Setelah selesai sarapan aku segera menyiapkan perlengkapan Rangga karena malam ini dia akan segera kembali ke Amerika untuk ujian skripsinya 2 hari lagi dan Sedangkan aku satu minggu lagi. Jadi dengan berat hati aku tidak bisa mengikuti dia ke Amerika.
"Apa hari ini kita di rumah saja" Peluk manja Rangga padaku seperti anak kecil.
"Enggak bisa dong, aku mau pergi ke suatu tempat sama kamu"ucapku yang masih sibuk menyiapkan pakaian Rangga.
"Mas, lepasin dulu tangan kamu enggak liat aku lagi ngapain "Rangga yang selalu menempel padaku membuat pekerjaan yang sedang aku lakukan terhambat.
"Enggak mau, aku maunya kamu ikut aku ke Amerika "paksa Rangga padaku.
"Susah nih urusannya kalau begini "gumam ku dalam hati. " Lepasin enggak! "Aku yang sudah tidak tahan akan sikap Rangga yang memeluk erat pinggang ku.
Rangga hanya diam dengan kasar dia melepaskan pelukannya dariku, dia marah padaku karena aku membentak nya. "Sayang, kamu itu udah dewasa, kenapa kembali jadi anak kecil sih" Gumam Ku yang tertawa kecil melihat sifat Rangga ngambek padaku.
"Sayang" Panggil ku dengan lembut namun Rangga hanya menatapku dengan marah.
"Sinilah aku mau ngomong sesuatu sama kamu" Panggil ku lagi. "Aku hitung sampai tiga ya, kalau enggak kemari aku enggak mau kasih kamu hadiah ya. 1........2........"
Dengan cepat Rangga berjalan ke hadapan ku
"ada apa sayang" Kata Rangga yang matanya berbinar kerena mendengar hadiah dariku.
"Sayang, aku tuh sebenarnya enggak mau pisah dari kamu sedetik pun" Kataku yang memegang wajahnya "aku mau kita itu selalu bersama, tapi demi masa depan kita dan anak kita, aku mau kamu jadi orang yang paling hebat dan jadi seorang ayah yang bisa memberikan masa depan yang cerah untuk anak anak kita. Jadi bersabar lah tidak lama lagi kamu akan kembali kepadaku lagi. Sabar ya" Bujuk ku pada Rangga. Dia tersenyum padaku "aku memang tidak salah memiliki kamu Ran" Ucap Rangga dengan bangga.
"Aku yang paling bahagia karena kamu telah memilihku mas"Kataku yang menatap mata Rangga
" Hadiah nya mana? "Tanya Rangga yang bersemangat. " Tutup mata kamu "pinta ku pada Rangga dan dia pun mengikutinya.
Cup, aku mengecupnya. Setelah itu dia membuka matanya" Singkat banget sih"kata Rangga yang langsung menarik ku ke dalam pelukan nya dan mencium ku sangat lama.
"Rangga, aku enggak bisa nafas" Kataku yang menahan bibirnya dengan tangan ku
"Maaf, habisnya kamu cantik banget, jadi aku enggak bisa nahan" Ucap Rangga padaku.
"Udah cukup, nanti mama sama papa lihat kita"ucap ku sangat malu karena pintu kamar masih terbuka lebar. Aku malu kalau ada orang yang masuk ke kamar dan melihat kami.
Dengan sigap Rangga langsung mengunci pintu dan berlari ke arahku" Semuanya aman terkendali"kata Rangga yang membuatku tertawa "lanjut lagi nih"tanya Rangga padaku.
" Enggak, urusan aku masih banyak. Aku takut nanti kamu hilang kendali sama aku"ledek ku pada Rangga.
"Sia-sia dong aku tutup pintu" Rangga kecewa karena keinginannya tidak bisa dilanjutkan lagi. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya.
"Sabar ya sayang"bujuk ku dengan memeluk nya.
"Hahhh, apa boleh buat "Kata Rangga yang membuang nafas berat.
Setelah itu Rangga membantu ku membereskan pakaiannya dan segera pergi ke tempat yang aku inginkan. Tiba di halaman bangunan yang seperti sekolah.
"Kak Ran datang "teriak anak anak panti yang sangat gembira melihat ku.
"Jadi ini tempat yang mau kamu datengin "tanya Rangga
"iya, sayang tolong ambilin barang barang yang ada di bagasi ya"perintahku pada Rangga yang masih berada dalam mobil.
"Kak Ran, aku kangen sama kakak" Kata seorang anak kecil padaku.
"Kita masuk ke dalam saja ya, bu Tina ada kan" Tanya ku pada Adit yaitu adik kecil yang baru saja memelukku.
"Ada kok, bunda lagi buat sarapan untuk kita" Kata Adit dengan polos.
"Ya sudah, kita masuk ke dalam yuk" Aku membawa Adit bersamaku dan membiarkan Rangga mengangkat barang yang masih berada di mobil.
"Sayang, kamu kalau sudah asik sama sesuatu udah lupa sama suami sendiri" Gumam Rangga yang sedang mengangkat barang yang di bantu oleh satpam di panti asuhan ini.
"Pacar nya nona Ran ya? " Tanya satpam separuh baya itu.
"Bukan pak, saya suaminya" Kata Rangga dengan tegas pada satpam itu.
"Waah, ternyata nona Ran sudah menikah ya, selamat ya dapat istri yang baik, penyayang dan cantik lagi" Kata pak satpam itu kagum pada Ran.
"Wah, ni orang terang-terangan gombal istri saya" Gumam Rangga terbakar api cemburu. "Makasih pak, kalau begitu saya masuk ke dalam dulu" Kata Rangga kesal pada satpam itu dan segera pergi menghampiri Ran di dalam panti asuhan.
"Sudah selesai mas? " Tanya ku pada Rangga.
"Sudah" Jawab Rangga ketus karena masih kesal pada satpam tadi.
"Om, jangan gitu dong sama kak Ran, dia itu pacar saya loh"omel Adit yang berada di sampingku.
"Om nya galak ih" Kata anak kecil yang berkumpul bersama ku.
"Hah, apa dia pacarmu"tanya Rangga pada Adit yang cemburu pada anak kecil.
"Iya dong om, kalau aku sudah besar aku akan menikah sama kak Ran yang cantik" Kata Adit yang masih polos pada Rangga.
"Buktinya mana kalau kak Ran adalah pacarmu" Ucap Rangga dengan ketus terbawa suasana.
Adit langsung memelukku dan mengatakan "aku pacarnya kak Ran, lihat! Aku memeluknya" Kata Adit mencoba memperlihatkannya pada Rangga dengan bangga.
"Cupp"Rangga menarik ku dan langsung mengecup pipiku" Dia adalah istriku! "Kata Rangga dengan tegas membuat Adit menangis dan berlari menuju bu Tina.
"Bunda kak Ran dicium sama om jelek itu"lapor Adit pada bu Tina.
" Om jelek! Aku"kata Rangga tersenyum jahat.
"Kamu sih, anak kecil diladenin"aku tertawa melihat Rangga dan Adit sedang bertengkar.
"Aku harus menang melawan bocil ini"kata Rangga dengan semangat. Aku dan bu Tina hanya melihat mereka sedang bertengkar.
"Dari mana saja Ran seminggu ini enggak ada kabar" Tanya bu Tina menghampiri ku.
"Aku sibuk urus skripsi dan lagi 2 hari yang lalu aku baru saja menikah. Maaf aku baru bisa kasih kabar" Ucap ku pada bu Tina.
"Enggak apa apa, selamat atas pernikahannya" Ucap bu Tina memberikan restu padaku."apa ini suamimu Ran"tanya bu Tina melihat Rangga sedang bermain bersama anak panti
"Iya, dia adalah suamiku" Kataku melihat Rangga dengan mata berbinar.
"Dari penilaian ku dia adalah pria yang baik" Kata Bu Tina padaku.
"Terimakasih bunda"jawabku dengan senyuman.
Karena kami menghabiskan banyak waktu di panti asuhan ini bersama dengan anak-anak kecil yang sangat imut, aku dan Rangga tidak merasa waktu berjalan begitu cepat hingga sore.
"Sayang, kita balik yuk. Aku lapar" Bujuk Rangga padaku dengan wajah memelas.
"Kita izin ke bu Tina dulu baru pulang. Oke" Kataku pada Rangga dengan lembut, dia hanya mengangguk menjawab pertanyaan ku.
Akhirnya aku kembali ke rumah untuk mengemasi semua barang yang akan Rangga bawa. Setelah maghrib Rangga mengajakku ke Mall katanya dia mau membelikan pakaian dan alat make up untukku.
Share this novel