CHAPTER 3

Drama Series 116789

Esoknya, bunga-bunga bermekaran dengan begitu indah, burung dan serangga menari dan menyanyi dengan indah. Zainal berdiri di dekat seorang pendeta dengan pakaian yang putih, dia terlihat begitu gagah dan memesona. Kesya datang dengan gaun putih yang tampak anggun, hingga Zainal terpesona oleh kecantikannya.

Pesta pernikahan dihadiri oleh seluruh dewa yang menyamar menjadi manusia dan juga beberapa manusia, yang di kenal oleh Zainal dan Kesya. Pesta diadakan dengan meriah, tidak ada yang memandang ras dan suku di pesta, semuanya tampak menikmati, bahkan dewa keadilan menemukan cinta pertamanya yang seorang manusia. Sesuai yang di katakan raja para dewa, bahwa manusia yang memiliki hati yang bersih dapat melihat wujud dewa, perempuan itu bernama Maya teman sekelas Zainal. Maya yang melihat dewa, menganggap mereka sedang memakai pakaian tradisional dari daerah tempat tinggal Zainal.

Dewa keadilan berjalan, mendekati Maya "hai, boleh tahu namamu, wahai bidadari ?" Kata dewa keadilan dengan ramah.

"Boleh, perkenalkan namaku Maya teman Zainal" kata Maya dengan tersenyum.

"Namaku Jibran, teman dekat Zainal, salam kenal" kata Jibran dengan wajah yang sangat senang.

Setelah pertemuan pertama mereka, Jibran mulai sering mengajak Maya untuk jalan-jalan bersama.

Sedangkan Zainal dan Kesya tetap tinggal di rumah zainal yang lama. Mereka hidup dengan damai dan tenang, namun hal itu hanya sementara. Ketika Jibran sang dewa keadilan mulai sering datang kerumah Zainal, untuk curhat tentang masalah cintanya, yang ingin melamar Maya. Namun, takut di tolak olehnya.

Esoknya, Zainal mengajak jalan-jalan ke taman pinggir kota yang sudah jarang di datangi. Namun, kecantikan taman tersebut dapat terbentuk dengan alami tanpa campur tangan manusia, sedangkan Jibran dan Kesya membuat persiapan untuk melamar Maya.

"Zainal dimana istrimu? Aku tidak mau nanti ada salah paham loh !" Kata Maya sambil makan.

"Tenang saja, aku disuruh istriku mengantarmu ke taman pinggir kota" kata Zainal dengan senyum.

Zainal dan Maya sampai di taman. Zainal mundur pelan-pelan dan menghilang tanpa jejak, Maya menengok kebelakang, mendapati Zainal yang sudah pergi.

"Zainal ! Zainal !, Kamu dimana?" Teriak Maya yang takut di tinggal sendirian.

Maya berlari keliling taman, hingga ketengah-tengah taman yang memiliki banyak bunga mekar yang indah. Seorang pria sedang berdiri di tengah taman bunga, berjalan dengan gagahnya menuju Maya. Maya berlari menuju pria itu dengan menangis dan memeluk pria itu. Yang ternyata pria itu adalah Jibran.

"Huuuu... Jibran untungnya kamu disini, aku takut sendirian" Maya yang menangis di pelukan Jibran.

"Tenang saja aku akan selalu bersamamu" kata Jibran begitu senang di peluk oleh Maya.

Jibran melepaskan pelukan Maya, berlutut dan memberikan sebongkah bunga mawar, yang disusun dan di tengah bunga itu terdapat sebuah cincin yang begitu indah.

"Maukah kamu menikah dengan ku" kata Jibran yang merasa khawatir akan di tolak.

"Ya, aku mau" kata Maya yang begitu antusiasnya menerima lamaran.

Pada saat itu, seekor makhluk mengintai di semak-semak taman, yang di utus oleh iblis kecurangan musuh dewa keadilan. 'wush' bayangan menuju Maya dengan cepat, Jibran langsung menghalangi bayangan itu dan memusnahkannya seketika di hadapan Maya.

Maya gemetaran dengan apa yang dia lihat. "Maya maaf kamu harus melihat ini" kata Jibran dengan rasa bersalah.

"Ya tidak apa-apa, lagi pula kau akan menjadi istrimu" kata Maya menenangkan Jibran agar tidak merasa bersalah karena melindunginya.

Lamaran Jibran tidak berjalan dengan lancar seperti yang di rencanakan. Angin berhembus begitu kencang, warna awan mulai menghitam dengan petir yang terus menyambar, seperti alam yang sedang marah.

Jibran dan Zainal mengantar pulang, Maya dan juga Kesya kerumah untuk beristirahat dan melupakan apa yang terjadi barusan. Jibran dan Zainal pergi menuju dunia abadi untuk menemui raja para dewa.

"Kami memberi hormat kepada rajaku" kata Zainal dan Jibran dengan ekspresi marah juga kesal.

"Ada apa dengan kalian ?" Kata raja para dewa dengan santainya.

"Raja, iblis sudah melewati batas !, Kita memaklumi bagi para iblis yang menyesatkan manusia. Karena itu adalah tugas mereka yang sebagai penguji sikap para manusia" kata Zainal dengan marah-marah.

"Dewa permainan, dengan ingatlah batasan-mu. Dan jelaskan mengapa mereka melewati batas" kata raja para dewa dengan membentak Zainal yang kurang sopan.

"Maaf kan aku raja" kata Zainal dengan menyesal dan membungkuk.

"Raja, para iblis mulai menyerang manusia secara fisik, kemarin ada seorang iblis yang mencoba menyakiti calon istri saya" kata Jibran dengan kesal namun ucapan tetap sopan.

"Kalau begitu berilah hukuman iblis yang melewati batas" kata raja para dewa, memasrahkan urusan iblis kepada Zainal dan Jibran.

Mereka berdua, kembali ke dunia manusia untuk berpamitan kepada pasangan mereka, Zainal dan Jibran mejelaskan tugas yang di berikan oleh raja para dewa kepada mereka. Kesya dan juga Maya, hanya bisa mendukung suami dan calon suaminya untuk melakukan tugas, namun seperti biasanya para perempuan. Mereka ingin orang yang di cintanya kembali dalam keadaan selamat.

"Aku ijinkan, tetapi kembalilah dalam keadaan selamat. Karena kamu akan menjadi seorang ayah" kata Kesya dengan senyum yang manis.

Zainal yang mendengar hal itu sangat bahagia dan memeluk istrinya dengan hangat. "Ya aku akan kembali dengan selamat" kata Zainal yang merasa sangat bahagia.

Zainal pergi dengan Jibran ke dunia iblis atau bisa di sebut neraka. Selama perjalanan Zainal membagikan kabar bahagianya kepada Jibran. " Wah, selamat kamu akan menjadi seorang ayah" kata Jibran dengan begitu senang.

Di dunia iblis, cuaca tiba-tiba memburuk, semua iblis berlarian ketakutan, sebuah cahaya turun dari langit yang ternyata cahaya itu adalah Zainal dan Jibran yang tubuhnya di kelilingi cahaya suci dewa.

Zainal membuka sebuah buku yang terdapat nama-nama iblis, yang sudah banyak membunuh dan melukai manusia secara fisik. Jibran mulai membacakan nama-nama iblis tersebut dengan lantang bahkan membuat beberapa iblis pingsan dan alam iblis terlihat kacau. Iblis yang di panggil langsung datang di hadapan dengan paksa, walaupun mereka mencoba untuk menolak tetapi tubuh mereka yang bergerak sendiri.

"Apa kalian tahu mengapa kalian saya panggil" kata Jibran dengan nada keras.

"Ya ya, kami mengaku salah, jadi jangan bunuh kami" kata para iblis yang gemetaran ketakutan.

"Karena kalian mengaku salah aku tidak akan membunuh kalian, tapi kalian tetap harus membayar perbuatan kalian" kata Jibran yang marahnya mereda.

"Zainal kurung mereka di dunia permainan sebagai manusia, dan berikan nasib mereka sama dengan manusia yang mereka bunuh" Zainal mematuhi perkataan Jibran dengan tenang.

(Dunia permainan adalah dunia yang di ciptakan oleh dewa permainan, yang semua makhluk di dalamnya mengatasi sebuah permasalahan dengan sebuah permainan)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience