BAB 45 Final

Action Completed 75672

LUNA TERSENYUM senang bila jari jemarinya bertaut dengan jari jemari besar milik Hayrren. Mereka sekarang sedang berjalan di taman rekreasi. Tempat untuk kanak - kanak dan orang dewasa menjalankan aktiviti riadah harian.

Perutnya yang semakin membesar menyukarkan dia untuk bergerak lebih laju.

Syukur pada Tuhan kerana mengurniakan dia seorang suami yang bertanggungjawab dan penyayang.

"Jom duduk sana..." Ajak Hayrren bila terlihat sebuah bangku kosong. Terkedek - kedek Luna melangkah sambil dipimpin oleh Hayrren menuju ke arah bangku tersebut. Perlahan - lahan Luna di dudukkan pada bangku itu.

"Baby... Jangan bagi mama letih ya... Kesian dekat mama..." Perut yang membulat itu diusap perlahan.

Tergelak kecil Luna mendengar Hayrren bercakap dengan bayi dalam kandungan nya.

"Tengok tu... Mama boleh gelakkan kita pulak..." Adu Hayrren bila menangkap gelak kecil terbit dari mulut isterinya.

"Kalau Hayden ada... Mesti dia suka kalau ada adik..." Tiba - tiba mulut Hayrren menyebut nama anak sulung mereka, Hayden.

Gelak kecil Luna terhenti bila nama itu meniti di bibir suaminya.

"Abang..." Panggil Luna bila dilihat wajah Hayrren sudah berubah muram. Bila menyebut pasal Hayden, pasti wajah Hayrren berubah muram.

"Kalau dia masih hidup... Mesti dia akan gembira akan dapat adik... Tapi sayang... Sebab perangai papa dia sendiri... Dia hidup menderita bersama mama dia..." Tiba - tiba meluah rasa.

Entah kenapa, bila saat meniti nama Hayden di bibirnya peristiwa silam kembali menjengah kotak fikirannya.

" Abang... "Seru Luna.

Wajah muram Hayrren yang tertunduk itu di pagi lembut menghadap dirinya.

" Abang... Jangan diungkit kisah silam lagi... Bukan salah abang pun... Dah takdir Tuhan berkata begitu... Dan sekarang... Hayden sedang gembira di sisinya... " Pujuk Luna.

"Tapi itu masih dosa abang... Abang rasa dosa silam akan mengikuti kemana sahaja abang pergi..." Ujar Hayrren dengan nada sudah bergetar menahan rasa. Menahan rasa sedih mungkin.

"Abang... Pandang Luna... Please pandang Luna..." Wajah Hayrren yang sengaja di larikan di tekup dengan kedua - dua belah tangan nya.

"Kesalahan silam tetap kesalahan silam... Tapi itu telah menjadi kenangan bang... Biarlah kenangan yang manis untuk kita kenang-kenangkan... Jangan lagi menoleh ke belakang... Tapi maju lah kehadapan... Kerana kenangan silam akan menjadi reput diingatan dan kenangan yang baru dan manis akan kita ciptakan... " Ujar Luna.

Mata beningnya merenung kasih pada mata tajam suaminya.

" I Love You abang... I Love You so much..." Buat pertama kalinya, Luna meluahkan rasa cintanya pada Hayrren.

Menangis gembira Hayrren mendengar ayat yang sudah lama dia tunggu keluar dari mulut Luna ini.

Segala apa yang tersirat dikepalanya tadi terasa hilang begitu sahaja saat mendengar ucapan itu.

"Terima kasih sayang... Terima kasih..."

"Terima kasih sayang kerana menyedarkan abang tentang sesuatu... Sesuatu yang abang akhirnya tidak akan menoleh kebelakang lagi..." Ucap Hayrren tulus.

Luna hanya tersenyum manis sahaja. Kepalanya dilentok pada bahu Hayrren dan mata kedua - duanya ralit memandang gelagat kanak - kanak yang sedang bersuka ria bermain sesama sendiri.

Moga ikatan mereka ini terjalin hingga ke akhir hayat.

Hujan Malam Itu, di situ terjadinya permulaan kisah keperitan dan disitu jugalah pengakhiran kisah yang menggembirakan.

Pengakhiran kisah antara Hayrren dan Lunanita.

-Tamat-

Tamat sudah... Terima kasih kerana sudi membaca kisah Hayrren dan Lunanita ini... Teruskan menikmatinya... Jumpa lagi pada karya sis yang selanjutnya... Salam sayang dari sis Mona Ho... Bye...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience