> 83

Action Completed 10887

[ PERMAINAN ? BAGAIMANA DENGAN NEW GAME FROM ME ? HAHAHA ]

Pagi pun tiba, seperti yang Rafi cakap, dia yang hantar.

Skip.

Atiqah baru sahaja tiba di sekolah.

" hai Atiqah- " Sapa Mely yang baru sahaja keluar dari perut kereta. Namun Mely heran Atiqah tak membalas menyapa bahkan tak melirik. Atiqah terus jalan menuju pergi.

Fulan yang menghantar Mely juga heran ' aku akan selidik ' Batin Fulan.

Mely terus jalan mengejar Atiqah yang menuju kelas. Namun Atiqah tidak kekelas tapi ke perpustakaan.

Perpustakaan sekolah seluas dewan universiti. Berkelas dan tersusun. Atiqah masuk dan menuju ke pengawas yang menjaga perpustakaan sekarang.

" Eh ? Cepatnya kesini ? Tak masuk kelas ke ? " Soal Pengawas itu.

" aku cari buku tentang Universiti Pertahanan Nasional dan buku Kung Fu Journal " Ujar Atiqah takpa basa basi

" Rak 13 belah kiri. Jangan selerakkan. " Ucap Pengawas itu al maklumlah pelajar sekolah ni macam budak sekolah rendah, ambik satu buku. Satu rak bersepah.

Tanpa berterima kasih, Atiqah terus jalan kearah rak 13.

Ada beberapa pelajar tingkatan atas diperpustakaan, ada yang sedang membaca, belajar, ada kelas yang exam disitu, dan Atiqah sedang lalu disitu.

" Aku baru tahu pelajar atas 17 tahun pun ada. Sekolah ni campur dengan pelajar universiti ke ? " Bisik Atiqah pada diri sendiri.

Atiqah jalan lagi ikut pertunjuk anak panah , belok kiri, Atiqah sudah sampai di rak 13. Kelihatan cukup ramai pelajar disitu. Ada juga meja belajar disitu. Beberapa pelajar kelihatan heran dengan Atiqah , maklum. Sekarang ni pelajar tingkat menengah masih di kelas, dan pelajar tingkat rendah masih perhimpunan. Kenapa dia kat sini ? ' Batin seorang pelajar yang baru dilewati Atiqah.

Mata Atiqah melirik kiri kanan ' buku mana yang dimaksud bang Arumi ? Ada dua ni ? ' Batin Atiqah ketika melihat 2 buku Kung Fu Journal.

Seorang pelajar lelaki berbadan tegap dan tinggi, dalam lingkungan umur 19 ke 20 mendatangi Atiqah.

" Buku kiri untuk pelajar menengah dan buku kanan untuk siswa angkatan tentera. " Ujar lelaki itu. Namun Atiqah hanya mengangguk dan berbalik. Lelaki itu tersenyum biasa menanggapi Atiqah yang hanya memandang dirinya.

" Senior. Buku angkatan tentera ni boleh dipinjam pelajar menengah ke ? " Soal Atiqah pula dan nada yang tidak biasa. Tidak lembut dan tidak keras.

Senior itu mengapai buku di tangan kanan Atiqah, dan menunjuknya tepat di sahabatnya dibelakang.

" Bro, buku ni nak dipinjam gadis 17 tahun. Boleh ke ? " Soal Senior itu pada sahabatnya. Sahabatnya berbalik dan memandang Atiqah.

' sepertinya mereka bukan pelajar biasa. ' mata Atiqah melilau mencari sesuatu dibahu baju kedua orang ini ' kan, mereka pelajar angkatan tentera yang akan lulus ' batin Atiqah. Atiqah merampas buku ditangan senior itu

" Apakah boleh ? " Soal Atiqah dan tidak memandang mereka

" kau unik. Belum ada pelajar perempuan yang ingin baca buku macam ni. " Atiqah hanya mendengar balasan sahabat senior itu, mata Atiqah terpandang buku tentang Universiti Pertahanan Nasional ditangan sahabat senior itu.

" pinjam la. Tapi aku sarankan kau baca buku pelajar menengah dulu, baru kau belajar buku Angkatan tertera. Sebab ni tak mudah. " Ujar sahabat senior itu lagi. Namun senior itu telah perasan mata Atiqah yang memandang buku yang dia pegang

" Sepertinya kau penasaran tentang buku ni. " Ujar sahabat senior itu dan menunjuk buku itu pada Atiqah.

Atiqah masih tak jawab, hanya lihat tingkah kedua orang didepannya.

" Atiqah ! " Panggil seseorang

Atiqah, dan kedua lelaki itu melihat kearah suara.

" Ohh ? Ni bukan pemilik sekolah ke ? Tuan Raja Alif ? " Soal heran senior itu. Namun tak ditangani Raja

" Apa ? " Soal Atiqah tanpa melihat Raja

" Kita balik sekarang. Ada hal penting. " Ucap Raja dengan wajah cemas.

" sepenting apa ? " Soal Atiqah lagi, tangan Atiqah tak dapat diajak berbincang. Tangannya terus mengambil paksa buku Universiti ditangan sahabat senior itu

Eh "

" Jihah. " Sepatah Raja jawab, kerana dia tahu sepenting apa Jihah pada Atiqah.

Atiqah terus pergi tinggal mereka bertiga bersama 3 buah buku ditangannya.

" Eh, buku tu. " Sahabat senior kelihatan sakit hati buku yang wajib dibaca diambil Atiqah

" cari saja buku yang sama. " Ujar Raja dan turut pergi.

" Aduhh.. Ingat senang ke nak cari. "

" Alamak , dah 3 jam kita kat sini. Lepas ni berapa pulak ? " Renget senior itu dan bersandar pada rak.

> ATIQAH <

Atiqah sedang berada di kereta Raja bersama Raja.

" Kenapa dengan Jihah ? " Soal Atiqah ' Jihah kan dekat Perak.. Apa jangan jangan ' Atiqah mula berfikir yang tidak tidak

" Jihah hilang sejak malam tadi. Kakak kamu baru sahaja kabarkan pada mommy. "

" Apa ni ada kena mengena dengan Si pembunuh tu ? " Soal Atiqah yang dah tahu jawapannya

" kita taktahu kebenarannya. Tapi polis di Perak sudah bergerak mencari. "

" jadi sekarang macam mana ? Atiqah kena ke Perak ke ? Bantu siasatan hah ?! Kalau betul si pembunuh tu nak bunuh Jihah. Kesan pertama dia akan bagi pada Atiqah. " Ujar Atiqah

" kan dah kata kita semua tak tahu orang yang sama atau bukan. Sekarang ni pun memang kes culik. Tapi Atiqah, ada satu hal yang kakak kamu bagitahu. Adik kamu hampir dibunuh di tempat latihannya beberapa jam sebelum Jihah hilang dirumah. " Ujar Raja yang terus menyetir kereta

" Maksudnya Jihah hilang kat rumah ? Dan hampir dibunuh di tempat latihan ? " Soal Atiqah yang berakhir dengan suara pelan. Atiqah teringat bahwa Fuzel juga sebelum kematian menjemput di hospital, Fuzel hampir dibunuh di taman.

' bahkan aku juga, banyak kali hampir dibunuh. Tapi sering terlepas. Dia betul betul tak main main. Aku harus mulakan permainan. Baru BEST ' Batin Atiqah dengan senyum psiko nya. Raja yang terlibat senyum seram baginya itu, heran

" ATIQAH ? " Panggil Raja. Atiqah hanya menangani dengan melirik Raja.

Diperak. Dirumah Atiqah diperak. Ada beberapa polis yang pernah menyioal siasat Atiqah semasa di sungai beberapa bulan lepas.

" Adik kami memang diburu beberapa hari ni. Taktahu kenapa. Tapi kejadian ni memang aneh. Adik kami yang di KL pun hampir dibunuh di taman beberapa hari yang lalu. " Ujar Nurul

" Kalau boleh tahu, dari jam berapa Cik Nurul sedar yang adik Cik Nurul hilang ya ? " Soal seorang Detektif muda itu dengan sopan

" Sekitar jam 8. Sebelumnya adik kami memang baru balik dari latihan dengan bodyguard nya. Dengan wajah yang lelah dan takut. Bodyguard adik kami yang bagitahu kejadian di tempat latihannya. " Sambung Nurul

" saat kami sedar, ketika mendengar suara Jerit dari adik kami. Entah kenapa, tapi waktu itu tepat jam 8 dan terdengar di biliknya. Saat kami melihat dibiliknya tiada tanda tanda hidup, dan tiada yang rosak di biliknya. Sangat aneh. Pintu bilik pun tidak rosak. " Sambung Nurin.

Meski detektif itu tak boleh bedakan wajah Nurul dan Nurin, tapi dari suara, tampak boleh dibezakan.

Detektif itu melihat gambar Jihah dengan teliti.

Beberapa detektif berada dibilik Jihah, sedang melihat dan mencari beberapa bukti misteri hilangnya Jihah.

Pintu Utama , Atiqah dan Ibu dan papa tiri Atiqah datang.

" Kak " Panggil Atiqah yang melihat kedua kakaknya sedang disoal jawab Si polis yang Atiqah anti. Terlihat, kedua kakaknya baru sehabis menangis.

Kedua kakaknya terkejut melihat Atiqah, mereka berlari dan memeluk Atiqah, detektif itu terlihat sangat terkejut.

" Na'Am, Jihah hilang. Kakak sangat takut " Ujar Kedua kakaknya itu

" Kak, fikir positif. Jihah takkan kenapa kenapa. Ingat tu. " Ujar Atiqah yang tak terlihat sedih, atau marah bahkan tiada rasa kehilangan pun.

Tiba tiba detektif itu rasa curiga dengan aura Atiqah. Detektif yang baru turun dari bilik Atiqah juga terkejut. Seolah melihat bayangan merah atau boleh dikatakan bayangan membunuh dan penuh dendam pada diri dan mata Atiqah juga senyum misteri Atiqah.

Atiqah berjalan kearah detektif yang menulis laporan dan isi isi yang kakaknya cakap tadi. Atiqah melihat buku catatan itu.

" Hilang jam 8 dan sangat misteri ? Dibilik dan sebelumnya juga hampir dibunuh ? " Soal Atiqah dan melihat Si pencatat.

Detektif itu bingung maksud pandangan Atiqah.

' permainan yang sangat buruk ! ' Batin Atiqah

" Na'Am " Panggil sayu kak Nurul dan Nurin.

Atiqah berjalan naik tangga dan menuju ke bilik Jihah.

" Na'Am ! " Panggil lagi Nurin.

Dilihat, dibilik Atiqah ada beberapa detektif yang sedang mencari bukti.

" sedang apa ? " Soal Atiqah pada detektif detektif itu

" Kami mencari bukti misteri hilangnya adik anda. " Ujar Detektif yang turut ada di sungai beberapa bulan lalu.

Atiqah jalan menuju cermin hias adiknya. Atiqah menunjuk sesuatu yang ada pada bucu cermin itu, dan detektif detektif itu melihat.

" CCTV mini ? " Soal Seorang detektif ketika melihat sebuah camera yang masih menyala dan berlampu merah dengan sangat terang.

" baru seminggu terpasang disitu bahkan Si adik pun tidak tahu ada CCTV di sini. Mungkin boleh jadi bukti. Dan.. " Atiqah berjalan kearah tingkap bilik adiknya. Atiqah menunjuk sebuah cap jari yang sangat kecil seolah ditinggal secara tidak sengaja

" ini cap jari yang mungkin tidak sengaja disentuh Si penjahat. Boleh lihat sendiri. "

Atiqah bergerak ke pintu, dan keluar menuju sebuah gambar keluarga yang panjang dan besar disebelah tangga. Detektif itu masih melihat gerak geri Atiqah

" Tingkap ni dirahsiakan. Tak dibuka sehingga orang tak perasan. " Atiqah mengangkat gambar besar itu dan alihkan kebawah. Terlihat sebuah tingkap kaca yang panjang dan tak lebar.

" Itu ? " Detektif itu agak terkejut. Detektif itu berlari turun ke bawah, dan kembali bersama detektif yang Mensiasati dan Kak Nurul dan Nurin.

" oh tingkap ni ? Gambar ni memang pagi tadi berada dibawah, saya ingat memang diturunkan oleh adik adik saya, jadi saya betulkan macam biasa " Ujar Nurul yang terkejut tentang tingkap ni.

" Setiap rumah kat perumahan ni , mempunyai tingkap di sebelah tangga, banyak orang tak perasan, ada juga yang perasan. Ada juga yang tak kesah. Namun berbanding terbalik dengan kami, dari dulu tingkap ni ditutup, kata papa, tingkap ni boleh membuat musuh keluar masuk ikut tingkap, sebab ada ganggang bukanya. " Terang Atiqah menunjukkan ganggang yang berada diluar dan didalam.

" Sepertinya semua bukti dah dapat . Jadi tak susah cari pelaku bukan ? Tambah tambah ada CCTV tadi. Cuma aku nak ingatkan, CCTV mungkin ada, bukti mungkin ada tambah tambah cap jari. Tapi tak semudah seperti membalik selembar kertas. " Ujar Atiqah kemudian turun dari bilik

' Sangat mudah, untung aku dah baca buku yang diberi bang Arumi semalam. Cara nya memang sama. Dan sangat perlu mata helang. Ahahaha ' batin Atiqah dan senyum sindirnya.

Tapi Atiqah tak tahu, apa yang Atiqah buat malah membuat detektif tu fikir Atiqah punca hilangnya Jihah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience