ? Atiqah dah tahu ke siapa kita ? " Soal Nawi pada Aris. Dan dijawab angkatan bahu dari Aris.
> ATIQAH/ AFIQ <
Mereka tiba disebuah bilik yang gelap,
Klick - Lampu dibuka Afiq
" Ni beberapa bulan lepas bilik milik Ikwan. Semua barang dia dah bawak pergi setelah mencederakan Fuzel . " Ujar Afiq berjalan masuk diikuti Atiqah.
" bawah Atiqah kebilik rahsia " Ujar Atiqah yang kurang minat dengan bilik itu.
Afiq melihat Atiqah, " Ingat janji kamu " Ucap Afiq ingatkan Atiqah
" I know. " Sambung Atiqah.
Mereka turun tangga dan lagi lagi mengejutkan sang sang detektif itu, Afiq dan Atiqah menuju sebuah ruang belah kiri, mereka menuju kebawah, dan melihat ada sebuah rak yang menghalang,
" Sebelum nya cikgu sendiri taktahu ada bilik macam ni. Tapi cikgu sering melihat Ikwan kemari. " Ujar Afiq dan melewati almari itu, ada sebuah bilik yang kecil.
Kalau dalam ingatan Thor, bilik ni yang dibicara kan Atiqah dan Dellia tempoh hari di taman halaman belakang rumah.
" cikgu tinggalkan kamu kat sini. " Sambung Afiq dan tinggalkan Atiqah disitu.
Atiqah melihat sekelilingnya tanpa menyentuh,
> AFIQ <
Afiq sampai diruang tamu, terus disoal oleh teman sekaligus rakan timnya
" Afiq, Atiqah dah tahu siapa kita ke ? " Soal Nawi yang tak boleh tahan rasa penasarannya
" Em macam tu la. Aku dengan dia buat kesepakatan. Jadi dia setuju dan aku setuju. " Ucap Afiq seperti tidak mempermasalahkan ini.
" Tak bawak masalah ke Fiq ? Aku tengok Atiqah dari awal ada aura gelap bercampur merah. Sebenarnya ada apa ? Aku sangat seram dan terkejut ketika melihat Atiqah. " Soal Aris dengan pernyataan sekaligus.
" aku perasan hal itu setelah kepergian bodyguard yang menjaga dan melindungi nya hingga kematian. Bagi aku Atiqah bukan masalah. Selain membantu, kerjasama dan saling percaya itu perlu. Jadi tak perlu risau. Nanti kalau Atiqah buat masalah atau bohong, aku akan menghukum Dengan perjanjian yang dibuat juga. " Ujar Afiq kembali melihat laptopnya.
Foza dan Joho saling melirik
" Err, sebenarnya siapa gadis manis tu ? " Soal Foza pada mereka. Namun yang ditanya tak menjawab dan sambung melakukan kerjanya.
Tak lama setelah itu, Atiqah muncul.
Tanpa melihat, Afiq sudah tahu kenapa Atiqah muncul
" Apa kamu perlu sarung tangan untuk menyentuh sesuatu didalam bilik tu ? " Soal Afiq yang membuat Joho tertekan kesalahan pada laptopnya. Saat ini mereka semua berkerja dengan laptop setelah dengan kertas selesai.
" Emm. Berikan " Ujar Atiqah.
" Jam sekarang hampir petang. Apa kamu tak balik dulu ? " Soal Afiq yang seakan tidak mahu Atiqah menyentuh apa apa.
" Atiqah yakin Jihah hilang dengan misteri akibat ulah Si pekebun bermuka dua. Bagi Atiqah. Jangan buat Atiqah menunggu " Ujar Atiqah yang tak mahu banyak diperbincangkan.
" Jihah hilang ? " Soal terkejut Nawi.
" Rasanya tadi hampir sepuluh detektif datang kerumah. Tapi bukti tetap tak jumpa, tah apa apa je. Cepat la ! Atiqah takda masa ! " Ujar Atiqah lagi dengan sedikit memaksa
Afiq bangun dan menuju sebuah almari kecil ditepi sofa. Dibuka nya di laci paling bawah, satu sarung tangan hitam diambil dan dicampak pada Atiqah.
Tanpa mengucap sepatah kata, Atiqah berlalu pergi.
" Wahh.. Benar benar berubah . " Ujar Aris yang terpaku dengan kejadian
" Wehh, asal aku tak tahu hilangnya adik Atiqah. Fiq kau tahu ke ? " Soal Nawi yang masih tak habis pikir.
" Aku juga tak tahu. "
Share this novel