"Rangga, aku ikut ya. Di sana aku gak bakalan ngerepotin kamu kok, ya ya" bujuk ku manja
"Gak bisa. Di sana itu hanya membahas tentang bisnis. Aku pergi sendiri saja" kata Rangga menolak ku
"Aku bisa bantuin kamu di sana Atau kamu sudah punya pasangan? " pikir ku curiga.
"Aku bilang kan gak usah" ucap Rangga tegas.
"Kamu pikir aku gak bisa bergaul dengan teman-teman kantor kamu? Kamu pikir aku gak bisa menyesuaikan diri di sana. Aku ahli di bidang ini Rangga" jawabku penuh harap agar dia mengizinkan aku pergi.
"Justru itu yang membuatku tidak ingin membawamu ke sana Ran, kamu terlalu memakan perhatian nanti" gumam Rangga menatapku khawatir
"Gak boleh!" bentak Rangga.
Semakin kamu menolak semakin aku yakin kalau kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku Rangga. Kamu pasti akan pergi bersama dengan wanita itu, bisakah aku membantumu dengan kemampuan ku.
"Kamu pergi dengan Jessica kan?" tanyaku sangat serius.
"Tunggu aku pulang ya" ucap Rangga mengelus pipiku.
Kamu selalu menghindar ketika aku membahas Jessica, se spesial apa wanita itu di hatimu Rangga
Dengan wajah kesal aku masuk ke dalam rumah dengan sentakan kaki yang mewakili perasaanku saat ini, saat berpapasan dengan mama dan papa mereka sudah berpakaian seolah pergi ke tempat yang sama dengan Rangga.
"Kamu gak pergi sayang?mana Rangga?" tanya mama mencari keberadaan Rangga.
"Rangga gak kasih mah, padahal aku pengen banget pergi" keluh ku
"Selain bisnis ini kan juga di khususkan untuk pasangan. Terus Rangga dengan siapa dong?" pikir papa.
"Kalau gitu aku ganti baju dulu ya mah, pah. Kasian Rangga gak ada yang nemenin di sana" pikirku cemas pada Rangga
Aku berlari ke kamar memilih gaun termewah yang ku miliki, ini pertama kalinya aku pergi ke acara resmi sudah pasti Artis, Pengusaha juga tamu tamu terhormat dari luar negeri pasti akan datang. Aku harus tampil sangat cantik hari ini.
Aku memakai gaun pink gold yang sangat indah buatku, pakaian ini membuat sedikit lekuk tubuhku terbentuk terutama pada bagian pundak dan pinggang ku hingga bagian depan leherku yang terlihat, tapi masih menutupi dadaku yang tidak ingin kuperlihatkan. High heels yang tingginya 7 cm kini terpasang indah di kakiku.
Kini tinggi ku jadi 173 cm dari 166.
"Wah! Wah! Anak mama seperti Miss Universe Indonesia" puji mama melihatku.
"Iya dong, menantu mama kan sangat cantik" jawabku merasa tersanjung.
Tanpa basa basi kami berangkat memakai mobil sedan mewah berwarna hitam
Pertemuan yang begitu dinanti-nanti para pengusaha besar juga para selebriti yang datang mencari seorang pendamping hidup yang bisa membiayai kehidupan mereka yang glamor.
Hingga saat kami turun dari mobil, karpet merah menyambut kaki kami berserta para wartawan yang mengumpulkan informasi yang dinantikan para netizen.
Kami adalah tamu terakhir yang datang dan paling dinanti-nanti oleh semua para tamu undangan
"Siapa gadis itu? Apakah dia seorang pendatang baru?"
"Dia sangat cantik seperti putri, apalagi dia bersama dengan keluarga terkaya di Indonesia"
"Apakah dia anak yang disembunyikan keluarga Aditya?"
"Atau dia adalah kekasih dari Rangga?"
"Tapi Rangga bersama dengan seorang wanita"
Begitu banyak komentar yang kudengar dari kedua sisi telinga ku.
"Santai saja sayang, kamu akan terbiasa nantinya" kata mama membantu ku melewati karpet merah ini
"Aku sangat gugup mah, banyak orang yang memperhatikan ku" bisik ku pada mama hingga papa mendengar nya.
"Itu karena menantu papa yang seperti putri, jadi mereka memerhatikan mu" balas papa.
"Apa lebih baik aku pakai baju formal seperti jas atau jadi asisten saja" bisik ku pada mama dan papa
"Ada ada saja kamu ini Ran, intinya relaks dan percaya diri" kata papa tertawa bersama mama karena sikapku.
Saat pintu terbuka....
Semua mata tertuju pada kami, tapi lebih tepatnya padaku yang masih sangat asing di mata mereka.
Mencari keberadaan Rangga di kerumunan orang orang yang sedang berinteraksi satu sama lain.
"Ran, kamu nikmati saja waktumu di sini. Mama sama papa mau ketemu sama klien dulu" pesan mama Rachel meninggalkan ku sendiri.
"Iya, tenang saja ma. Aku bisa menangani ini" ujar ku percaya diri.
Ddrrtt...
Ddrrtt...
"Halo Ran, kamu ada di mana?" tanya Vina menelfon ku
"Aku ada di perayaan besar sebuah perusahaan" jawab ku masih mencari Rangga.
"Aku juga di sini, kamu di bagian mana?" tanya Vina ingin menghampiri ku.
"Tidak jauh dari pintu utama" pikirku mencari Vina juga.
Tep
Tangan seseorang meraih lengan ku dari belakang.
"Hati-hati, nanti kamu jatuh kalau melangkah tanpa melihat jalan" kata kak Rizki menolong ku hampir menyenggol seseorang.
Aku membuang nafas lega "huhh... untung saja ada kak Rizki kalau tidak sudah pasti aku akan jatuh" jawab ku tersenyum ramah pada dia.
"Kamu bersama dengan siapa datang ke sini?" tanya kak Rizki ramah.
"Bersama dengan mertua ku, tapi mereka sedang sibuk dengan klien jadi aku memisahkan diri. Pasangan kak Rizki mana?" tanyaku mencari seorang wanita yang datang bersamanya
"Aku datang sendiri" kata kak Rizki santai
Aku merasa kasihan melihat nya sendiri tidak memili teman
"Mmm... gimana kalau malam ini aku saja yang jadi pasangan kak Rizki. Aku juga sedang menunggu Vina biar kak Rizki gak bosan sendiri" tawar ku.
"Kalau kamu tidak keberatan. Juga urusan ku sudah selesai" kata kak Rizki.
"Kalau gitu kita tunggu Vina jemput di sini saja" saran ku menunggu bersama kak Rizki
"Ran!!!" panggil Vina menemukan ku. Dia menghampiri ku bersama dengan Reza.
"Wah... penampilanmu selalu mengesankan Ran" puji Vina memerhatikan ku.
"Ran memang selalu terlihat mengesankan sedangkan kamu..." pikir Reza menilai penampilan Vina.
Mata Vina mulai melebar melihat Reza karena kesal.
"Vina cantik banget kok. Diantara semua wanita Vina yang sangat menarik" pujiku pada sahabat yang sangat menantikan pujian.
Vina memang cantik dan menarik tapi sikap centil yang dimilikinya selalu jadi nilai negatif bagi seorang lelaki yang sudah mengenal nya.
Jujur saja, Vina adalah seorang wanita yang super duper aktif kalau membahas tentang pria dan selalu ceplas-ceplos tapi hatinya sangat lembut dan pengertian pada sahabat nya.
"Gimana kalau kita ke meja kosong di sudut sana, kaki aku udah pegel pakai high heels ini" saran Vina mengajak Reza dan kak Hendra menuju ke sana.
Mereka setuju dan kami pun menuju ke sana, tangan hangat Vina merangkul ku sepanjang jalan
"Ran, dessert di sini tuh enak-enak banget. Kita ambil yang banyak yuk" ajak Vina melihat meja makan yang sangat luas.
"Iya, dari tadi aku juga mencium aroma kue yang sedap" pikirku memang melirik makanan manis itu.
"Hei... jangan malu-maluin aku sama kak Rizki di sini. Kita juga tahu porsi makan kalian berdua itu beda sama manusia umumnya" protes Reza melihat mata kami sudah bersinar akan godaan makanan.
"Bilang aja kalau lo mau di ambilin, gak usah banyak protes" jawab Vina.
"Nanti di ambilin kok Za, gak usah malu-malu kucing. Kita juga tahu aturan kok" balasku membela Vina.
"Sudah Za, biarkan saja mereka. Semua orang yang berada di sini sedang sibuk pada urusan mereka. Tidak akan ada yang memperhatikan biar mereka makan banyak" pikir kak Rizki membela kami.
"Tuh kan! kak Rizki aja ngerti masa kamu yang baru aja datang ke pertemuan kayak gini sok tahu!" seru Vina membalas Reza habis- habisan.
"Iya iya. Vin! Gue mau juga. Ambilin ya" kata Reza membujuk Vina
"Dasar manusia tidak tahu diri ini, gak ada malu nya" kata Vina
"Kalian tunggu di sini ya, nanti kita ambilin kok" tutur ku
"Aku gak usah" kata kak Rizki pada kami.
"Tapi..."
"Beneran gak apa-apa. Aku bisa ambil sendiri" kata kak Rizki lembut.
Vina tersenyum kagum melihat kak Rizki yang sangat lembut dan tidak ingin membebankan kami. Tatapan Vina berubah kesal ketika melihat Reza yang sedang merapikan pakaian nya.
Bukan karena Reza tidak peduli tapi karena kami sudah sangat akrab jadi tidak ada kata segan ataupun hal saling meledek itu hal yang biasa bagi kami.
Aku dan Vina beranjak dari tempat duduk kami menuju ke surga makanan manis di hadapan kami.
Tangan Vina yang lincah mengambil setiap jenis kue yang berbeda, sampai piring milikku penuh dengan kue miliknya.
"Ran, di sana ada juga" tunjuk Vina melihat jenis kue yang belum ada di piring nya.
Dia menarik ku terburu-buru saking semangat nya.
"Hati-hati Vin..."
Bruk...
Prankk...
Wanita itu dan Vina terjatuh di lantai saat mereka saling bertabrakan.
Vina tidak sengaja menabrak seorang wanita di hadapan nya.
"Maaf, saya tidak sengaja" kata Vina tulus juga tertimpa kue mengenai gaun miliknya.
"Maafkan kecerobohan teman saya" ucapku membantu Vina berdiri
"Ran... gaun favorite aku kotor" keluh Vina sedih padaku setelah membantunya berdiri
"Kamu gak apa-apa?" tanyaku menawarkan diri membantunya berdiri.
semoga terhibur guys
Share this novel