Untitled

Romance Completed 76642

Tibalah hari peresmian ku menjadi seorang sarjana aku sudah memakai baju kebaya yang diberikan oleh mama Rangga. Aku pergi ke salon bersama mama dan juga papa Rangga. Aku dan mama memakai baju kebaya yang sama dengan mama Rangga tapi modelnya berbeda.

"Ran, kita foto foto dulu yuk, mau unggah di medsos mama, Biar temen temen mama itu iri lihat mantu yang cantik banget" Tarik mama padaku yang baru saja selesai make up. Aku pun mengikuti perintah mama.

Setelah itu aku mengambil foto bersama dengan papa. Tanpa malu malu mama menyuruh salah satu karyawan salon itu untuk mengambil foto kami bertiga.

"Udah ya mah, foto-foto nya nanti kita terlambat loh" Bisikku pada mama karena sudah diperhatikan oleh orang orang yang berada di salon itu.

"Ngomong ngomong Rangga sudah ada kabar Ran? " Tanya papa padaku.

"Belum pah" Jawab ku lesu.

"Apa!!, kok belum kasih kabar sih ke kamu" Kata mama kaget.

"Kan mama yang suruh aku buat gak hubungi Rangga" Jawab ku.

"Kayaknya sekarang dia lagi di pesawat deh" Pikir papa.

"Bagus deh kalau gitu" Kata mama "jangan lesu gitu dong sayang" Kata mama lagi menenangkan ku.

"Iya, ma" Jawabku.

"Mama sama papa kamu gimana sayang? " Tanya mama mertuaku.

"Katanya mereka datang dan langsung jemput aku. Boleh gak mah.?kata mama aku mereka mau buat syukuran di sana mah"jawabku

" Boleh dong, setelah itu kita buat syukuran di rumah mama juga, kan"kata mama berharap padaku.

"Iya mah, semuanya bisa" Jawabku meyakinkan.

Kami akhirnya berangkat ke kampus tercinta para mahasiswa sudah berkumpul di Aula umum universitas. Banyak orang tua yang hadir juga mengawal anak anak mereka yang akan disahkan menjadi sarjana.

Aku bertemu dengan orang tua Vina, juga teman-teman lainnya. Sedangkan papa dan mama sibuk bertemu dengan orang tua teman-teman ku sekaligus membahas bisnis sambil menunggu acaranya dimulai.

Saat acara di mulai terlebih dahulu kami mendengarkan lagu Indonesia Raya kemudian menyajikan lagu Mars Wisuda setelah itu sambutan sambutan Rektor dan beberapa pendidik universitas. Tibalah kami ke acara inti yaitu saat saat yang aku tunggu ketika namaku di sebut di depan semua orang.

"Ran Tania dengan nilai sangat memuaskan yaitu 3,97 juga mendapatkan penghargaan cumlaude"

Mama dan papa Rangga kaget ketika para MC menyebutkan nilaiku juga penghargaan cumlaude yang aku dapatkan, aku hanya mengedipkan mata pada mereka berdua saat naik ke atas panggung.
Semua para tamu undangan, orang tua dan teman-teman ku memanaskan aula pada saat itu.

Aku adalah mantan putri kampus selama 2 periode membuat ku dikenal hampir seluruh mahasiswa. Itulah mengapa kalau Rangga sangat marah kalau ada seorang lelaki yang mendekati ku.
Saat istirahat tibalah waktunya aku mempersembahkan sebuah persembahan. Aku naik ke panggung dan memainkan sebuah piano yang berada di panggung. Aku menyanyikan sebuah lagu perpisahan untuk semua teman-teman ku. Mereka bersorak dan bernyanyi bersama sama. Saat acara selesai semua mahasiswa mulai berkumpul mengambil foto bersama dan menerima buket bunga dari orang terkasih mereka.

Sementara aku menunggu seseorang yang sangat aku rindukan yang kini tidak ada kabar darinya.

"Ran, selamat ya sayang. Mama sama papa bangga dan bahagia banget sama kamu" Ucapan selamat dari mertuaku yang memberikan buket bunga padaku.

Beberapa menit kemudian banyak mahasiswa menghampiri ku. Mereka memperkenalkan diri dan ada yang blak-blakan menyatakan perasaan mereka padaku. Aku hanya tersenyum dan hanya menerima buket bunga yang mereka berikan padaku

Tiba-tiba suara para teman-teman ku terdengar, rupanya kak Rizki datang membawa buket bunga mawar yang sangat besar berwarna pink muda. Saking besarnya buket bunga itu wajah kak Rizki sudah tidak nampak. Aku hanya menatap mama dan papa karena kasihan melihat mereka bolak balik membawakan buket bunga yang orang orang berikan padaku saking banyaknya.

Pada saat itu aku dikumpuli oleh para teman-teman sekaligus mahasiswa yang mengucapkan selamat padaku. "Happy Graduation" Kata kak Rizki memberikan ku buket mawar itu.

"Terimakasih kak" Jawabku tersenyum ramah.

Mama sampai pangling melihat ketampanan kak Rizki sampai papa mencolek mama pun masih tetap fokus melihat kak Rizki.

"Mah" Panggil papa yang cemburu.

"Perkenalkan, saya mama nya Ran" Kata mama memperkenalkan diri dihadapan kak Rizki.

"Saya suaminya" Ucap papa tegas.

Aku tersenyum melihat papa, ternyata buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Akupun mendengar seseorang memanggilku "susah juga ya ketemu sama kamu, gadis nakal" Kata Rangga dari kejauhan. Keringat yang meluncur deras yang masih membawa sebuah koper besar di sampingnya. Nafas yang masih ngos-ngosan sambil mengibaskan paspor yang berada ditangannya karena kepanasan.

Aku berlari ke arahnya sambil membawa buket yang diberikan kak Rizki di tanganku "Rangga!! " Air mata yang bercucuran, rindu yang sudah tidak tertahankan lenyap dengan sebuah pelukan hangat dari orang yang aku cintai.

Dia memelukku sangat erat sambil mencium kening ku.

"Kenapa baliknya lama banget sih" Tanyaku yang sangat dekat dihadapannya.

"Maaf, ada sedikit masalah saat di bandara" Jawab Rangga yang menarik ku lagi dalam pelukannya. Dia sengaja memperlihatkan kemesraan kami di depan para mahasiswa yang berkumpul dan khusus nya pada seorang pria yang sangat mencolok dari pandangan Rangga.

"Ohhh, jadi ini alasan kamu gak kasih kabar ke aku karena disekeliling kamu itu ada cowok cowok sixpack dan bahu kekar yang sama kayak aku" Bisik Rangga yang masih memeluk ku.

"Hahh? "Jawabku kebingungan.

" Awas saja nanti kalau di rumah "ancam Rangga tersenyum nakal.

"Perkenalkan, saya Rizki Dosen Bahasa dan Sastra"kak Rizki menghampiri kami.

"Saya Rangga, suaminya Ran" Jawab Rangga dengan suara lentang membuat teman-teman sekaligus mahasiswa yang hadir terkejut mendengar nya.

"Loh, kita kan udah janji untuk rahasiakan hubungi kita" Bisik ku.

"Aku gak sanggup lihat istri aku dikelilingi lelaki lelaki mesum" Bisik Rangga lagi padaku.

Aku hanya tersenyum malu melihat teman-teman ku yang membutuhkan penjelasan ku.

"Iya, dia suamiku" Jawabku pada teman-teman yang sudah memelototi ku dari tadi.

"Kamu beruntung banget bisa mendapatkan seorang gadis seperti dia" Kata kak Rizki pada Rangga tetapi menatapku.

"Terimakasih atas ucapan nya. Kalau begitu saya dan istri tercinta ku harus kembali ke rumah. Soalnya ada yang lebih penting yang harus kami lakukan. Iya kan sayang" Kata Rangga memegang daguku seolah memberikan kode untuk setuju.

"Haa, oh iya. Kalau begitu saya pamit dulu ya" Kataku yang sebenarnya tidak tahu urusan apa yang harus kami lakukan.

Kami akhirnya menuju ke tempat parkir. Rangga membawa buket bunga yang diberikan kak Rizki padaku. Wajahnya yang cemberut karena cemburu pada mahasiswa dan Kak Rizki yang tadi mengucapkan selamat padaku.

Saat Rangga membuka bagasi mobil semuanya dipenuhi oleh buket bunga pemberian orang-orang yang sangat ramai tadi. Rangga makin cemberut dan ingin membuang semua buket itu di tong sampah.

"Jangan dibuang dong sayang, gak enak diliatin orang. Nanti para fans aku pikir aku gak menghargai pemberian mereka" Saran ku pada Rangga yang mencoba menghentikannya.

"Terus koper aku gimana? "Tanya Rangga.

"Aku rapihin dulu ya semua buket nya. Setelah itu koper kamu simpan di sebelah ruang yang kosong ini. Oke"jawabku mengedipkan mata padanya.

Rangga memegang kepalanya "yaudah cepat beresin ya sayang, sebelum aku berubah pikiran" Perintah Rangga.

Sementara mama dan papa sudah berada di depan menunggu kami yang sedang sibuk mengurus bagasi mobil.

Kemudian handphone ku berdering ternyata ibuku yang menelfon, aku yakin mereka pasti datang menjemput ku.

"Halo mama"

"Ran sayang, mama mau ngomong sesuatu. Kamu tenang dulu ya"pinta mama yang menahan tangisannya.

" Ada apa ma? "Tanya ku sangat takut.

"Papa kamu meninggal karena serangan jantung"

Handphone yang berada di genggaman ku kini terjatuh ke tanah, aku terdiam sambil menatap Rangga yang tersenyum dihadapan ku.

"Sayang, kamu kenapa? " Tanya Rangga yang berubah mimik wajah karena melihat ku.

Aku tak sanggup lagi untuk mengatakan apa apa. Rangga segera menarikku karena ketakutan melihat aku yang sudah tak karuan.

"Rangga, papa, papa aku meninggal" Jawabku tak berdaya di pelukannya.

Aku tak bisa berkata apa apa lagi. Aku sangat syok mendengar kata kata mama yang membuatku putus harapan.

"Tenang sayang, sekarang kita langsung berangkat ke Bandung ya. Ke rumah mama kamu" Kata Rangga yang memapah ku masuk ke mobil.

"Pah, mah. Rangga bawa mobil ini ya. Nanti papa panggil supir kantor papa saja. Ini darurat"ucap Rangga tergesa-gesa.

"Ada apa Rangga? "Tanya papa mama cemas.

"Papa aku meninggal ma"jawab ku yang menangis dalam mobil.

"Innalillahi wa inna ilaihirojiun" Kata mama dan papa Rangga sambil memelukku.

"Cepat kalian berangkat, nanti papa sama mama menyusul kalian" Perintah papa pada kami.

"Kami berangkat ya pah, mah"ucap Rangga segera menancap gas menuju ke bandung.

Sepanjang perjalanan aku menangis tersedu sedu sambil bersandar di mobil, sesekali Rangga mengelus kepalaku. Dia tetap fokus mengendarai mobil ini dengan cepat. Agar cepat sampai di tujuan.

"Rangga, kamu gak capek? Kita gantian yuk nyetir mobilnya"pintaku pada Rangga dengan suara yang sudah serak karena menangis terlalu lama.

Rangga menghentikan mobilnya didepan sebuah butik.

"Aku gak apa apa kok, sekarang kamu ganti baju dulu ya. Nanti kamu gak nyaman kalau pakai baju beginian selama perjalanan"kata Rangga dengan lembut.

Kami pun masuk ke dalam butik itu dan membeli beberapa baju santai untukku.
Aku masuk ke dalam ruang ganti dan membersihkan semua make up ku sementara Rangga sedang membayar tagihan pakaian di kasir

"Sudah selesai sayang" Tanya Rangga. Aku hanya menganggukkan kepalaku tanpa menghiraukan para mba karyawan yang keheranan melihat mataku yang sangat bengkak karena menangis.

Mereka berfikir yang tidak tidak pada Rangga karena melihat ku yang acak acakan.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke rumah orang tuaku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience