35 ~Buket"

Romance Completed 76642

Seperti biasanya aku sendiri lagi di rumah, demi mengisi waktu kosong aku menuju ke perpustakaan yang berada di lantai 3 rumah ini.

Belum beberapa menit aku berpamitan pada Rangga yang pergi kantor, tiba-tiba satpam menghampiriku dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Nona Ran, ada paket untuk nona di depan"kata satpam itu.

"Biarkan dia masuk ke dalam, aku akan menunggunya di sini"pintaku yang masih berada di halaman depan rumah.

Dari kejauhan aku melihat buket bunga mawar merah yang sangat besar.

"Terimakasih"ucapku pada ojek yang memberikan buket itu.

Ketika aku mengecek buket itu ada sebuah surat yang bertuliskan

"Ran Sayang, semoga kamu suka bunga mawar merah yang aku petik sendiri, jangan lupa rindukan aku. I LOVE YOU"

Setelah itu aku langsung berfikir kalau buket ini pasti dari Rangga.

Aku sangat senang menerima buket yang cantik ini, sesegera mungkin aku menaruh bunganya di vas agar tidak layu.

"Dari siapa bunganya?"tanya mama senyum-senyum sendiri.

"Dari Rangga mah"jawabku tersipu malu.

"Mama berangkat ke kantor dulu ya sayang"kata mama berpamitan padaku.

"Hati-hati ya mah"jawabku

Sebelum aku menata bunga itu terlebih dahulu aku memotretnya, dan mengirim foto nya pada Rangga.

"I Love You to, bunganya sangat cantik"kirim ku melalui WhatsApp.

"Dari siapa buket nya?"tanya Rangga membalas pesanku.

"Bukan dari kamu?"

"BUKAN"

"Terus dari siapa dong?"pikir ku.

"Buang sekarang juga! perasaan aku gak enak"balas Rangga.

Aku segera membuangnya tanpa berfikir panjang, biasanya yang mengirimiku buket hanyalah seseorang yang kenal dan para mahasiswa UI tapi kali ini isi surat nya berbeda.

Juga surat yang ku terima berisikan sebuah dukungan dan rasa kagum yang mereka tuliskan.

Seseorang yang menuliskan kata-kata seperti itu sudah pasti suami ku sendiri dan kini dia mengakui kalau bukan dia yang mengirimnya.

Aku pun merasakan sesuatu yang janggal pada pengirim bunga ini.

Ahh..
Tidak perlu berfikir keras, mungkin ini adalah kerjaan Vina lagi yang selalu mencari perhatian dariku.

"Tidak perlu khawatir padaku, mungkin ini hanya gurauan dari Vina"balas ku pada Rangga.

"Tunggu aku pulang, jangan meninggalkan rumah selama aku tidak ada"pinta Rangga.

"Iya, jangan kelamaan pulang nya. Aku kangen banget sama kamu"

Saat aku sudah berada di perpustakaan, telepon rumah berdering....

"Halo?"

"Nona Ran, ada paket lagi kali ini sepaket makanan dan juga minuman"kata satpam menghubungi ku.

"Buang saja makanan nya pak, saya tidak ingin memakan nya"jawabku

"Rugi kalau di buang nona makanan ini masih hangat"kata satpam itu sepertinya ingin.

"kalau bapak mau ambil saja, tapi saya tidak bisa menjamin kalau makanan itu baik-baik saja"pikir ku.

"Biar saya yang mengurus nya nona, terima kasih"kata satpam itu.

Selepas itu aku menerima panggilan dari panti asuhan yang biasanya aku kunjungi.

"Hai kak Ran"sapa anak-anak panti padaku melalui panggil video.

Saat ini aku sedang berada di ruang baca sendiri

"Haiiiiii, kalian apa kabar"balasku sangat bahagia mendengar suara mereka.

"Maaf mengganggu mu Ran, mereka memaksaku untuk terus menghubungi mu, mereka selalu menanyakan kabarmu"kata bu Tina merasa bersalah.

"Tidak apa-apa kok bu, saya sangat senang bisa melihat mereka lagi"jawabku ramah.

"Kak Ran kapan ke sini?"tanya Adit dari tadi cemberut melihat ku.

"InsyaAllah secepatnya kakak ketemu sama Adit, sabar ya ganteng"bujuk ku dengan lembut.

"Jangan lupa hadiah nya ya kak Ran"ucap Carla.

"Iya cantik. Tolong bujuk Adit ya biar dia gak marah lagi sama aku"ucapku lembut.

"Iya, nanti biar Carla bujuk Adit"jawab Carla patuh.

Sementara itu Adit hanya menatapku dengan wajah cemberut yang sangat menggemaskan itu.

"Adit jangan marah dong, nanti kak Ran sedih"ujar Carla menepuk bahu Adit.

"Beneran kak Ran sedih?"tanya Adit polos melihat ku.

"Iya, aku bakalan nangis kalau Adit cemberut sama aku"ucapku memasang wajah sedih.

"Aku gak marah lagi, kak Ran jangan nangis ya"bujuk Adit khawatir melihat ku

"Kak Ran harus janji sama Adit datang ke sini secepatnya"kata Adit melakukan janji kelingking melalui telepon.

"Aku janji"jawabku melakukan hal yang sama.

Kami melakukan panggilan Video hingga berjam-jam hanya untuk mendengar kan curhatan mereka padaku.

Aku sangat antusias mendengar semua curhatan mereka hingga aku kebingungan mendengarkan curhatan mana dulu yang harus aku dengar.

Carla yang sedang menceritakan keluhan nya padaku di ganggu oleh Adit yang masih ingin mengobrol dan akhirnya keributan pun terjadi hingga mereka berdua bertengkar.

"Huuuuu, kak Ran! Adit gangguin aku lagi cerita"ucap Carla mengadu padaku

"Aku masih mau bicara sama kak Ran"bentak Adit pada Carla

"Adit nakal!"bentak Carla

"Aku gak nakal kok"bentak Adit

"Kok berantem sih? Kan udah dibagi sama bunda Tina waktu ngobrol nya"ucapku lembut.

Mereka berdua terdiam ketika mendengar suara ku. Terlihat wajah mereka saling bermusuhan ketika saling bertatapan.

"Adit minta maaf ya sama Carla kan waktunya adit udah habis buat cerita dan Carla juga minta maaf ke Adit karena bilang Adit jahat. "ucapku lembut tapi tegas.

"Gak mau!"jawab mereka berdua.

"Kalau kalian gak mau minta maaf nanti aku gak mau ngomong sama Adit sama Carla juga"ancam ku pada mereka

"Kak Ran hitung sampai tiga ya, kalau kalian masih gak mau minta maaf kak Ran ngomong nya sama teman-teman kalian aja"ancam ku lagi

"1.....2.....

"Aku minta maaf"kata Adit dan Carla saling bersalaman.

Mereka berdua akhirnya akur lagi meskipun masih terpancar kekesalan di wajah mereka.

"Sudah cukup ya bicara sama kak Ran, waktunya kita makan siang dulu"kata bunda Tina pada anak-anak panti.

"Kak Ran pamit ya, wa salamualaikum"ucapku.

"Wa alaikum salam. Dadah kak Ran"ucap mereka.

Tak terasa hari sudah siang, waktu berjalan begitu cepat hingga tidak aku sadari.

Setelah menyelesaikan sholat Dzuhur, salah satu pelayan memanggilku untuk makan siang.

Terasa sangat sepi kalau hanya makan sendiri dan aku berfikir lebih baik mengajak para pelayan ini makan bersama biar ramai.

"Tolong panggilkan pelayan yang membersihkan kamar ku setiap harinya"ucapku pada salah satu pelayan yang menemaniku.

"Baik nona"jawab pelayan itu patuh.

Mereka bingung mengapa aku memanggil mereka ke sini.

"Ada apa nona memanggil kami semua ke sini"tanya mereka gugup.

"Kita makan bareng yuk, saya tidak lahap kalau makan sendiri"ajak ku sangat bersemangat.

"Tapi nona....

"Tolong jangan panggil saya nona lagi panggil saja Ran"ucapku memotong perkataan mereka.

"Tapi kesan nya seperti tidak sopan pada majikan"jawab mereka.

"Justru saya yang merasa tidak nyaman jika kalian memanggil saya nona dan rata-rata yang bekerja di rumah ini lebih dewasa dari saya panggil saja Ran biar kita semua bisa akrab atau panggil adik juga gak apa-apa"pikir ku memberikan penjelasan dengan santai

"Terimakasih R...Ran"kata mereka

Beberapa menit setelah makan aku mempersiapkan berkas-berkas persyaratan S2 ku demi berjaga-jaga dengan keputusan Rangga.

Ternyata persyaratan nya tidak semudah yang dibayangkan, aku menghabiskan waktu berjam-jam mempersiapkan hal itu.

"Wah wah ini sudah pukul 03:00"

Aku kembali ke kamar untuk mandi dan sholat ashar kemudian melanjutkan lagi kegiatan ku di sofa ruang tamu sambil menunggu Rangga pulang.

Mata yang kelelahan karena layar laptop yang seharian ku tatap dan otak yang tiba-tiba berfikir keras membuat ku berhenti sejenak dan merebahkan diri di sofa.

Mencoba mengistirahatkan otak sambil melihat langit-langit bergelantungan lampu sangat indah.

Sudah jadi kebiasaan ku jikalau merasa bosan dan tidak melakukan sesuatu sudah pasti tidak bisa bekerja sama dengan mata yang mulai tertutup secara otomatis.

"Assalamualaikum...

"Kok gak ada yang sambut aku ya"batin Rangga bertanya-tanya.

Dia masuk mencari sosok yang membuat nya selalu rindu kalau tidak bertemu.

"Emh...ice cream.."terdengar suaraku di telinga Rangga.

"Rupanya dia tertidur menungguku"gumam Rangga tersenyum menatapku.

Dia duduk di sofa yang ku tiduri sambil menatap ku

"Tidak peduli dimana pun tempat nya kamu selalu tidur seperti ini"kata Rangga terkekeh melihat kebiasaan tidur ku yang tidak pernah perduli pada situasi dan kondisi.

Aku terbangun ketika merasa sentuhan seseorang mengecup bibirku.

"emm? Sayang....kamu sudah pulang"tanyaku masih linglung pengaruh baru bangun.

"Maaf membangunkan kamu, habisnya istriku ini sangat cantik kalau lagi tidur"gombal Rangga.

"Mau aku buatkan minum?"tanyaku beranjak duduk.

"Tidak perlu, aku mau melepaskan rindu dulu sama kamu"kata Rangga manja memelukku.

Aku membalas pelukan hangat itu, apalagi tubuhnya yang sangat menawan membuat ku semakin nyaman di dalam pelukannya.

"Kamu sangat wangi seperti bayi, membuat ku tidak bisa berhenti untuk memeluk dan mencium aroma tubuhmu"puji Rangga membuat ku sedikit merasa aneh

"Sayang, sekarang ini masih sore dan kamu sudah mengatakan hal itu. Bagaimana kalau kita di dengar oleh pelayan rumah ini"pikirku tersipu malu.

"Gak apa-apa kok, di sini gak ada orang"kata Rangga mulai mendekati bibirku.

Tatapan matanya yang tertuju pada bibir yang saat ini ingin dia lahap

"Aku ingin melumat bibir seksi ini sekarang juga"batin Rangga tidak perduli.

Sementara aku yang sibuk memerhatikan sekitar agar kami tidak kedapatan sedang berbuat mesum di sofa ruang tamu.

Tep tep tep...

Terdengar langkah seseorang makin jelas menuju ke arah kami.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience