episode 34

Romance Completed 76642

"Rangga mana?"tanya ku pada pelayan yang diperintahkan mama untuk memanggil Rangga.

"Kata tuan Rangga dia sedang sibuk dan tidak ingin di ganggu"jawab pelayan itu gugup karena saat ini Rangga sedang kesal.

"Dia ada di mana?"tanyaku yang sudah berada di meja makan.

"Ada di ruang baca"jawab pelayan itu meninggalkan ruang makan karena tugasnya sudah selesai.

"Sepertinya Rangga marah Ran"pikir mama melihat reaksi kegugupan pelayan itu.

"Dia seperti anak-anak dari pada kamu Ran"kata papa tertawa.

"Biar aku yang bujuk dia, mama sama papa makan lebih dulu. Aku ke perpustakaan ya mah pah"ucapku meninggalkan mereka.

"Semangat!"kata mama.

Aku hanya tersenyum meninggalkan mereka dan pergi menghampiri Rangga.

Saat pertama kali aku masuk ke ruangan favorit ku dulu, ruangan ini dipenuhi oleh wangi yang khas yaitu buku.

Aku berjalan mengecek setiap lorong-lorong lemari buku besar mencari keberadaan Rangga. Biasanya dia membaca buku sambil menyandarkan dirinya di lemari buku itu hingga selesai.

Ternyata dia berada di meja sedang membaca buku sambil memakai kacamata baca di ruangan yang begitu tenang.

Postur tubuh yang begitu indah dipandang dengan wajah yang kesal sambil mengerutkan kening nya.

"Lagi baca apa sayang?"tanyaku menghampiri Rangga.

Dia hanya diam tidak merespon ku, wajah cemberut itu makin menjadi-jadi ketika aku mendekati dia.

"Makan yuk, keburu dingin nanti makanan nya"ajak ku menyentuh kedua bahunya.

"Sayang, jangan kesal lagi dong aku kan cuma tanya pendapat mama sama papa aja. Keputusan ada di tangan kamu, aku gak akan bahas itu lagi kalau kamu gak kasih"bujuk ku.

Yah mungkin dia masih memikirkan dengan matang-matang ucapan ku itu.

"Waahh!! Memang pemandangan taman di ruangan ini terlihat jelas, lampu nya cantikk banget, kolam renang nya berkilauan terkena cahaya lampu, pengen berenang tapi gak bisa"keluh ku melangkah menuju jendela yang berada tidak jauh dari meja Rangga.

"Pengen berenang gak, aku siap kok"kata Rangga menghampiri ku

Pelukan hangat nya dari belakang membuat ku merasa tenang.

"Kamu itu sering ajarin aku tapi sampai sekarang aku gak bisa-bisa. Kayaknya aku cari guru renang yang lebih hebat dari kamu"ledek ku menyatukan tangan kami berdua di pinggang ku.

"Gak boleh, lagian aku juga gak pernah bosan ajarin kamu"kata Rangga.

"Aku yang bosan di ajarin sama kamu, btw udah gak kesal lagi sama aku?"tanya ku meliriknya.

"Kalau aku masih ngambek udah pasti aku gak bisa peluk kamu dari belakang kayak gini"kata Rangga.

"Makan yuk, aku udah lapar"bujuk ku melepaskan pelukannya

"Gak mau!"

"Kok gak mau sih"

"Cium aku dulu, baru kita makan bareng"tawar Rangga.

Cup

"Udah kan"kataku mengecup pipinya.

"Tunggu dulu! Aku mau tanya satu hal sama kamu"tanya Rangga menahan ku.

"Apa lagi sih?"tanyaku bersabar

"pilih aku atau makanan di bawah?"tanya Rangga.

"Kamu! Puas"jawabku.

Senyuman hangatnya kini sudah mekar kembali, entah siapa yang lebih manja diantara kami berdua.
Intinya, kami bahagia melakukan hal itu.

Saat menuju ke meja makan mama dan papa sudah mengakhiri dinner mereka. Kini tinggal kami berdua yang berada di meja yang luas itu.

"Udah lama banget gak makan ikan bakar sama sambal asam pedas"

Aku sangat tergiur dengan makanan yang berada di depan kami.

Sesegera mungkin aku mengambilkan Rangga nasi putih dan bersama-sama menyantap sepiring ikan bakar yang besar itu.

"Biar aku yang ambilkan daging ikannya"perintah Rangga tidak mengizinkan ku menyentuh ikan bakar itu.

Dia mengambilkan daging ikannya dan menaruhnya di piring ku, sudah pasti alasannya agar aku tidak tertusuk duri ikan.

Seharusnya sebagai istri Rangga akulah yang harus mengurus hal seperti itu, tapi malah sebaliknya semenjak aku menikah dengan dia aku seperti seorang mutiara yang dijaga oleh pemiliknya.

Gak boleh ini, gak boleh begitu semua di atur olehnya bahkan....masa depanku. Akan kah aku bisa menjalani kehidupan yang aku impikan selama ini.

Untuk saat ini aku masih bisa menerima nya tapi sejujurnya aku bukanlah seorang putri Raja yang semua kegiatan nya harus dilayani, aku hanya seorang gadis dari keluarga yang sederhana, kami berada di level yang berbeda.

Sampai sekarang pun aku sangat bingung harus melakukan apa di rumah ini, kerjaku hanya makan, tidur dan berolahraga setiap harinya.

Saat kuliah aku tahu apa yang harus aku lakukan, bekerja keras demi mendapatkan nilai yang sempurna dan menambah ilmu pengetahuan.

Sekarang......aku hanya diam di rumah menunggu Rangga kembali,

Terkadang aku merasa bosan seharian tanpa seseorang di ajak untuk bercerita, mama sangat jarang di rumah karena membantu papa, ingin mengajak para pelayan untuk menemani ku tapi aku tidak ingin mengganggu tugas mereka.

Itulah mengapa aku sangat antusias membentuk group belajar agar bisa mengisi waktu luang ku.

"Sayang? Mikirin apa? Kok bengong begitu?"tanya Rangga memerhatikan ku.

"Gak mikirin apa-apa kok"jawabku lesu.

"Gimana kalau lusa kita kencan?"ajak Rangga.

"Aku mauuuu!"jawabku sangat semangat

Sepertinya Rangga tahu kalau aku merasa bosan selalu berada di rumah ini tanpa seseorang untuk diajak ngobrol.

"Kamu maunya ke mana?"tanya Rangga.

"Pokoknya aku yang tentukan kencan kita besok"jawabku.

"Yang penting kamu senang"jawab Rangga mengelus kepalaku.

Setelah kami makan malam kegiatan selanjutnya adalah....

Kini kami sedang berpelukan di kasur empuk yang seprei nya sudah berubah wallpaper sepertinya Rangga biasa saja.

"Perutnya masih sakit gak?"tanya Rangga.

"Udah enggak"jawabku.

"Sayang.......malam ini malam jum'at"ajak Rangga menggoda ku.

Sepertinya dia minta jatah lagi

"Tunggu dulu....aku mau nanya sesuatu ke kamu"balasku.

"Tanya apa?"kata Rangga.

"Apa bacaan Qur'an ku masih banyak salah ya?"tanya Rangga.

"Kalau mau bagus baca Qur'an nya ya harus sering baca. Mmm kalau bacaan nya udah bagus tapi membedakan panjang pendek harakat nya kamu masih bingung"pikir Rangga.

"Tapi kamu lancar banget bacanya, aku pengen seperti kamu"puji ku

"Saat kuliah setiap malam aku selalu baca Qur'an di apartemen jadi sudah tidak kaku lagi karena terbiasa"cerita Rangga padaku.

"Wahhh, apa sih yang gak bisa kamu lakuin? Aku selalu cari letak kelemahan kamu tapi kayak nya kamu terlalu sempurna di mata aku"pujiku merasa bangga punya suami seperti Rangga.

"Mmm...Ada satu kelemahan aku"pikir Rangga

"Apa?"

"Aku akan seperti mayat hidup jika kamu meninggalkan aku"kata Rangga menatapku dengan serius

"Dasar tukang gombal!"ucapku tersenyum malu membalas tatapannya.

"Dulu saat aku belum bertemu dengan kamu, aku adalah anak yang paling nakal hingga papa sering memindahkan ku ke sekolah lain"kata Rangga.

"Terus...?"tanyaku penasaran.

"Saat SMP dulu aku pernah tidak naik kelas selama 2 kali, aku hanya memasuki mata pelajaran yang aku sukai saja dan aku tidak perduli pada pelajaran lainnya. Papa dan mama saat itu sudah tidak tahu lagi harus bagaimana menyikapi ku hingga akhirnya mereka menawariku sebuah kesepakatan"cerita Rangga.

"Kesepakatan apa?"tanya ku masih menyimak cerita Rangga.

"Aku harus masuk dalam peringkat 1 dalam ujian nasional"kata Rangga.

"Terus kamu minta apa ke mama sama papa?"tanyaku lagi.

"Aku ingin kebebasan melakukan apapun sesuka ku dan mereka tidak boleh menentangnya"jawab Rangga.

"Jadi kamu berhasil dapat peringkat satu ?"Tanyaku

"Ya enggak lah, aku cuma dapat peringkat tiga se Indonesia"kata Rangga.

"Terus reaksi mama gimana?"

"Aku mengikuti semua keinginan mereka hingga akhirnya aku bertemu dengan mu, mama mendaftarkan aku masuk ke SMA yang tidak pernah aku tahu. Pada hari pertama dengan mood yang sangat menjengkelkan aku pergi ke sekolah, ketika kamu memperkenalkan diri pertama kali nya aku bersemangat menjadi seseorang yang bersungguh-sungguh untuk sekolah"kata Rangga.

"Jadi saat itu kamu sudah menyukai ku?"pikir ku.

"Iya, saat itu aku ingin terlihat hebat dalam segala hal di mata mu"jawab Rangga.

"Aku suka banget denger cerita kamu, kedepannya kamu harus ceritain kegiatan kamu saat di kantor. Oke?"tanyaku memastikan.

"Dari tadi kegiatan inti kita tertunda terus karena cerita masa lalu, sekarang aku mau fokus ke pada depan kita"kata Rangga tangan nya mulai nakal.

"Aku ngantuk dengar cerita kamu"peluk ku manja.

"Kamu seperti anak kecil yang setiap malam harus diceritain dongeng"kata Rangga.

"Yang penting aku senang"jawabku segera menutup mata di dalam pelukan nya.

"Sayang?"panggil Rangga.

"Mmmm"jawabku sangat mengantuk.

"Ck"keluh Rangga.

"Kok mendecak gitu suaranya"ucap ku kembali membuka mata karena wajahnya yang cemberut.

Dia menatapku penuh harap dan perlahan menyentuh leher ku dengan lembut.

Perlahan tapi pasti dia mulai menyentuh bibirku dengan tangannya dan menggantinya dengan bibir yang dari tadi sangat ingin mencium ku.

Cup..

Cup...

Bibir yang mencium tangan yang menjalar di sekujur tubuhku.

"Aku ngantuk Rangga"ucapku menahan dada nya yang sudah berada di hadapanku.

"Terus gimana dong. Adik kecil aku udah bangun dari tadi?"tanya Rangga berharap penuh

Melihat wajah Rangga yang cemberut seperti itu membuatku luluh dan tidak bisa menolaknya. Sepertinya malam ini aku akan begadang lagi.

Aku menatapnya dan memberikan anggukan setuju pada keinginannya.

Malam itu.....
Semuanya terjadi lagi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience