Waktu yang sudah menjadi tengah malam, Di langit tiada bintang, bulan juga. Cuaca mencengkam. Tiba tiba gemuruh dari atas berkobar kobar. Hujan turun dengan sangat lebat.
Entah kenapa setiap bahaya akan datang pada Atiqah, hujan akan turun sepertinya yang diatas turut berdukacita
Kini Atiqah dibawa oleh trolley kecemasan . Dari sisi sisi trolley ada 4 nurse. Tentu sahaja dalam keadaan berlari. Semua yang ada dalam hospital itu terus beri jalan dan sangat terkejut bila melihat keluarga pesakit itu ( Nurin dan Nurul )
Ada yang memotret keadaan itu memandang kan abang Jaafar , kak Iffa dan Mia takda disitu jadi tiada yang melarang mereka.
Atiqah terus dibawa masuk kedalam wad kecemasan
Terlihat jelas Taha yang risau. Nurul dan Nurin sangat takut, hingga tangan mereka bergetar. Jihah ? Dari tadi tangisan nya pecah. Mereka adik beradik seolah tiada yang akan hentikan mereka.
Setelah beberapa jam masih sahaja tiada dokter atau nurse yang keluar dari wad. Tentu itu membuat 4 adik beradik itu risau serta takut.
Tiba tiba Hussein datang setelah mendaftarkan Atiqah. Hussein yang melihat itu tak hanya diam lalu berkata
" Jangan terus menangis. Dengan tangisan itu takkan mampu memberi semangat pada Atiqah. Beri dia semangat. Doa lah pada sangat pencipta, Berdoalah pada sang berkuasa. DIA rindu akan doa kamu adik beradik." Hussein berkata sambil menepuk nepuk bahu Taha
Taha yang mendengar cuba sedaya upaya agar kuat. Lalu menadah tangan nya diikuti adik adiknya
" Bismillah Ya Allah Yang maha mendengar , Yang maha besar, Yang maha pencipta segala bentuk. Hamba mohon , hamba mohon sembuhkan adik hamba, Jangan ambil lagi dia dari kami Ya Allah. Kami mohon Ya Allah " Tiba tiba Taha menjeda kan suara nya bila satu suara membuat jantungnya seperti berhenti berdetak
Tuttttttttt ~ suara dalam Wad kecemasan ditempat Atiqah dirawat, membuat yang berada diluar terkejut.
Arumi segera datang ke tempat mereka berkumpul . Arumi dan Taha berpelukan
" Sabar Bro. Na'Am.. Aku yakin dia kuat. Yakin lah. Kau jangan tempuruk " Arumi memberi sahabatnya semangat " Kau lihat adik adik kau. Kau seharusnya memberi mereka semangat sekarang. Kalau korang begini , Na'Am pasti paling sedih. Kau sendiri tahu Na'Am tak pernah tunjuk kesedihan nya kan. Setiap kali dia terluka tentu dia pergi jauh jauh agar tiada yang tahu. Kita pun tiada yang tahu betapa sedih nya dia. Kita jangan buat dia sedih lagi. Kesian dia " Perkataan Arumi membuat Taha kecewa dengan diri sendiri.
Didalam Wad. Semuanya berkerja keras , Defibrillator atau kejutan elektrik buat kejutan jantung bagi mendapatkan denyutan jantung agar yang stabil.
Titttt ~ Ventilator kembali berbunyi dengan nyaring
Pintu wad dibuka, masuklah beberapa nurse dan Dokter lagi untuk membantu.
3 jam kemudian, seorang dokter keluar.
" bagaimana dengan kondisi adik saya sekarang ? " Taha segera menanyakan
" kondisi adik anda sudah stabil tapi masih dalam mod kritis. Kami akan pindahkan pesakit ke ruang ICU. "
" Kenapa boleh begitu dokter ? Kan adik kami hanya ditikam " Soalan itu lolos dari mulut Arumi
" ini bukan tikam biasa , darah bahkan warna hitam. Bukan biasa biasa. Alat ( pisau ) yang digunakan sudah disalut oleh racun getah. " Dokter itu ingin terangkan lagi, tapi dipotong oleh Nurul
" Kalau boleh tahu dokter , Bila adik kami akan bangun ? Setelah dia bangun , Tidak akan bahaya yang mendekat kan. "
" Sekitar seminggu atau paling lama sebulan. Bahaya atau tidak, itu terpulang pada pesakit, jika cepat pesakit bangun, maka tidak ada bahaya yang datang. " Dokter itu menerangkan dengan senyuman, seolah berkata ' tidak perlu risau '
Share this novel