IMBAS KEMBALI...
8 TAHUN LALU...
Tubuh gadis yang dibaluti selimut itu di pandang dengan senyuman sinis. Pakaiannya yang berterabur di atas lantai dikutip satu persatu. Satu persatu di sarung ke tubuhnya yang sasa.
Dia mendekati Luna setelah siap berpakaian. Rambut panjang yang menutupi wajah si gadis dikuis perlahan.
Wajah Luna yang masih dengan esak tangis dielus perlahan.
"Itulah... Aku mintak cara baik... Kau melawan... Sekarang siapa yang susah... Kau sendiri jugak yang susahkan..." Bisik Hayrren bersama ketawa jahatnya.
"Sampai hati abang Herry buat Luna macam ni... Sampai hati..." Gumam Luna bersama tangisan yang masih tak henti lagi.
Hayrren ketawa geli hati mendengar ayat Luna itu.
"Aku pun sebenarnya tak sampai hati nak buat kau macam ni... Tapi nak buat macam mana... Kau yang degil sangat... Jadi terpaksa lah aku buat cara kasar... Kalau tak melepas lah malam pertama aku dengan kau..."
Ya Tuhan... Tiada kah sedikit pun rasa kasihan pada gadis yang dia aniaya ini?
"Terima kasih banyak lah sebab sudi bermalam pertama dengan aku... Dan kau kena ingat... Ini balasan apa yang kau dah buat dekat aku..." Senyuman sinis masih lagi bergayut di bibirnya.
"Dan aku nak kau semat dalam kepala otak kau yang bodoh ni... Sekali kau aku dah rosakkan... Jangan harap kau akan hidup bahagia dengan lelaki lain sebab bayang - bayang aku akan selalu ikut kau ke mana saja kau pergi... Dan hujan malam ini menjadi saksi yang kau tidak boleh lari dari aku walau sejauh mana pun kau pergi... Kau ingat kata - kata aku ni..." Dahi si gadis di tujal sebelum berlalu keluar dari bilik gadis itu sambil bersiul riang.
MASA KINI...
Hayrren meraup mukanya bila terkenangkan akan perbuatan kejamnya dahulu. Ketika itu dia pergi begitu tanpa mempedulikan perasaan Luna yang remuk akibat perbuatannya.
Ya Tuhan... Kejamnya aku pada dia.... Aku meragut sesuatu yang berharga pada diri seorang gadis... Sesuatu yang sepatutnya diberikan pada seorang yang berhak dan sah... Aku bersalah Ya Tuhan... Aku bersalah... Tangis Hayrren dalam diam.
Pertemuan pertama di restoran tadi membuatkan hati kembali perit dan pedih mengenangkan dosanya yang terlalu besar pada Luna.
Dia ingin sekali menyapa gadis itu tetapi waktu dan tempatnya yang tidak bersesuaian membantutkan niatnya. Malah gerak geri si gadis di dalam perhatian nya sehingga lah dia melihat Luna di papah keluar oleh dua pekerja restoran dari kaunter. Wajah gadis itu tidak bermaya sekali. Dia ingin menolong tetapi memikirkan dia bukannya datang seorang, dia membatalkan niatnya. Dia tidak mahu nanti dia akan di soal siasat oleh rakan - rakannya.
Dia harus mencari cara untuk bertemu dengan Luna... Selagi tidak bertemu dengan gadis itu, selagi itulah dia sering dihantui dosa - dosa silam...
Maafkan abang Herry Luna... Maafkan abang Herry....
"TOLONG LEPASKAN Luna abang Herry... Tolong lepaskan Luna..." Rayu Luna dengan merapatkan kedua - dua belah tapak tangannya.
Wajahnya penuh mengharap agar lelaki itu melepaskan dirinya. Tetapi seribu kali sayang... Lelaki itu tidak menghiraukan rayuan nya... Tubuh Luna terus ditindih tanpa belas kasihan. Luna menjerit nyaring.
"Arghhh..." Luna menjerit lantas bangun dari pembaringan. Ochey yang berada di sebelah pantas di tarik dan tubuh abangnya itu dipeluk erat.
"Abang... Tolong adik bang... Tolong adik... Adik tak nak... Dia paksa adik bang... Dia paksa adik... Adik takut bang... Adik takut..." Tangis Luna di dada abangnya.
"Sayang... Tenang... Abang ada... Abang sentiasa ada untuk adik... Dah adik jangan takut... Abang ada..." Pujuk Ochey sambil mengurut bahu adiknya.
"Adik takut bang... Adik takut dia datang cari adik lagi..." Luna bersuara lagi dengan nada tersekat - sekat menahan tangis.
Rupa - rupanya, Luna masih tidak sembuh lagi dari kisah silam nya. Dia kembali menjadi Luna yang dahulu bila tiba hujan turun bersama petir dan guruh. Pada masa itu, dia merasa yang lelaki itu mencari dirinya dan mahu merosakkan dirinya sekali lagi.
Kejam sungguh perbuatan Hayrren sehingga menyebabkan gadis ini fobia pada tahap yang melampau.
Yanie yang melihat situasi itu perlahan - lahan mendekati adik ipar nya lalu duduk disebelah Luna.
"Luna... Tak siapa yang dapat sakiti Luna lagi... Akak dengan abang ada untuk lindungi Luna dari bahaya... Itu janji akak dengan abang... Jadi sekarang... Luna tak payah takut ya... Abang dan akak ada untuk jaga Luna dan lindung Luna..." Pujuk Yanie dengan lembut sekali. Bahu adik ipar nya diusap perlahan - lahan.
Perlahan - lahan Luna beralih dari dada abangnya bila sedikit sebanyak dia termakan dengan pujukan kakak iparnya.
" Janji yang abang dengan akak takkan tinggalkan Luna sendirian lagi..." Pinta Luna penuh mengharap.
"Ye... Kakak dengan abang janji..." Ochey pula bersuara. Terus tubuh kedua - dua insan yang bermakna dalam hidupnya dipeluk erat.
Dia menangis kelegaan... Mujur ada insan sebaik Yanie ini yang mampu memberi sinar harapan pada hidupnya yang kelam.
Moga Luna kuat berlawan dengan rasa fobianya...
Share this novel