Asap yang berwarna hitam mulai menyelimuti kuil, cahaya terang di tubuh Kaka bersinar untuk melindungi dari kegelapan yang mengincar jiwa. Asap hitam berkumpul menjadi satu hingga membentuk sosok yang mirip manusia namun auranya yang sekuat dewa.
"Aku yakin, dia pasti dewa jahat" kata hati Kaka.
"Hahahaha, ternyata ada dewa di sini juga!" Suara seseorang tertawa dengan sombongnya.
"Cih, terpaksa harus bertarung" kata Kaka yang merasa kesal.
Keberadaan Kaka sudah di ketahui oleh dewa jahat yang membuatnya terpaksa untuk bertarung, walaupun enggan bertarung karena khawatir dengan nyawa manusia yang tidak bersalah. Dua lompatan kaki mundur oleh Kaka untuk menjaga jarak, sebab keberadaan dewa jahat yang sulit untuk dideteksi oleh sihir Kaka yang sudah di sebarkan.
Butiran-butiran cahaya mulai muncul di sekitar tubuh Kaka dan menyerapnya hingga tubuhnya diselimuti oleh cahaya cerah keemasan, asap yang di sebabkan oleh aura dewa jahat tidak dapat mendekati kak, namun bukan berarti tidak dapat melukainya. Aura jahat berkumpul menjadi satu dan memadat hingga membentuk jarum-jarum besar yang begitu lancip.
Sebuah cahaya membentuk tameng muncul di depan Kaka untuk melindunginya, jarum hancur berkeping-keping ketika menyentuh tameng itu. Tanpa perlawanan dari Kaka musuh tampak kesakitan, karena kekuatannya kalah jauh dengan kekuatan Kaka, hingga mengalami benturan energi dalam yang sangat merusak sumber penyimpanan energi hitam.
Kaka tidak melewatkan kesempatan tersebut dan langsung menggunakan kekuatannya untuk mengurung dewa jahat ke sebuah dimensi. Kaka yang sudah melaksanakan tugasnya langsung membuat keadaan seperti semula dari orang yang mati hingga bangunan sebelum dewa jahat datang, tidak lupa Kaka mampir ke desa tempat dia tinggal selama ini untuk berterima kasih dan memberikan imbalan kepada penyelamatnya.
"Ayah! Ayah! Paman Kaka kembali dan dia bisa terbang seperti burung" kata Zulfa yang merasa senang dengan kedatangan Kaka.
Semua orang yang mengetahui Kaka kembali, berlari menuju pintu masuk desa untuk menyambut kaka. Penyambutan begitu meriah, banyak makanan dan minuman yang tersaji untuk merayakan kedatangan Kaka kembali ke desa, di tengah pesta Kaka mulai memberitahu identitas sebenarnya yang bernama Zainal seorang dewa permainan dan tujuan dirinya datang ke dunia ini. Semua yang mendengar memang tidak percaya namun pemikiran itu dapat di sangkal dengan kekuatan Kaka yang belum pernah ada di dunia ini.
"Paman dewa, setelah anda membunuh dewa jahat, anda akan kemana" kata Zulfa dengan canggung nya.
"Tidak usah bicara dengan formal ketika tidak ada dewa lainnya, walaupun begitu kalian tetap harus menghormati para dewa" kata Zainal dengan wajah tersenyum.
"Baiklah kak Zainal" kata Zulfa dengan senang.
"Memang kamu perginya kapan?" Kata Yuda dengan wajah agak sedih.
"Besok aku akan kembali ke tempat asalku, karena istri dan anakku menunggu" kata Zainal yang tidak sabar untuk bertemu dengan istrinya kembali.
Matahari terbit dengan cerah, burung-burung berkicau menandakan waktunya Zainal untuk kembali ke tempat asalnya. Sebelum pergi Zainal menyembuhkan kaki Yuda dan memberikan beberapa ketrampilan beladiri dan uang untuk di manfaatkan oleh Zulfa sebaik-baiknya.
Semua warga desa mengantar kepergian Zainal dengan perasaan yang campur aduk baik senang, sedih dan kekecewaan karena di tinggalkan oleh penyelamatnya sebelum membalas budi kepadanya. Setelah kepergian Zainal, beberapa orang membuat cerita legenda kehidupan Zainal selama di desa dan juga patung Zainal sebagai rasa hormat kepadanya yang telah menyelamatkan para warga desa dari para monster dewa jahat.
Dimensi ruang menuju dunia abadi telah terbuka. Kegembiraan terpancang di wajah Zainal yang tidak sabar bertemu dengan istri dan anaknya, pikiran pesimis muncul di kepalanya yang membuat Zainal sedih karena kemungkinan istrinya sudah menikah kembali atau meninggal karena rentang waktu yang berbeda jauh.
Cahaya mulai terlihat di ujung kegelapan dimensi tak berbentuk, yang menandakan dunia abadi telah dekat. Zainal mulai menambah kecepatannya untuk bergegas agar dapat bertemu dengan istri dan anak yang tercinta. Sedangkan di dunia abadi ada seorang Dewi yang baru terlahir atau bisa di bilang manusia yang telah memiliki kekuatan seorang Dewi.
Seperti para Dewi di dunia abadi, Dewi tersebut memiliki paras yang cantik dan tubuh yang begitu seksi. Namun yang berbeda adalah parasnya yang begitu mirip dengan istri Zainal, ternyata memang benar bahwa Dewi tersebut adalah istri Zainal dan mengapa Kesya menjadi Dewi adalah karena pertarungan antar dewa dan anak seorang dewa dapat membebani tubuh seorang manusia, oleh karena itu Kesya meminta kepada raja para dewa untuk memberikannya ujian agar dapat menjadi seorang Dewi.
"AURA INI !" Kata Kesya terkejut dengan aura yang di pancarkan dari suatu daerah.
"Kesya !" Kata Zainal dengan bahagianya bertemu dengan istrinya setelah sekian lama.
Zainal terbang dengan cepat merangkul Kesya, melampiaskan semua kerinduannya selama ini tanpanya. Karena ulah dari Zainal, membuat Kesya marah karena dapat menyakiti bayi mereka sendiri. Zainal baru menyadari bahwa Kesya sedang menggendong bayi.
"Sayang! Kamu bisa menyakiti bayi kita!" Kata Kesya dengan nada keras dan kesal karena kelakuan dari Zainal yang tidak mempedulikan sekitarnya.
"Lalu siapa nama bayi kita?" Kata Zainal menanyakan nama dari anak mereka dengan rasa yang campur aduk.
"Aku belum memberikannya nama, aku ingin memberinya nama bersama karena aku yakin kamu pasti kembali" kata Kesya yang merasa sedih mengingat masa kehamilannya tanpa seorang suami yang mendampinginya.
"Maaf! Aku begitu lama pergi karena terjadi sedikit kecelakaan yang membuatku hilang ingatan. Tetapi sekarang sudah kembali seperti semula" kata Zainal menghadap kebawah dengan rasa bersalahnya, hingga tidak bisa memandangi wajah Kesya.
Zainal dan Kesya kembali ke rumah untuk menceritakan semua yang di alami oleh Zainal dan menentukan nama yang bagus untuk anak mereka berdua. Esoknya, pagi-pagi Zainal mulai bersiap untuk ke istana para dewa.
Di istana para dewa, Zainal melaporkan hasil dari tugas yang di berikan dan menjelaskan kejadian yang di alami selama pengejaran dewa jahat. Zainal menyerahkan dewa jahat yang dia tangkap untuk di berikan kepada raja para dewa.
"Prajurit bawa dewa jahat dan lakukan interogasi" kata raja para dewa dengan tegas dan tatapan yang mengintimidasi.
Dua prajurit datang dan langsung membawa dewa jahat dengan cara yang tidak manusiawi dan itu di karenakan dewa tersebut menyalahi aturan hanya untuk mempermainkan jiwa makhluk hidup yang tidak bersalah. Zainal sudah di ijinkan untuk kembali, namun sebelum kembali Zainal meminta saran kepada raja para dewa untuk memberikan nama seperti apa kepada anaknya.
"Berikanlah nama anak yang mencerminkan keharmonisan sebuah keluarga" kata raja para dewa dengan wajah yang begitu senang.
"Terima kasih rajaku" kata Zainal dengan membungkukkan badan sebagai rasa hormatnya.
Share this novel