orang baru

Romance Completed 76642

Hari di mana aku sibuk mengurus semua persiapan ujian meja yang akan segera aku lakukan beberapa hari lagi, tentu saja aku harus mempersiapkan semua dengan sempurna demi mendapatkan gelar sarjana. Awalnya aku memilih jurusan Hubungan Internasional karena aku bisa ke luar negeri dengan gratis tenyata lebih dari itu asalkan kita mau berusaha dan selalu berdoa dan akhirnya aku bisa menyelesaikan semuanya dengan bantuan orang orang yang selalu bersama ku hingga saat ini.
Saat ini setiap harinya aku selalu berada di kampus karena urusan yang tiada hentinya ditambah lagi aku harus menampilkan diri mewakili fakultas ku pada saat wisuda nanti.

Di kelas.....

"Ran, apa yang akan kamu tampilkan nanti? " Tanya Vina padaku yang lagi asyik melihat naskah skripsi ku.

"Enggak tau" Jawabku lugas.

"Enggak tau???? " Teriak Vina terkejut mendengar jawabanku.

"Lagian kamu itu kenapa sih yang diurusin cuma itu aja! Seharusnya kita itu sibuk urusin skripsi kita 2 hari lagi! Kalau urusan tampil itu belakangan"ucapku sebel karena kehilangan fokus karena baca skripsi.

"Aku tahu, tapi kamu bakal nyanyi kan" Kata Vina penuh harap padaku, aku hanya menganggukkan kepalaku.

"Huhhh, ni anak kalau enggak dijawab pertanyaan nya enggak bisa diem" Gumam Ku.

"Mmmmm pengen denger kamu nyanyi deh Ran" Kata Reza yang nyosor masuk kedalam kelas dan menganggu kami.

"Tunggu saja, pasti kalian bakalan klepek-klepek sama lagu aku"kataku dengan percaya diri.

"Enggak sabar"kata Vina kegirangan. Aku hanya tersenyum melihat Vina yang kegirangan mengkhayalkan penampilan ku nanti di panggung.

"Gimana kabar Rangga Ran? " Tanya Reza teman kelasku.
Seketika wajahku berubah murung, hati yang mencoba untuk tegar dan menahan rindu yang semakin mencabik cabik diri ini hanya bisa pasrah akan keadaan dengan tenang aku menjawab "dia Baik baik saja kok, dia baru saja selesai ujian".

"Kenapa dia belum balik ke Indonesia" Tanya Reza yang menginterogasi ku hingga ke akar.

"Katanya mau urusin semua berkasnya biar enggak bolak-balik lagi" Jawabku pasrah.

"Sabar ya Ran, enggak lama lagi dia bakal balik kok"kata Vina menghiburku.

"Gimana kalau malam ini kita refreshing dulu"ajak Reza pada kami berdua.

"Serius? "Tanya Vina.

"Serius, malam ini aku yang traktir kalian "jawab Reza meyakinkan.

"Jam 8 kita kumpul di rumah Vina aja, jemput aku ya Reza" Kataku pada Reza.

"Oke" Jawab Reza.
Pada saat itu seharusnya kami mempermantap diri saat ujian nanti malah pergi nongkrong enggak jelas. Untung saja mama dan papa mengerti padaku hingga mereka pun mengizinkan aku pergi dengan Reza. Saat Reza sudah sampai di depan rumah aku segera berpamitan dengan mama dan papa.
Saat di dalam mobil Reza mengiburku dengan humor humor yang dia katakan padaku. Aku terbawa oleh suasana lucu yang diciptakan Reza hingga tidak terasa tiba di rumah Vina.

"Lama banget!!, kaki aku udah kesemutan dari tadi nungguin kalian" Kata Vina kesal.

"Sorry, habisnya Reza becanda mulu di jalan"jawabku dari dalam mobil bersama dengan Reza.

"Masuk ke mobil gih, kita langsung berangkat aja biar enggak kemalaman pulangnya" Kata Reza.

Kami pun berangkat menuju ke terkenal yang biasanya Reza kunjungi. Kami memesan beberapa menu baru di cafe itu.
Begitu banyak para anak muda yang berkumpul di sana ditambah lagi ada Band yang sedang mempertunjukkan penampilan mereka.

"Wahhh, seneng banget bisa santai kayak gini lagi" Kataku yang merasa senang.

"Iya, apalagi banyak cogan di sini" Kata Vina yang mulai memutar matanya untuk melirik para laki-laki yang berada di kafe itu. Seperti itulah Vina yang selalu jomblo karena tingkat jual mahal yang sangat tinggi pada setiap lelaki yang mendekati nya.

"Hei, gak usah lirik lirik cowo cowo itu, cowok di depan kamu aja gak dilirik" Dengan bangganya Reza memuji dirinya di depan aku dan Vina.

"Sorry yahh, kamu itu bukan enggak termasuk dalam cowok idaman aku" Jawab Vina.

Bahagia rasanya melihat mereka yang tersenyum bahagia. Karena tidak ingin mengganggu mereka berdua yang sedang asyik ngobrol aku segera menuju ke parkiran untuk menelfon Rangga.

"Halo, sayang" Kata Rangga yang sudah mengangkat telfon ku.

"Aku rindu banget sama kamu" Kataku yang sangat bahagia mendengar suaranya.

"Apalagi aku rindu setengah mati sama kamu, kenapa kamu tidak menelfon ku beberapa hari ini? "Tanya Rangga merasa sedih.

"Aku enggak mau ganggu kamu yang lagi sibuk di sana jadi aku nungguin kamu aja yang telfon aku dulu" Jawabku manja padanya.

Rangga menarik nafas berat dan mengatakan "sayang, sesibuk apapun aku di sini, aku akan prioritaskan kamu dari apapun itu. Jadi tolong hubungi aku sesuka kamu".

".......... " Aku terdiam sejenak karena menahan tangis yang tidak ingin ku tampakkan pada Rangga.

"Halo, sayang? Kok diam sih? " Tanya Rangga karena sudah tidak mendengar suaraku.

"apa aku egois kalau aku suruh kamu pulang sekarang? "Tanyaku.

"Hei hei, kamu kok nangis. Gimana nih aku enggak bisa peluk kamu"jawab Rangga cemas.

"Maafin aku kayak gini sama kamu,aku menangis karena enggak bisa jadi orang yang sabar nungguin kamu" Kataku dengan suara kecil.

"Kok minta maaf sih, aku yang salah karena jarang nelfon kamu dan kamu kesepian di sana kan. Aku janji bakalan cepat pulang. Sayang maafin aku udah sering buat kamu sendiri dan selalu menunggu aku dengan sabar selama ini. Kamu adalah seseorang yang sangat hebat dan aku cintai seumur hidupku" Kata Rangga yang menenangkan aku.

"Janji ya cepat pulang, aku mau kamu hadir wisuda aku nanti"jawabku menghapus sisa air mata yang masih berada di pipiku.

"Iya, aku janji. Sekarang kamu lagi dimana? "Tanya Rangga yang mendengar suara kebisingan di handphone nya.

"Aku lagi kumpul sama teman-teman aku"jawabku yang sudah refresh kembali.

"Yaudah, kamu hati hati ya. Jangan pulang kemaleman dan yang paling penting jangan ladenin cowok yang deket deket sama kamu, awas aja aku bakalan hukum kamu kalau aku udah di Indonesia" Ancam Rangga padaku.

"Memang nya kamu bakalan tahu kalau ada cowok yang deketin aku? " Tanyaku balik mengancamnya.

"Kamu itu cantik, jadi aku harus pasang mata mata di sekitar kamu" Jawab Rangga cemburu padaku.

"Iya, iya. Maka nya cepat pulang ya suamiku tercinta"bujuk ku sembari menggoda nya.

"Hah, kalau aja kamu di sini, sekarang aku pasti makan kamu"kata Rangga yang pasrah pada situasi saat ini.

"Aku balik dulu ya sayang, pasti Vina sama Reza udah cari aku"aku yang menuju kembali menghampiri teman temanku.

"Iya, i do love you istriku"kata Rangga.

"Ehem, yang habis uwu uwuan sama si suami tercinta udah lupa sama kita"kata Vina.

"Namanya juga suami istri, maka nya jangan sok jual mahal kalau jadi cewek akhirnya lu jadi jomblo seumur hidup" Ejek Reza pada Vina.

Plaaakk. Vina memukul kepala Reza dengan buku menu

"Awww, sakit Vina!. Ni anak malu maluin aja" Kata Reza yang marah sambil memegang kepalanya.

"sekali lagi lo bilang gitu ke gue, ATM loe enggak bakalan balik"

"WHAT!!!, yaudah maafin gue" Kata Reza yang tidak ingin kartu ATM nya melayang.

"Siapa yang suruh kamu ngomongnya kek gitu, aku yang malu tahu di dengerin orang" Jawab Vina ketus.

"Udah, udah. Reza tadi cuma becanda kok"Aku tertawa melihat mereka yang selalu bertengkar seperti kakak dan adik padahal mereka seumuran.

"Loh, kok kakak ada di sini? "Kata Reza menyapa seorang lelaki yang menghampiri mereka.

Awalnya aku dan Vina biasa saja melihat reaksi Reza yang terkejut melihat lelaki itu. Ternyata dia adalah Rizki lelaki yang bertemu dengan kami di Mall 2 minggu yang lalu.

"Kamu kenal dia Za? "Kata Vina yang tadinya marah karena mulut Reza kini menjadi lembut dan mendekati Reza seolah tidak terjadi apa apa.

"Dasar, nanti ada maunya baru nempel sama aku"kata Reza.

"Ehh, enggak lah kita kan temen dekat. Kan Reza" Kata Vina mencubit lengan Reza.

"Iya, iya. Kakak kenapa enggak ngabarin aku kalau udah balik dari Korea" Kata Reza pada Rizki.

"Aku sibuk ngurusin pindahan aku ke sini" Jawab Rizki.

"Jadi kakak bakalan tinggal di sini lagi? "Tanya Reza. Sementara aku dan Vina hanya menyimak mereka yang sedang berbicara.

"Iya, soalnya aku mau mengajar di Universitas kamu, jadi aku harus mengurus berkas berkas yang harus dipersiapkan"Jawab Rizki.

"Ohh, aku lupa kenalin kalian ke sepupu aku" Reza yang baru sadar akan hal itu.

"Tidak perlu Za, aku udah kenal mereka. Bahkan aku yang memperkenalkan diri pada mereka" Kata Rizki yang duduk di sebelahku.

"Waahh, kebetulan banget ya. Kalau gitu aku kenalin lagi deh kakak sepupu aku sama kalian. Dia Riski Dosen sastra Inggris di salah satu universitas terbesar di Korea dan cafe ini punya kak Riski" Kata Reza menjelaskan dengan panjang lebar pada kami

"Pantesan aja kamu ajak kita ke sini, pasti kalau kamu makan di sini gratis kan" Kataku yang mencoba untuk memahami situasi ini.

"Kamu pinter banget sih Ran" Kata Reza tersenyum paksa.

"Dasar cowok enggak bermodal" Kata Vina pada Reza.

"Enggak usah ribut, kalian pesan aja makanan yang kalian mau aku yang traktir"ucap Rizki pada kami.

"Maaf ya kak Riski waktu kita pertama kali bertemu aku sedikit ketus sama kakak"kataku yang menyesali perbuatan ku.

"Aku juga kak, soalnya kita pikir makan itu seumuran sama kita ternyata...... "

"Enggak apa apa, aku yang salah waktu itu menhampiri kalian dengan terburu-buru, juga maaf aku tidak memperkenalkan diriku dengan baik pada kalian. Dan kalian tidak perlu bingung aku memang seorang Dosen dan fhotograper adalah hobi ku saja" Jawab Riski dengan ramah.

"Beruntung banget orang yang ditawarin jadi model kak Riski soalnya semua hasil photo yang kakak buat itu udah mendunia loh"puji Reza pada kak Riski

"Seriuss!!!! "Aku dan Vina sangat terkejut mendengar hal itu, entah kenapa aku merasa sedikit menyesal telah menolak tawaran itu.

"Iyalah, masa bo'ong, aku saja selalu menawarkan diri untuk jadi model nya kak Riski tetapi dia gak pernah jawab pertanyaan aku dan hanya membalas ku dengan senyumannya"kata Reza yang menjelaskan dengan penuh semangat.

"Loh harus sadar diri dulu dan ngaca di depan cermin" Kata Vina ketus.

"Apa lo bilang!! " Tanya Reza marah.

"Kalian itu gak ada henti hentinya berdebat, bikin telinga aku sakit tahu"kataku karena sudah bosan mendengar perdebatan mereka yang tiada hentinya. "Tolong maklumin mereka ya kak, jujur saja aku malu punya temen sekocak mereka berdua yang udah kayak Tom dan Jerry saja" Bisik ku pada Riski.

"Santai saja, dan tidak perlu memanggilku kak, panggil nama saja biar akrab" Kata Riski pada kami.

Pada saat itu kami menjadi dekat dan akrab dengan Riski, ternyata dia adalah orang yang ramah dan baik hati. Namun kami masih memanggilnya kakak karena rasa hormat dan sopan santun kami padanya.

"Terima kasih atas teraktirannya kak" Kata kami bertiga yang sudah berada di tempat parkir.

"Iya sama-sama. Jangan lupa mampir terus ke sini ya" Tawar Rizki pada kami.

"Lebih baik jangan kak, karena nanti kakak akan bangkrut kalau kita ke sini terus apalagi Ran yang doyan makan. Jadi lebih baik kakak panggil aku aja" Gombal Vina pada kak Rizki.

"Ihh, apaan sih, malu tahu jangan ngomong gitu dong sama kak Riski bikin turun derajat aku aja"bisik ku pada Vina yang mulut nya selalu kebablasan.

"Gak apa apa kok, aku suka lihat cewe yang lahap banget kalau lagi makan, kayak tadi aku lihat kamu itu yang paling semangat banget liat makanan" Kata Rizki menatapku.

"Hahahaha" Aku hanya bisa tertawa pada kondisi saat ini.

"Kita balik dulu ya kak. Bye" Kata Vina yang berpamitan pada Riski.

"Bye, Hati-hati ya" Jawab Riski

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience