Besok adalah ujian mejaku, seharian aku bersama dengan dosen Pembimbing ku untuk hasil yang memuaskan.
Saat Rangga mengatakan kalau aku bisa kapan saja menelfonya kini aku yang tidak punya waktu untuk menghubunginya.
"Ran,kamu gak apa apa kan. Wajah kamu kok pucat banget" Tanya Vina cemas. Memang sih, aku merasa seharian ini aku begitu tak bersemangat dan kondisi tubuhku kadang panas kadang dingin. Tapi aku tak terlalu menghiraukan nya karena ada yang lebih penting yaitu masa depanku.
"Aku gak apa apa kok, vin. Cuma agak capek gitu"keluhku.
"Astaga!!!, jangan jangan kamu.... Wah selamat ya Ran"kata Vina sangat senang dan mengharapkan jawaban ku.
"Apa sih, orang juga baru aja datang bulan. Jangan ribut Vina, nanti orang dengar tahu"bisik ku pada Vina. Aku merasa pusing tetapi masih bisa menahannya.
"Kita makan dulu yuk Vina" Ajak ku. Mungkin karena seharian aku belum sarapan jadi aku merasa sangat lelah dan tak bertenaga. Dan kami pun berada di kantin kampus. Kebetulan kami bertemu dengan teman-teman kampus jurusan lain yang sedang sarapan juga. Kami menyapa mereka dan duduk ditempat yang sama agar kami tidak bosan.
"Guys guys, ada berita baru. Katanya ada dosen baru di kampus kita. Katanya ganteng kayak oppa oppa Korea gitu" Kata Sari teman fakultas Bahasa Inggris murni dan lain-lain.
"Serius!??" Kata teman-teman yang lain.
"Iya, Namanya Riski dia dari Universitas terkenal di Korea loh" Kata Vina yang ikut bergosip sedangkan aku hanya mendengarkan mereka karena merasa kurang Vit.
"Kamu tahu dari mana Vina? " Tanya Sari sangat penasaran bersama teman-teman lainnya.
"Orangnya ramah banget dan lagi dia itu mapan banget" Kata Vina sangat serius memberikan mereka informasi.
"Huhhh, kasihan banget kita gak bisa ketemu sama Dosen baru itu. Ini kan bulan terakhir kita" Keluh Rina yang sangat sedih karena sudah tidak bisa berpapasan dengan dosen itu.
"Dan yang lebih parah lagi Dia itu seorang photograper internasional loh"kata Vina memperbesar suasana kantin. Semua mahasiswi di kantin itu kini berkumpul menjadi satu karena rasa penasaran mereka akan Dosen itu.
" OMG!!"
"Wowww" Teriakan para teman-teman ku yang sangat girang
"Dan lagi umur dia masih muda banget anjirrr "kata Vina yang kini berubah profesi menjadi reporter kini mereka pun mendengarkan dengan seksama informasi yang diberikan Vina, hingga kini mereka sudah tidak perduli denganku apalagi makanan yang berada di meja mereka.
"Vina, aku balik ke kelas ya"kataku yang kepalaku yang sudah sangat pusing. Pengelihatan ku semuanya mulai gelap sepanjang perjalanan aku hanya memapah diriku dengan dinding yang kulewati disetiap gedung. Ketika seseorang menabrak ku dari arah yang berlawanan aku terjatuh dan tak sadarkan diri.
Saat aku membuka mataku, ternyata aku sudah berada di rumah sakit pandanganku yang masih kabur melihat seseorang yang berada di depan ku menatapku dengan kasih sayang. Aku berfikir seseorang itu adalah Rangga jadi aku tersenyum melihat nya. Namun ketika penglihatan ku mulai jernih ternyata dia adalah Kak Riski.
"Kenapa kak Rizki di sini?" Kataku yang sudah siuman.
"Ran maafkin aku tadi gak perhatiin kamu pas balik dari kantin" Kata Vina yang bergegas ke arah ku yang baru saja terbangun karena mendengar suara ku.
Aku tersenyum melihatnya dan mengatakan "kamu di sini saja sudah sangat membantu ku Vina"
"Untuk saat ini kamu istirahat saja Ran"kata Reza padaku.
"Tapi besok adalah ujian mejaku aku harus mempersiapkan nya dengan sempurna "kataku yang berusaha sangat keras.
"Ran, kamu sakit karena terlalu kelelahan dan banyak fikiran, jangan terlalu dipaksakan Ran. Justru semua itu akan memperburuk kondisi kamu"kata Rizki.
"Tapi ini menyangkut dengan masa depanku kak, dan aku tidak ingin menundanya lagi" Pikirku yang bersih keras ingin kembali ke kampus untuk bertemu dosen pembimbing ku.
Rizki mengeluarkan nafas beratnya dan mengatakan "kenapa kamu sangat keras kepala Ran, aku ada di sini datang untuk membantumu, tidak perlu ke kampus aku yang akan menjadi Dosen pembimbing selama malam ini" Kata kak Rizki padaku.
"Terima kasih Kak" Kataku yang sangat senang di bimbing oleh seorang dosen yang profesional. Reza dan Vina juga menemani ku di rumah sakit pada malam itu sambil mendalami skripsi mereka. Tentu saja dibimbing oleh kak Rizki.
Akhirnya pagi ini pada pukul 09.30 aku memulai ujian mejaku yang sangat membuatku gugup dan sangat menegangkan. Semua mata tertuju padaku. Begitu banyak mahasiswi menunggu di luar bukan karena ingin menyaksikan ujian skripsiku tetapi menunggu kak Rizki keluar dari ruangan yang sedang menunggu ku dan menyaksikan diriku. Wajahnya yang menatapku membuat ku percaya diri pada hari ini. Entah perasaan apa yang mengusikku di dalam hati. Aku merasa sangat nyaman bersamanya apalagi dia selalu membantu ku di saat kesulitan. Pokoknya dia selalu ada disaat aku butuh.
Dan akhirnya aku sangat bahagia karena bisa menyelesaikan ujian ini dengan sangat baik. Dan medapat predikat cumlaude dengan nilai 3,97. Aku sangat bersyukur ketika para dosen merundingkan nilai ku. Aku sangat terharu dan meneteskan air mata.
Aku tak tahu harus mengekspresikan perasaan yang sangat bahagia ini hingga tidak sadar hingga aku memeluk kak Riski dengan kegiarangan. "Terimakasih kak, telah membantuku di detik akhir perjuangan ku ini" Kataku yang secara refleks melepaskan pelukanku.
"Iya, Sama-sama. Tapi boleh kamu kabulkan satu permintaan ku ini" Kata kak Rizki padaku.
"Apapun itu, aku akan akan mengabulkan nya" Kataku dengan semangat karena ingin membalas kebaikan yang dia berikan padaku.
"Besok malam, dandan yang cantik ya" Pesan kak Rizki padaku.
"Emangnya kita mau ke mana? " Tanya ku kebingungan.
"Besok adalah Aniversary pernikahan papa sama mama aku. Kamu mau gak jadi pasangan aku? " Tanya kak Rizki penuh harap padaku.
Aku sebenarnya ingin menolak undangan kak Rizki, tapi aku merasa tidak enak hati untuk menolaknya dan aku berfikir ini kan pesta sudah pasti banyak orang yang akan datang.
"Oke kak, aku akan pergi bersamamu besok malam" Kataku tersenyum padanya.
Share this novel