Setibanya kami di Jakarta, aku segera menelpon Rangga sekaligus membereskan barang-barang ku ke dalam kamar.
"Loh, kok nggak diangkat sih!"gumam ku yang biasanya Rangga selalu mengangkat telfon dariku. Tanpa berfikir panjang aku segera mandi dan bersiap-siap menunggu Rangga pulang
Ddrrtt ddrrttt ddrrtt... handphone ku bergetar pertanda ada sebuah pesan. Aku senyum senyum sendiri melihat pesan Rangga yang berisi
"Sayang,maafin aku gak angkat telfon kamu soalnya aku lagi keluar urusin sesuatu dan aku lupa bawa handphone aku ): "
"Iya,aku tahu kok. Kamu kapan pulang sayang ini sudah pukul 10:00 loh, kamu lembur ya?"
"Gak kok,ini lagi dijalan menuju ke rumah. Aku kesepian gak ada kamu selama beberapa hari ini): "
"Bentar lagi kok,aku balik ke Jakarta. Jangan lupa ya jaga kesehatan and take care beb (; "
"Siap istriku. Kamu juga jaga kesehatan ya. Love you"
"Iya, love you to"
Sesegera mungkin aku merapikan diriku agar terlihat perfect di mata Rangga.
Beberapa menit kemudian terdengar suara mobil Rangga di halaman rumah, aku sudah tidak sabar menunggunya di pintu kamar.
Saat pintu kamar terbuka...
"Suprise......." Suaraku membuat Rangga tersentak, dia sedang berfikir apakah ini aku atau rasa rindunya yang sudah membuatnya berhalusinasi.
"Ran..."panggil Rangga kaku"ini kamu istriku kan?"tanya Rangga masih tidak percaya aku ada di sini.
"Ini akhh .."belum aku meneruskan perkataan ku Rangga langsung mendekap ku dengan erat, Rangga sangat bahagia melihatku bahkan tanpa sadar dia masih membiarkan pintu kamar terbuka hingga kamipun dilihat oleh papa dan mama. "Sayang,mama sama papa lagi liatin kita"bisik ku yang masih dalam pelukannya.
"Maaf ya mah,pah"kata Rangga langsung mengunci pintu kamar
"Astaga!!!, Kok muka kamu lesu? terus kamu pucat banget sayang. Aku kan udah bilang jangan dipaksain kalau udah capek banget,nanti kamu sakit. Sesibuk apapun kamu kesehatan itu yang paling utama"kataku dengan lembut menyentuh wajahnya
Rangga hanya tersenyum melihat ku dengan tatapan penuh cinta"kan obat aku ada di sini"kata Rangga menatap ku.
"ihh dasar!!Mandi air hangat ya, aku ke bawah dulu buatin kamu teh,jangan lama mandinya nanti masuk angin" pintaku segera menuju ke dapur. Rangga pun mengikuti perintah ku sambil tersenyum.
Beberapa menit kemudian Rangga keluar dari kamar mandi, aku segera memberikan teh yang baru saja ku seduh"sayang tehnya dihabiskan. Terus habis ini langsung bobo aja kamu pasti lelah banget"perintah ku cemas pada keadaan Rangga yang mencoba tidak terlihat lelah dihadapan ku.
"Kamu kok cerewet banget hari ini, Bobonya nanti saja ya, aku masih mau melepas rindu sama kamu"kata Rangga yang sedang mengeringkan rambutnya.
"Gimana kalau aku pijitin aja,kamu Pasti kecapean banget dan besok kamu bakalan sibuk lagi sama urusan kantor"ucapku sangat khawatir dengan keadaan suamiku.
Karena aku memaksa Rangga pun akhirnya mengikuti perintah ku. Aku memijat kepala Rangga dan menaruh kepalanya di dalam pangkuanku. Terlihat senyumannya begitu indah terpancar dari wajahnya yang sangat mempesona. Aku pun masih berfikir kenapa orang setampan ini begitu menyayangi ku dan bahkan kini menjadi suamiku
"Sayang,kamu lagi mikirin apa sih. Serius banget sampai suaminya dicuekin padahal aku itu lagi nungguin kode dari kamu"keluh Rangga menyentuh wajahku.
"Aku mikirin kamu tau. Kenapa bisa ya pria setampan kamu jadi suami aku? Aku insequre tauuu sama muka kamu yang bikin aku pangling"jawabku
"Berarti kamu terpesona sama aku!!??"tanya Rangga bangkit dari tidurnya karena mendengar jawabanku.
"Iyalah sayang masa enggak"jawabku menggodanya.
Rangga makin mencari kesempatan disela sela rayuanku."Ran,selama ini aku selalu menahan diri untuk melakukan sesuatu yang lebih diluar nalar ku. Apakah malam ini waktunya?" tanya Rangga
Aku kaget,kenapa pembahasannya mengarah pada hal itu. Yang tadinya hanya ingin bersenda gurau demi menyemangatinya kini hawanya menjadi panas.
"Aku.....tidak tahu Rangga"jawabku malu karena masih merasa belum siap malam ini.
"Kalau begitu...besok malam!!"Saran Rangga memberikan ku kode lagi. Aku mencoba berpura-pura tidak peka akan kode yang diberikan Rangga.
"Aku tidak akan menjamin kamu akan selamat jika kamu selalu menggantung ku seperti ini sayang"bisik Rangga menghembuskan nafasnya di telinga ku.
"Kalau begitu malam ini saja!"jawabku cepat karena takut akan ancaman Rangga.
Rangga tertawa melihatku yang sedang merasakan gugup,canggung dan takut tapi malah menyerahkan diri dengan mudahnya.
"Besok saja, persiapkan dirimu dengan seindah mungkin di hadapanku"bisik Rangga dengan kata kata yang sangat serius."Hari ini aku masih meloloskan mu"bisik Rangga lagi dan segera tidur meninggalkan aku yang masih duduk dan memikirkan kata kata Rangga barusan.
Tanpa berkata apa apa aku langsung baring memikirkan dengan sangat serius tentang hal itu."memang ini adalah kewajiban ku sebagai istri untuk melayaninya. Tapi entah mengapa aku merasa gugup dan takut tentang apa yang akan terjadi?"pikirku yang masih menatap punggung Rangga yang membelakangi ku. Apalagi ekspresi Rangga saat mengatakan ya sangat serius dan sangat mengharapkannya. Ini sangat membingungkan aku.
"Sayang?"panggilku memastikan apakah dia sudah tidur atau belum.
Saking gugupnya, aku tidak bisa tidur dan selalu memikirkan hal itu.
"Rangga"panggilku lagi.
Akhirnya dia membalikan badannya mengarah padaku."kamu kenapa sayang?"tanya Rangga.
"Aku....aku takut"jawabku memalingkan pandanganku.
"Hah,takut sama siapa?"tanya Rangga penasaran.
"Takut.... Sama kamu. Kamu udah bikin aku gak bisa tidur karena itu.."jawabku lirih
"Astaga sayang!!!, kamu gemesin banget sihhh. Apa yang aku bilang ke kamu itu gak usah dipikirin.Aku akan menunggu dimana kamu sendiri yang akan menyerahkan dirimu padaku. Karena yang paling penting adalah kamu selalu ada di sisiku seperti sekarang ini, aku yang lagi peluk kamu"kata Rangga.
Setiap kata kata yang baru saja Rangga katakan membuat ku tenang, Aku sangat bahagia mendapatkan cinta, kekasih yang mengerti dan menghormati setiap pilihanku.
"Tapi aku mengharapkan nya loh sayang,jangan lama lama ya"ucap Rangga di sela-sela ketenangan ku yang kini kembali gaduh lagi oleh ulah nya.
"Ishhh,Rangga jangan gitu dong"ucapku mencubit perutnya.
"Awwww,iya iya. Becanda doang sayang" kata Rangga yang selalu usil terhadapku.
"Yaudah,gak usah usilin aku lagi. Aku mau dipeluk aja sampai aku tertidur"keluhku karena sudah tidak tahan dengan sikapnya
"Iya,iya. Good night my little sweety".
Sementara di depan pintu kamar Rangga ada dua orang yang sedang menantikan sebuah kabar bahagia dari menantunya itu. Namun lebih tepatnya kepo pada kemesraan malam yang indah ini.
"Ma, hampir sejam kita di depan pintu mereka. Balik ke kamar yuk"bujuk papa Rangga pada istrinya yang sangat penasaran pada anak anaknya di dalan kamar.
"Ihhh, papa kalau mau balik ke kamar pergi aja, gak usah hiraukan mama yang bentar lagi punya cucu"bentak mama Rangga pada suaminya.
"Mah, gak usah ganggu mereka yang lagi mesra-mesraan di kamar. Mamah kayak gak pernah muda aja. Pasti mama juga bakal marah kalau digangguin pas lagi sayang sayangnya. Ke kamar yuk mah,papa juga capek semalaman nyetir mobil. Papa juga butuh kasih sayang ma"bujuk papa lagi pada mama yang sangat ingin mendengar apa yang terjadi di dalam.
"Ya Allah pah,jangan lebay deh. Biasanya papa juga selalu tidur lebih dulu kalau udah capek banget. Pasti lagi ada maunya nih?"pikir mama Rangga.
"Tuh kan, mama udah ngerti. Masa harus dijelaskan sih?"jawab papa Rangga senyum senyum sambil mengedipkan mata pada istri tercintanya itu. "Tadi pas di mobil mama itu manja banget ke papa, sampai sampai papa itu baper dan terbawa suasana, tapi papa tahu tadi itu papa cuma di manfaatkan oleh mama demi anak mantu kesayangan mama itu kan?"tanya papa Rangga.
"Papa pintar banget deh, tadi mama sengaja manja manja sama papa biar bikin mantu mama itu iri. Papa itu selalu baperan mulu sama mama. Padahal tiap hari dapetin cinta"jawab mama.
"cinta yang mama kasih ke papa itu belum cukup. Papa ini orang yang serakah akan cintanya mama. Jadi sekarang kita balik ke kamar aja ya mah, sekalian mikir mikir untuk bikin momongan lagi"gombal papa Rangga pada istri nya.
"Ingat umur sayang,kita itu tinggal nungguin momongan dari anak- anak kita. Lagian mama juga mau menikmati waktu masa tua kita berdua dengan mesra dan harmonis"ucap mama.
"Iya sayang, kalau gitu kita ke kamar sekarang ya istriku tercinta"panggil papa dengan mesra.
"Iya, sayang"jawab mama Rangga yang terlena pada rayuan suaminya itu.
"Untung saja aku bisa memikirkan seribu taktik untuk membuat istriku luluh pada rayuan ku. Rangga!kamu berutang balas budi padaku karena tidak mengusik waktumu yang indah itu."gumam papa sepanjang perjalanan.
Share this novel