[ SIAPA KAU SEBENARNYA ]
> AFIQ <
Bilik adalah keberadaan Afiq. Ternyata dirinya sedang pusing dengan beberapa masalah yang timbul berhari hari ni.
Di meja kerja Afiq , Komputer sedang berada didepan nya , Dengan mata tajam Afiq memandang permandangan yang ada di skrin komputer itu. Saat ini Afiq sangat serius, sehingga perkerjaannya terganggu akibat Afiq yang tidak menumpukan perhatiannya pada satu titik.
Afiq bangun dari duduknya, dan bergerak maju ke tandas. Air dibuka, berkali kali wajah Afiq ditampar air.
Selama Afiq ditandas, seseorang memasuki bilik Afiq dengan pantas tanpa berbunyi. Dia adalah Nawi yang sangat bertanggungjawab terhadap Afiq
Nawi terlihat komputer Afiq yang menyala diatas meja kerja Afiq. Segera Nawi mendekat kesana.
" Ohhh , kalau ni hal nya. Bukan seharusnya dia bagitahu kami semua ke ? Kenapa dia buat semua ni sendiri. Patut la dia stress... " Ucap Nawi sendirian ketika melihat di skrin komputer Afiq .
" Kau Buat apa ? " suara Afiq dari belakang Nawi menyoal dengan tefas. Nawi berputar menghadap Afiq dengan tangan kirinya mengaru kepalanya yang tiba tiba gatal
Afiq melihat dibelakang Nawi bahwa Komputernya yang masih menyala
" siapa yang izinkan kau tengok komputer aku ?! " Suara Afiq naik satu oktar.
" Afiq , kau kenapa sebenarnya ? Aku rasa ni hal kecil je. Tapi kau marah macam kesalahan besar. " Nawi menghembus nafasnya kasar bila melihat raut wajah Afiq masih sama iaitu menyeramkan
" Afiq, aku baru sedar. Selama ni kita semua bincangkan tentang cara nak masuk markas Tunzos. Tapi kau kat sini stress sebab dalam masa yang sama markas Utama Tunzos dah berpindah tempat. " Ujar Nawi. Setelahnya Nawi dengan berani menghampiri Afiq
" Afiq " kedua tangan Nawi menyentuh pundak Afiq " Hal ni bukan hal sembarangan. Kita kena bincang sama sama. Kau mesti tahu, kau ketua kami. Afiq yang bijak dalam segala hal, Afiq yang tegas dalam hal kerja. Afiq yang berkerjasama dan tidak mengabaikan tim. Afiq yang selalu memberi semangat pada sesama Tim. Afiq yang tidak pernah lari dari tugas dan bahagikan tugas dengan adil. Tapi mana Afiq tu ? Kau mesti sedar sendiri. Hal ni boleh bahayakan diri kau sendiri kalau kau duduk dalam bilik sendiri dan memikirkan sendiri. Ingatlah, kami Tim Brown akan sedia membantu. Kami semua risau kau tak fokus. " Ujar Nawi dengan tekad dan nada yang sedih. Setelah itu Nawi terus keluar dari bilik Afiq.
Afiq duduk di birai katil dan termenung. Biliknya tidak ada cahaya yang menerangi. Sangat gelap tanpa cahaya.
> ATIQAH <
" kamu seharusnya tahu untuk tidak mereka cerita. Haihh budak nii.. Dah la pergi balikkk.. Kamu kan baru balik dari KL. Kenal dengan orang orang baru pun tak. Salah cakap tu menabur fitnah tauuu !! " Ujar Pak Erhsan dengan kerasnya
" Saya tak menabur fitnah laa. Bukti pun ada kat depan mata ! Dell bagi bukti. Kalau cakap je memang takkan percaya " Ujar Atiqah dengan percaya diri
Dellia menyerahkan telefonnya pada Pak Erhsan. Pak Erhsan yang melihat gambar gambar terlihat sangat terkejut.
" Ini, bila punya ni ? Kat mana ni ? " Soal Pak Erhsan
" Tu semalam punya kat rumah jiran baru tu la. Kalau masih tak percaya, jum kita kerumah mereka sendiri dan tengok kat depan mata " Ujar Atiqah dengan suara yang kuat
" Baiklahh.. Saya cuba percaya. Tapi bila apa yang kamu cakap tu hanya tuduhan. Jawab kami pada polis. " kerana apa , 30 menit tadi sebelum Atiqah kerumah orang ni, Atiqah menelifon polis untuk kerumah Pak Erhsan. Jadi ada 2 kereta polis didepan rumah Pak Erhsan
" Okay " Atiqah dengan santai mengucapkan itu.
DISISI JIRAN TRALALA
" Ambilkan aku air wangi Budak " Suruh seorang lelaki yang berpakaian tidak terurus didepan televisyen
" ini " Orang yang dipanggil budak itu segera menyerahkan air wangi yang dimaksudkan ialah air ketum.
" Oiyy budak.. Kau sini bersih bersih, berhabuk.. Aku nak tidur ahh " Seseorang dari jauh memanggil Budak tadi untuk bersih.
" Cyang pijat lebih kuat ye " Ucap seorang lelaki yang sedang baring di sofa pada seorang budak yang dipanggil dengan sebutan Cyang yang sedang memijat dirinya. Lelaki itu membelai belai budak yang dipanggil Cyang tu.
( TERNYATA ADA YANG GAY )
" Cepat la , aku penat la " Lelaki yang menyuruh bersih bersih tadi kembali bersuara
Seorang lelaki sedang meminum sesuatu yang berasal dari botol hijau. Dari tadi dirinya minum dengan senyuman yang aneh.
Tiba tiba pintu diketuk dengan tidak sabaran
TOK TOK TOK, TOK TOK TOK, TOK TOK TOK
" Ah siapa pula yang datang ni.. Budak ! Bukak !! " Lelaki yang berada didepan televisyen itu memaksa budak yang tadi menolongnya bukak.
Didepan pintu itu ada 3 orang polis, dan Pak Erhsan. Dibelakang mereka ada Atiqah dan Dellia. Sebahagian lagi Polis, ada di pintu belakang dan setiap penjuru rumah.
Cyekk ~ pintu dibuka oleh seseorang lelaki yang sudah berpakaian dengan baik.
" Ye ? Cari siapa ye ? " Soal lelaki itu atau budak itu dengan wajah berpeluh
Polis bertindak sebelum bercakap, tangan polis itu memusingkan tangan lelaki itu , seterusnya gari dipasangkan.
" POLIS POLISS ! " Jerit lelaki itu
" FIND ! FIND ! " Ujar polis yang lain pula
Atiqah dan Dellia saling pandang, bukan nya tak faham dengan perkataan Find, tapi sedang berfikir
" Kamu berdua tunggu diluar " Ucap seorang polis yang dari tadi seperti menjaga Atiqah dan Dellia
Atiqah bantah " Tapi kenapa ? Tidak tidak ! Kami ikut masuk " Ucap Atiqah
" Qa, seeloknya biarkan mereka saja. Bahaya kalau kita ikut masuk. "
" tapi mereka tak sepenuhnya percaya pada kita. "
" Qa " Dellia Bisik sesuatu ditelinga Atiqah " Qa, jum ke belakang. Semalam aku jumpa sebuah tandas diluar. Tandas tu mencurigakan. " Bisik Dellia
" Seeloknya kamu berdua diluar saja. Biar kami yang uruskan hal ni. Percayakan kami " Ucap polis itu lagi. Atiqah menghela nafasnya
" Okay " setelah polis itu masuk. Atiqah dan Dellia pon bergerak ke belakang.
Tandas disisi rumah itu Atiqah dan Dellia sedang berada sekarang.
" Dell ada manga kat luarnya. Aku rasa tak boleh masuk suka suka la. " Ucap Atiqah
" Tu la sebab aku cakap ni mencurigakan "
Atiqah memikirkan sesuatu dan melihat kiri dan kanan. " Nah Qa " Dellia menyerahkan sebuah pisau lipat yang hanya Atiqah yang tahu apa kegunaan nya
" Bijak kau " Dan Atiqah mendekat ke pintu, " Dell, benda ni tak lama tau. Tapi tolong tengok kiri kanan, kut kut nanti ada yang nampak.
" Okay " Setelah dapat persetujuan Dellia, Atiqah memulai aksinya dengan pisau diasah pada batu kecil di tepi tepi pintu itu. Seterusnya Atiqah memasukkan Pisau itu kedalam lubang manga. Dengan kuat Atiqah sentap hingga Manga itu terbelah dua dan terlepas dari pintu
" Haa Qa, untung la Manga ni dah berkarat. Jadi mudah sikit. " Ucap Dellia di belakang Atiqah
" Dell ni tak seperti yang aku kira. Sakit wehh tangan aku "
Setelah sedikit Drama , Pintu dibuka oleh Atiqah. Entah apa yang terjadi Atiqah dan Dellia menjadi kaku bila sudah nampak semua yang ada didalam tandas itu.
" Qa, kita.. Panggil polis sekarang "
" Ye.. " Mereka bahkan taksanggup untuk melihat kedua kalinya.
°°°°°°°
Rumah jiran tralala itu sudah di kurungi oleh jiran jiran lain, bahkan ada bang Laufan dan Kakak kakak Atiqah yang ditemani oleh Fuzel
Atiqah dan Dellia masih berada didalam, jadi masih taktahu soal itu. Ada beberapa polis yang sedang menghadang jiran jiran dari menerobos masuk.
Satu persatu jiran tralala dibawa keluar dan dibawa masuk kedalam kereta polis. Sebelumnya mereka banyak memberontak tapi polis sangat kuat hingga mereka tak bercakap banyak.
Setelah 2 kereta polis pergi. Ada beberapa kotak besar diangkat polis dari rumah itu keluar.
Atiqah dan Dellia hanya intai " Qa, sebenarnya apa yang ada dalam kotak tu ? "
" Aku tak tahu Dell.. Jum kita jumpa Polis yang bersama Pak Erhsan tu " Mereka pon bergerak kesana
" Atiqah , Dellia bagus kamu ada kat sini. Saya dan encik polis ni ingin memberi beberapa hadiah sebagai tanda terima kasih " Ucap Pak Erhsan
Atiqah dan Dellia sama sama melirik satu sama lain. " Oh " Ucap mereka berdua
" Emm, sebenarnya apa yang ada dalam kotak tu ? " Soal Atiqah sambil jari telunjuknya menunjuk kotak yang dibawa keluar satu persatu
" itu adalah barang barang haram seperti arak, ketum, dadah dan rokok rokok. Kami menghargai kerja kamu berdua dalam menyelidik. " Ujar Encik polis tu
" Ohh terima kasih " Ucap Dellia. Atiqah tak membalas apa apa sebagai tanda terima kasih atau apa pun.
°°°°°°°
Tadi setelah semua selesai, Atiqah menarik Dellia untuk keluar dari rumah itu, dan seterusnya membawa Dellia ke taman depan rumah Atiqah
" Qa, kenapa kita kat sini ? " Soal Dellia
" Jum pergi rumah cikgu Aris. Kita selidik "
" What ? Sekarang ke ? Kenapa tak esok ke, malam karang ke ? " Ujar Dellia
" Esok kan kau sekolah. Malam karang kita rehat la. "
Dellia melihat seseorang yang sedang melihat kearah Atiqah dan dan dirinya
" Qa, dia bukan orang semalam ke ? " Soal Dellia ketika melihat Ikwan yang melihat mereka dengan berpakaian hitam dan wajah yang setengah ditutup. Atiqah melihat kebelakang nya.
Atiqah membuang nafas kasar bila melihat orang itu
" Dell kita kena hati hati. " Atiqah mendapat anggukan Dellia. Tiba tiba Ikwan berjalan dengan laju menghampiri mereka. Atiqah dan Dellia ancang ancang nak lari. Tapi belum sempat lari,
" Arhh Qa, " Ujar Dellia kesakitan akibat baru ditendang Ikwan dari belakang hingga Dellia terjungkal ke belakang dan terbaring lemah.
" Dell " Atiqah ingin lari mendekati Dellia. Tapi kaki Atiqah ditendang Ikwan hingga Atiqah jatuh ' Berani gila , siang siang dia buat hal. ' Batin Atiqah
Atiqah mengelak untuk serangan kedua Ikwan. Segera Atiqah bangun
Ikwan mengeluarkan pisau dari sakunya, Atiqah berlari mendapatkan Dellia yang masih terbaring.
" Qa kat belakang kau !!! " Teriak Dellia. Atiqah yang bangun, bergerak dengan cepat dan menyepak lutut Ikwan hingga Ikwan bergerak kebelakang.
" Dell bangun, dan segera berlari kerumah aku. " Bisik Atiqah pada Dellia.
Argkkk ~ Teriak kesakitan terdengar tepat dibelakang Atiqah . Atiqah dan Dellia melihat kebelakang. Ternyata ada Afiq yang sedang memukul Ikwan yang bertopeng
" Qa, kita dapat pertolongan. Cepat kita lari sama sama. " Ucap Dellia yang sudah bangun dari pertolongan Atiqah
" Tak. Kau pergi. Aku akan memperhatikan mereka dari sini " Ucap Atiqah
" Tapi.. "
" Dah Dell.. Pergi " Dellia terpaksa pergi bila Atiqah buat keputusan tak dibantah.
Atiqah melihat Afiq yang memukul mundur Ikwan
' Cikgu Afiq kat sini . Maknanya yang bertopeng bukan cikgu Afiq. Abistu sapa pulakk ' Batin Atiqah. Atiqah bangun dari duduk nya..
Ikwan memukul Afiq yang terus memukulnya . Afiq melayangkan sepakan ke wajah Ikwan hingga Ikwan terpelanting beberapa meter.
' Sia*l ' Ikwan terus lari dari situ.
' Untung aku datang tepat waktu ' Batin Afiq. Afiq ditegur Atiqah yang berada di depannya tiba tiba
" Cikgu " Panggil Atiqah lagi ketika melihat Afiq melamun
" Kamu okay ke ? " Soal Afiq tiba tiba tapi tak terlihat seperti terlalu peduli
" Cikgu dari mana ? Macam mana cikgu boleh sampai sini tepat waktu ? Kenapa cikgu melamun ? Ada yang menganggu fikiran cikgu ke ? " Soal Atiqah bertubi tubi
" Kamu nak tuduh cikgu sesuatu ke ? " Soal Afiq yang seperti dapat tangkap maksud soalan Atiqah
" Ye " lagi lagi jawapan Atiqah sangat keras, jelas dan padat
Afiq memijat pelipisnya " Cepat la balik. Jangan berkuluyuran macam ni. " Ujar Afiq. Tapi Atiqah masih tak bergerak dan memandang Afiq penuh selidik
" Cikgu kenal ke dengan orang bertopeng tadi ? " Soal Atiqah
" Em ? Maksudnya ? " Afiq tak faham maksud Atiqah
" Cikgu tak tanya pun, kenapa ? Siapa orang tu ? Kenapa orang tu ajukan pisau ? Dan cederakan Dellia . Cikgu seperti kenal orang tu. Tu sebab cikgu tak tanya. Cikgu macam tahu kenapa orang tu serang kami. " Ujar Atiqah lagi
" Mengarut " Satu kata dari Afiq
" mengarut ? Kenapa mata cikgu boleh jadi warna merah darah ? Sama macam orang bertopeng tadi. Padahal mata merah darah ni tak wujud pun. Kecuali mata palsu. Itu lebih mengarut. Terangkan dekat saya, kenapa ada orang macam cikgu yang bermata aneh " Ujar Atiqah lagi
Afiq diam kerana dia juga tidak perasan soal warna mata ni
" Kenapa cikgu diam ? " Sekali lagi Atiqah tanya seperti memohonkan Afiq
" Apa yang kamu mengarut. Tu semua tergantung pada keluarga kami yang bermata merah darah. Takda kena mengena dengan apa yang kamu cuba maksudkan "
" Cikgu lagi mengarut. Saya tak cakap pun maksud saya. Tapi cikgu dah boleh teka. Cikgu ni misteri. Cikgu ni sesuatu sangat. "
" Atiqah lebih baik kamu balik je. Tak perlu nak fikirkan mengenai mata atau apa itu. Bukan Dellia terluka ke ? Pergi ubati dia "
" Cikgu mengelak " Ucap Atiqah, setelah itu Atiqah pergi dari hadapan Afiq.
Afiq mengusap wajahnya kasar.
tadi sebelum Afiq kemari, dirinya berada di padang juga didepan rumah Atiqah. Berkali kali dirinya work up dari kaki hingga tangan. sehingga tiba tiba dirinya mendengar suara Dellia yang berteriak kesakitan sambil memanggil Atiqah.
tapi soalan yang tidak ia fikirkan yang dia terima harini oleh Atiqah.
' Aku rasa takda yang aneh dengan orang bermata merah darah ni. mungkin dia stress sebab Ikwan yang terus incar dia. Jadi dia fikir orang bermata merah ni orang sama sebab tak ramai yang ada mata merah. Tapi aku pun tak tahu kenapa aku ada mata warna merah. padahal ayah atau emak tak pula yang mata merah. ' Fikir Afiq sambil berjalan menuju rumah Aris
Share this novel