Zainal yang berada di rumah, terus memikirkan dengan keadaan dirinya yang tidak pernah terjadi selama ribuan tahun.
"Kenapa detak jantungku begitu cepat, tidak mungkin ini penyakit aku kan dewa" kata Zainal yang kebingungan.
Esoknya, matahari terbit dengan sinarnya yang begitu hangat tidak seperti biasanya, Zainal sangat bersemangat pergi ke sekolah. Entah tidak tahu mengapa, pada hari itu Zainal memilih berangkat lebih awal sekitar jam 06.30, menunggu seseorang lewat. Tidak berselang lama Kesya datang, angin berhembus begitu kencang kacamata Kesya terjatuh, pada saat itulah untuk pertama kalinya Zainal melihat cantiknya Kesya tanpa kacamata.
"Zainal kenapa kamu di depan gerbang sekolah" kata Kesya dengan penasaran.
"Hah ti.. ti..dak ada apa-apa" kata Zainal wajah yang memerah dan perkataan yang gagap.
"Ya udah ayo masuk, nanti keburu bel" kata Kesya dengan senyum manis yang memikat.
(Tring....tring....tring...) Bel masuk sekolah berbunyi Zainal dan Kesya masuk ke kelas masing-masing.
"Aku ke kelas dulu ya" kata Kesya dengan terburu-buru.
"Ah iya" kata Zainal yang merasa sedih yang berpisah dengan Kesya.
Zainal yang mempunyai kekuatan dewa, membuat sebuah cermin yang fungsinya untuk melihat sesuatu yang di inginkan dirinya. Waktu berhenti untuk sementara cahaya muncul dengan tiba-tiba di kelas dan sangat terang, sebuah cermin ajaib telah tercipta di alam manusia untuk pertama kalinya.
"Akhirnya jadi, kalau begini aku bisa melihat Kesya di manapun dia berada" gumam Zainal di dalam hati.
Waktu sudah berjalan seperti semula, semua orang tidak ada yang menyadari hal itu. Wajahnya tampak berseri-seri, tingkahnya yang berlebihan membuat semua orang yang di kelas melihatnya. Bel istirahat berbunyi semua orang keluar dengan wajah yang takut dengan Zainal yang tingkahnya seperti orang gila.
"Awas jangan dekat-dekat, tingkahnya kayak orang gila" gosip yang menyebar atas tingkah Zainal yang berlebihan.
Zainal hanya bisa terdiam mendengarkan cemohan murid-murid yang berada di sekolah. Kesya datang dengan muka kesal, memegang tangan Zainal dan membawanya ketempat yang sepi.
"Hei Zainal kok kamu diam aja" kata Kesya dengan ngomel-ngomel.
"Yah mau gimana lagi, mau di jelasin pasti nggak di terima" kata Zainal dengan pasrah.
"Hah....., Yaudah kalau itu maumu, kalau gitu kapan-kapan ke kelas ku, aku kelas 10 IPS" kata Kesya dengan senyum yang terlihat masih kesal dengan keputusan Zainal.
"Oke, kamu juga mampir, aku 10 IPA" kata Zainal dengan wajah yang biasa saja namun hatinya terasa sangat gembira.
Ketika pelajaran berlangsung Zainal mendapatkan pesan dari raja para dewa untuk berkumpul di istana para dewa. Zainal memiliki firasat yang membuatnya begitu senang, Zainal berdiri dari tempat duduk dan melangkah maju di hadapan guru pengajar.
"Bu saya izin pulang lebih awal, badan saya meriang" kata Zainal yang sedang berakting sakit.
"Ya rumahmu dekat apa jauh, kalau jauh saya antar" kata guru pengampu dengan lembutnya.
"Rumah saya dekat kok" kata Zainal yang wajahnya memelas.
Zainal meninggalkan sekolah dan kembali kerumah, sesampainya di rumah tidak lupa Zainal memberikan uang gaji 10 tahun untuk karyawan dan pembantu yang bekerja, karena tidak tahu kapan kembali ke bumi.
"Ini aku berikan uang, untuk mengambil berkas putus sekolah" kata Zainal kepada salah satu seorang karyawan.
"Loh, den Zainal mau pergi kemana" kata karyawan itu dengan sedih.
Tanpa menjawab apapun Zainal langsung pergi menggunakan taksi online, Zainal pergi ketempat yang sepi dan memberikan uang tambahan kepada supir taksi itu untuk tidak mengatakan kepada siapapun kalau dirinya datang kesini, supir taksi itu hanya bisa mengangguk saja. Taksi itu telah pergi, Zainal hanya sendirian melangkah maju menuju kedalaman hutan untuk merubah pakainya agar cocok dengan dunia abadi, Zainal pergi dengan pakaian dewanya yang terlihat begitu sederhana tetapi mewah.
"Hei sebenarnya ada apa sampai semua dewa di panggil" kata Zainal yang bertemu dewa keadilan menuju istana dewa.
"Aku juga tidak tahu" kata dewa keadilan dengan cemas.
Setibanya di istana para dewa, suasana begitu tegang semua dewa tampak khawatir seperti adanya kehancuran yang akan datang. Tidak lama kemudian raja para dewa datang dengan muka yang serius.
"Aku memanggil kalian kesini untuk memberitahukan alasan mengapa cinta dewa dan manusia dilarang.
1.manusia tidak bisa melihat wujud dewa.
2.dewa tidak akan bisa hidup di bumi lebih dari 1 tahun, jika ada yang melebihinya maka tubuhnya akan di tarik secara paksa oleh dunia abadi dan di tolak oleh bumi.
3. Umur manusia yang sangat pendek." Kata raja para dewa dengan sangat rinci penjelasannya.
Raja para dewa memberitahukan itu karena mulai saat ini cinta dewa dan manusia tidak dilarang, dengan syarat manusia tersebut harus memiliki hati yang bersih, dengan begitu mereka dapat melihat wujud dewa. Zainal yang mendengar begitu senang di dalam hatinya, tidak terasa sudah 1 hari Zainal di dunia abadi.
Zainal kembali ke hutan tempat di mana dia pergi menuju dunia abadi. Cuaca begitu hangat suara kicauan burung yang merdu begitu menghibur, namun itu tidak bertahan lama yang tiba-tiba Zainal di datangi oleh polisi dan di bawa secara paksa. Entah kenapa Zainal di bawa ke rumah sakit yang di tunggu oleh polisi dan Kesya juga karyawan yang menangis. Setelah pemeriksaan selesai Zainal mendatangi karyawan dan Kesya yang menangis.
"Kalian kenapa menangis" kata Zainal dengan polosnya.
Kesya berdiri menampar pipi Zainal dengan begitu kuat.
"Apa kamu sadar sudah 3 tahun tidak pulang, kami mencari kemanapun, tapi petunjuknya hanya tempat kamu berhenti" kata salah seorang karyawan dengan menangis, karena dapat menemukan bosnya.
"Siapa yang memberitahu" kata Zainal sedikit kesal.
"Tidak ada, salah seorang karyawan membuntuti taksi yang kamu tumpangi karena khawatir dengan sikapmu yang tiba-tiba berubah" kata karyawan itu dengan sesenggukan setelah menangis.
Zainal menenangkan para karyawan dan meminta maaf karena sudah merepotkan mereka semua. Hari sudah begitu larut, walaupun sudah malam banyak restoran yang masih buka.
"Pak mampir dulu di restoran seafood yang ada di depan" kata Zainal dengan wajah yang begitu bahagia.
"Hei kamu kemari, ajak karyawan yang lain untuk ikut makan bersama" kata Zainal yang mengingat kasih sayang para karyawan kepadanya
"Terima kasih tuan" kata supir mobil dengan haru.
Malam menjadi begitu indah dengan kebersamaan yang begitu hangat, senyum wajah begitu tulus di pancarkan.
"Den kamu tidak menyusul nak Kesya" kata salah seorang pembantu dengan lembut dan sopan.
"Memangnya ada apa mbok" kata Zainal kepada pembantu itu dengan penasaran.
"Nak Kesya mencari den Zainal selama 3 tahun ini, bahkan ketika sakit nak Kesya tetap mencari" kata pembantu itu dengan kasihan kepada Kesya.
"Apa mungkin, dia juga mencintaiku" isi pikiran Zainal dengan wajah yang memerah.
Ternyata, saat pertemuan terakhir mereka, sebelum Zainal pergi ke dunia abadi. Zainal menyatakan cintanya kepada Kesya, pada saat itu Kesya tidak mengatakan apapun dan hanya berlari pergi.
Malam yang begitu gelap, mendadak turun hujan yang begitu deras. Pandangan Zainal terganggu, terpaksa menggunakan wujud dewa agar lebih mudah mencari Kesya. Di pinggir jalan, lebih tepatnya di halte bus tempat yang jalannya kebetulan sepi. Zainal menemukan Kesya yang sedang berteduh di halte dengan kesal karena sikap Zainal yang di anggapnya acuh dan sambil menunggu bus yang akan lewat.
Kesya yang sedang menunggu bus di halte yang tempatnya gelap, melihat sebuah cahaya yang bersinar terang di kegelapan menuju dirinya.
"Hah, apa yang bersinar itu" kata Kesya yang penasaran.
Cahaya mulai mendekat, terlihat seorang manusia bercahaya dan terbang menujunya. Betapa terkejutnya Kesya, setelah tahu bahwa orang itu adalah Zainal.
"Zainal, apa itu kamu ?" Kata Kesya yang berjalan mundur ketakutan
"Jangan takut Kesya, ini benar aku Zainal" kata Zainal yang gugup.
"Bagaimana aku harus percaya ?" Kata Kesya yang ketakutan berkeringat dingin.
"Apa kamu ingat, ketika aku di bully hanya kamu yang tetap menerimaku" kata Zainal yang masih gugup.
Kesya berlari menuju Zainal dan 'prak' wajah Zainal yang di tampar oleh Kesya. Zainal meminta maaf atas perlakuannya tadi dengan menundukkan kepala, air mata Kesya menetes, suara tangisan Kesya untuk pertama kalinya di dengar oleh Zainal, yang membuat hatinya terasa sakit.
Zainal mendekat dan memeluk Kesya dengan selembut mungkin.
"Zainal apa yang terjadi dengan tubuhmu" kata Kesya dengan penasaran.
'ctak' suara jentikan jari yang menggema. Air hujan dan waktu berhenti untuk sementara. Zainal mulai menjelaskan asal usulnya dan apa identitas aslinya. Wajah memerah pada Kesya yang mendengar semua penjelasan, waktu berjalan normal kembali, Zainal menggendong Kesya terbang agar lebih cepat sampai ke rumah.
Selama perjalanan wajah mereka berdua memerah, karena secara tidak langsung mereka berdua menyadari saling mencintai. Esoknya Zainal menemui Kesya untuk melamar sekaligus meminta restu kepada orang tua Kesya, rencana lamaran ini bentuk permintaan maaf Zainal kepada Kesya karena pernah meninggalkannya.
"Kesya bagaimana denganmu" kata ayah Kesya.
"Ya, aku mau" kata Kesya yang malu.
Lamaran berjalan begitu lancar dengan cuaca yang baik dan juga statusnya yang sebagai dewa, di ungkapkan kepada mertuanya.
Pada tanggal 12 Maret 2023 adalah hari pernikahan mereka yang sudah di tetapkan, ketika lamaran itu berlangsung. Zainal dan Kesya sangat bingung dengan pesta dan juga seserahan untuk pernikahan nanti. Kesya akan mempersiapkan seserahan dari dunia manusia, sedangkan Zainal dari dunia dewa. Karena Zainal tidak tahu apa yang di butuhkan, Zainal membawa Kesya ke dunia abadi, tidak di sangka para dewa datang untuk melihat pasangan antara dewa dan manusia.
"Zainal kamu mau menikah dengan manusia ya ?" Kata dewa keadilan dengan tersenyum.
"Iya, nanti aku dan calon istriku mau menemui raja para dewa untuk meminta ijin" kata Zainal dengan wajah yang malu.
Setelah sampai di rumah Zainal yang ada di dunia abadi, mereka beristirahat dan membangun mental untuk menemui raja para dewa. Esoknya Zainal dan Kesya pergi ke istana para dewa untuk menemui raja para dewa, mereka ke sana untuk meminta ijin menikah sekaligus memberikan surat untuk menjadi wali dari Zainal.
"Mengapa harus aku yang menjadi walimu ?" Kata raja para dewa yang penasaran.
"Karena engkau yang menciptakan hamba, berarti yang mulia sendirilah orang tua hamba" kata Zainal dengan gemetaran karena takut salah mengucapkan.
Raja para dewa tertawa, karena tidak menyangka Zainal sudah cukup dewasa. Raja para dewa merestui pernikahan mereka, sekaligus setuju untuk menjadi wali Zainal.
Share this novel