Acara pernikahan berlangsung dengan lancar yang di hadiri teman Caca dan juga teman Zainal yang dewa. Ketika acara pernikahan berlangsung, raja mengirim informan untuk mencari wanita yang sangat di cintai Reza hingga meninggalkan jabatan namun hasil yang diperoleh sia-sia.
Informan yang dikirim raja hanya melaporkan, wanita yang di cintai Reza hanyalah seorang pelayan dari sebuah keluarga yang kepala keluarga bernama Zainal dan para warga mengatakan bahwa Zainal adalah seorang dewa.
Raja Morfen menganggap Zainal hanyalah seorang penipu dan sangat marah dengan Reza yang meninggalkan jabatan hanya untuk seorang pelayan. Raja Morfen sangat marah dan memerintahkan, untuk membunuh semua orang yang mengenal Zainal dan Caca.
"Ayah mohon untuk menenangkan hati, identitas Zainal yang seorang dewa kemungkinan benar. Karena dialah hamba dapat di sembuhkan" kata Fikri yang khawatir dengan masa depan kerajaan Morfen.
Raja tidak mendengarkan apa yang di katakan oleh Fikri dan tetap menyerang desa lovely yang di pimpin oleh dirinya sendiri. Ribuan prajurit berbondong bondong menyerang desa lovely, dari kejauhan tampak bendera kerajaan dan juga prajurit yang siap menyerang.
Zulfa yang melihat tidak tinggal diam, dia memerintahkan untuk seluruh warga desa ke garis depan dalam peperangan sedangkan yang perempuan dan anak-anak akan membantu dari belakang dengan memberikan efek buff. Peperangan tidak bisa di hindari, dengan kekuatan yang di ajarkan oleh Zainal, warga desa dapat melakukan perlawanan bahkan dalam perang tersebut desa lovely tidak mengalami kerugian.
Raja sangat terkejut dengan kekuatan tempur dari desa lovely yang di anggapnya hanyalah desa biasa dan terbelakang tanpa sejarah penting di kerajaan. Keegoisan raja kerajaan Morfen memuncak setelah melihat kekuatan tempur desa lovely dan semakin berniat untuk menundukkan mereka agar dapat menyerang kerajaan tetangga.
"Wah, ternyata sangat mudah!" Kata seorang warga desa lovely yang merasa lawan mereka terlalu lemah.
"Bagaimanapun ini berkat dewa Zainal yang mengajarkan sihir kepada kita!" Kata Yuda dengan kobaran api di tangan.
Peperangan berlangsung dengan singkat. Pihak kerajaan mengalami kerugian yang begitu besar, dari makanan persediaan yang kurang dan juga prajurit yang banyak mati tetapi tidak bisa membunuh seorangpun di Medan perang. Dengan wajah yang begitu marah, raja kerajaan Morfen dengan paksa menyerah dan kembali ke kerajaan untuk memikirkan langkah selanjutnya.
Di kerajaan Morfen, raja mulai memikirkan berbagai cara licik, dari melakukan penyerangan diam-diam dan meracuni seluruh warga agar saat berperang tidak dapat mengerahkan kekuatan yang maksimal. Untuk yang terakhir kalinya Fikri memperingatkan raja untuk tidak menyerang desa lovely hanya dengan melihat peperangan sebelum-nya.
"Ya, itu benar raja! Sebaiknya anda menyerah menaklukkan mereka! Bukannya mereka juga warga-mu ?" Kata Raka dari kejauhan dan berjalan perlahan.
Sebuah dekrit di kirimkan oleh raja ke desa lovely yang menyatakan untuk semua warga desa harus mengikuti penyerangan ke kerajaan lain dan dengan sebuah ancaman, jika tidak menuruti semua warga desa lovely akan di usir dari kerajaan Morfen.
Di tengah desa lovely, rapat dekrit raja. "Bagaimana ini Zulfa? Kami tidak ingin meninggalkan desa ini!" Kata salah seorang warga.
"Aku tau, kalian tidak ingin pergi dan juga tidak ingin menyerang orang yang tidak bersalah!" Kata Zulfa dengan wajah gelisah dan kebingungan.
"Bagaimana kalau kita pindah bersama dengan desa ini saja! Semua keluarga yang berada di luar desa akan di jemput pulang!" Kata Yuda dengan senang memecahkan masalah.
Namun, ada masalah lain yaitu cara memindahkan desa. Ada seorang warga yang mengusulkan untuk meminta bantuan dewa Zainal tetapi hal itu di tolak oleh Zulfa. Beberapa orang mendukung untuk meminta bantuan Zainal dan mulai meyakinkan Zulfa hingga akhirnya Zulfa menuruti mereka semua.
Para warga sangat sibuk untuk mempersiapkan ritual pemanggilan dewa dan beberapa menjemput warga yang sedang berdagang di luar desa agar dapat mengikuti ritual. Di depan desa lovely, warga desa menggunakan baju dengan warna merah dan penutup wajah yang terukir sebuah pola tanaman yang akarnya menyatu dengan dunia, tarian bersama di lakukan, api unggun berada di tengah.
Raja kerajaan Morfen mendengar berita apa yang di lakukan oleh warga desa Lovely. Situasi ini begitu menguntungkan bagi kerajaan Morfen, untuk menyingkirkan orang-orang yang kemungkin menjadi pemberontak di masa depan. Bala tentara di luncurkan, baik dari kerajaan Morfen sendiri dan juga bala tentara bantuan dari kerajaan tetangga yang siap mengepung sebuah desa.
Tidak jauh di depan desa terdapat hutan yang begitu lebat dan gelap, hal itu di manfaatkan oleh para prajurit untuk bersembunyi melihat keadaan lokasi desa lovely. Prajurit yang melihat para warga hanya berfokus pada ritual langsung berlari menyerang.
"Trang" suara zirah yang tertabrak sesuatu.
Sebuah perisai tembus pandang yang besar melindungi para warga namun hal itu tidak dapat berlangsung lama, perisai yang tipis akan rusak jika di benturkan sesuatu di satu tempat. Kayu yang besar di bawa oleh sepuluh prajurit yang memiliki otot yang besar, di benturkan ke perisai berulang kali hingga retakan muncul dan semakin parah.
Sedangkan di dunia abadi abadi, Zainal dan Reza sedang mengikuti rapat para dewa yang membahas tentang keamanan penjara dewa. Namun, hal itu berjalan dengan lancar dengan adanya Reza yang dapat mengatur keamanan dengan baik. Tidak berapa lama setelah rapat, Zainal mendapat undangan dari warga desa lovely hal ini tampak tidak biasa dan membuat gelisah Zainal.
Zainal pulang dan berpamitan dengan Kesya, untuk kembali ke desa lovely karena ada sebuah urusan yang penting. Kebetulan Reza merindukan kampung halaman, kesempatan ini di manfaatkan oleh Reza untuk kembali.
"Zainal bolehkah aku ikut! Aku merindukan kampung halamanku!" Kata Reza yang sangat mengharapkan persetujuan.
"Oke! Lagi pula mereka mengundang kita dengan sebuah ritual jadi lebih mudah kesana!" Kata Zainal dengan senang.
Perisai yang melindungi warga desa hancur. Para prajurit menodongkan senjata dan berlari bersemangat untuk membunuh sekaligus menjarah harta yang tertinggal. Langit menjadi gelap perlahan, langit terbelah dengan cahaya yang keluar dari celah dan para warga berhenti melakukan ritual yang menandakan ritual berhasil. Dua orang muncul dari celah bercahaya, tekanan yang begitu kuat membuat semua orang berlutut.
"Kenapa kalian memanggilku?" Kata Zainal dengan keras dan penuh tekanan.
"Dewa tolong kami!" Kata Yuda dengan rasa takut.
Zainal yang mengerti dengan situasi yang di hadapi, membuat para prajurit mati, dari jarak yang dekat bahkan mereka yang yang telah melarikan diri, mereka semua mati hanya dengan ayunan tangan. Jadi mustahil bagi kerajaan untuk mengetahui keadaan lokasi perang.
Zainal dan Reza turun. Semua warga desa memberikan salam hormat dan memberitahu kepentingan memanggil zainal, Zainal yang mendengar alasan para warga desa memanggilnya karena alasan yang sepele sangat kesal dan menasihati agar tidak mengulanginya lagi. Reza terkejut dengan Zainal karena untuk pertama kalinya Reza melihat sikap Zainal yang seperti itu.
"Zainal! Bukankah yang di sebelahmu Reza?" Kata Zulfa yang baru menyadari.
"Ya" kata Zainal dengan wajah yang masih kesal.
Zainal yang sudah terlanjur datang menuruti kemauan para warga, tetapi yang memindahkan bukan Zainal melainkan Reza. Zainal yang mencari lokasi dan Reza yang memindahkan.
"Heh! Kenapa aku!" Kata Reza yang tampak terkejut.
"Kan dari tadi kamu hanya diam saja!" Kata Zainal dengan wajah datar.
Reza hanya bisa menuruti Zainal. Para warga sudah memutuskan untuk memindahkan desa di tengah lautan, dengan kekuatan dan barang yang di berikan Zainal cukup untuk membuat sebuah desa dapat berdiri sendiri. Zainal dan Reza hanya pasrah dengan keputusan mereka dan meninggalkan desa karena tugas telah selesai.
Share this novel