Aku merasa baru saja bangun dari tidur yang sangat lama, aku melihat seorang lelaki yang menatap ku sangat cemas di depan pintu, terlihat dua orang lelaki sedang menahannya untuk masuk.
Semua orang terasa asing buatku, tidak satu pun aku mengenal orang orang di ruangan itu. hanya seorang lelaki yang menarik perhatian membuat ku terus menatapnya. Anehnya air mataku mengalir dengan sendirinya ketika mata kami saling bertatapan.
Menggerakkan tubuh pun sangat sulit, aku hanya melirik di setiap ruangan yang di sebelah ku terdapat alat bantu pernafasan, pendeteksi denyut jantung dan beberapa alat lain nya yang begitu asing bagiku.
"Ran..."
Panggil seorang wanita separuh baya tersenyum lega melihat ku.
Aku hanya menatap matanya yang menyimpan begitu banyak arti.
"Anda... siapa?" tanyaku lirih
Reaksi wanita itu berubah, dia melihat dokter yang berada di samping ku
"Apa mungkin..."
"Bisa kita bicara sekarang di ruangan saya" pinta dokter itu pada seorang lelaki yang berdekatan dengan wanita separuh baya itu.
Mereka meninggalkan ku dan kini hanya sepasang suami istri juga seorang gadis remaja terisak melihatku.
Sebenarnya apa yang terjadi padaku?
"Kak Ran..." panggil gadis remaja itu menggenggam tanganku.
"Aku Muti... adik kesayangan kamu" ujar gadis remaja itu.
"Kamu... adik ku?" tanyaku kebingungan.
Kenapa aku tidak mengenal adikku sendiri? Atau apakah gadis itu membohongi ku? Tapi di situasi yang seperti ini mana mungkin dia...
"Sshhhh"
Kepala ku sangat sakit saat mencoba mengingat wajah gadis yang sedang sedih melihatku.
"Dokter!!!" panggil anak gadis itu menuju keluar ketika melihatku kesakitan.
Dokter itu datang bersama dengan orang yang tadi di ruangan ini.
"Untuk saat ini jangan dulu berfikir keras ataupun memaksa mengingat sesuatu yang akan melukai mu" pesan dokter itu padaku.
"RAN!!" panggil seorang lelaki yang hanya melihat ku dari kejauhan.
"Jangan menahan ku Rizki!" geram lelaki itu pada lelaki yang sedang menahan nya masuk.
"om, tante tolong bawa Rangga dari sini untuk sementara waktu. Aku tidak ingin terjadi hal yang tidak dinginkan nantinya dan mengenai kondisi Ran aku akan menghubungi kalian" kata seorang lelaki memohon pada pasangan suami istri yang sangat menghawatirkan aku.
"Aku mengerti Hendra, kami akan membawa Rangga demi ketenangan Ran" kata pasangan itu meninggalkan kami yang berada di ruangan itu.
Ada apa ini?
Apa yang sebenarnya terjadi hingga semuanya begitu tegang?
"Sayang... ini mama. Kamu itu Ran... anak yang selalu membuat ku khawatir akan tingkah mu" kata wanita tua itu menyentuh tangan ku.
"Aku... tidak mengingat satupun tentang kalian. Apa yang terjadi padaku?" tanyaku keheranan.
"Tidak perlu berfikir keras Ran, kamu istirahat saja. Besok aku akan menjelaskan nya jika kondisi mu sudah membaik" tutur seorang lelaki mengelus pipiku dengan tenang.
Apa mungkin dia kakak ku?
Atau kekasih?
Semuanya dipenuhi dengan tanda tanya akan hidupku saat ini.
Beberapa hari keadaan ku semakin membaik tapi hingga saat ini, ingatan yang sangat aku harapkan masih saja belum bisa ku pecahkan.
Pertanyaan demi pertanyaan dijawab oleh kak Hendra. Tapi satu pertanyaan yang membuat nya selalu bungkam tak mau menjawab yaitu...
Apa aku mempunyai seorang kekasih?
Dia hanya mengatakan kalau aku baru saja putus dengan pacarku yaitu seorang lelaki yang setiap malam nya selalu melihat ku dari luar rumah sakit.
Dia selalu berdiri di depan mobil miliknya dan melihat jendela di ruangan ku.
Setiap malam aku mengintip dari gorden jendela di ruangan ku, terkadang karena rasa penasaran yang besar membuat ku berani menampakkan diriku di jendela hingga kami saling bertatapan.
Ketika lelaki itu menyadari keadaan ku dari jendela dia selalu ingin mengajakku berbicara tapi aku selalu menghindari nya.
Kadang aku melihat nya saat shubuh sudah berada di bawah memerhatikan jendela milikku.
Aku merasa iba melihat lelaki itu, nampak kesedihan di wajahnya dan harapan ingin bertemu denganku tapi selalu saja kak Hendra yang menahannya.
Seminggu kemudian aku makin penasaran pada lelaki itu hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk menemui nya diam-diam.
Tengah malam saat mama dan muti sudah terlelap juga kak Hendra yang berada di Bandung karena mengurus sesuatu aku mengendap keluar menghampiri lelaki itu di tempat biasa dia memarkirkan mobilnya.
Perban yang masih menempel tebal menyelimuti kepalaku, dengan sigap aku harus hati-hati agar tidak diketahui oleh suster ataupun dokter yang bertugas.
Saat aku sudah berada di bawah, lelaki itu masih melihat jendela menunggu tanda-tanda dariku.
Saat aku berjalan mendekati dia,
"Emmm... permisi" ucapku bingung harus mengatakan apa pada lelaki yang berada di depanku.
Lelaki itu terkejut ketika melihatku di hadapan nya, dia terdiam dengan mimik wajah yang menahan kerinduan pada seseorang terkasih.
"Ran..." panggil lelaki itu segera mendekap ku erat
Tentu saja mata juga tubuhku tercengang ketika dia memeluk ku.
"Aku... sangat merindukan kamu sayang. Jangan tinggalkan aku lagi" kata lelaki ini sangat bahagia.
Tak
Aku mendorong lelaki itu menjauh dariku, tentu saja aku bingung dengan apa yang baru saja dia katakan dan lakukan padaku.
"Kamu... siapa?" tanyaku
"Bukanya kita sudah putus?" pikirku mengingat perkataan kak Hendra kalau aku sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi.
"Kamu... tidak mengingat ku? Apa kamu marah hingga melupakan semua kenangan kita. Aku akan menjelaskan semua masalah ku dengan Jessica" kata lelaki itu serius.
Jadi lelaki ini menduakan ku? Pantas saja kak Hendra sangat marah
"Percuma kamu menjelaskan semuanya Rangga, aku tidak mengingat nya lagi. Kata Dokter aku hilang ingatan dan juga kak Hendra mengatakan kalau kita baru saja putus" jawabku sesuai dengan apa yang aku dengar.
"Aku Rangga... aku suamimu sayang. Aku tidak akan pernah memutuskan hubungan kita" kata pria itu mendekatiku.
Tentu saja aku melangkah mundur menghindari sentuhannya. Suara yang begitu familiar di telinga ku.
"Tega nya kalian padaku tidak memberitahukan apa yang terjadi pada istriku sendiri" gumam Rangga menatapku.
"Rangga... tolong jangan datang ke sini lagi, setiap kak Hendra melihat mu dia sangat marah. Aku tidak ingin menimbulkan kekhawatiran lagi bagi mereka" pesanku pada Rangga.
Aku berjalan pergi meninggalkan lelaki itu yang kebingungan
"Gak, aku gak akan biarkan kamu pergi lagi dari hidupku" kata Rangga menarik ku masuk ke dalam mobilnya.
"Lepasin" protes ku menahan diri.
"Ran... aku tidak akan menyakitimu. Ikut bersama ku pulang ke rumah kita, aku akan merawat mu di sana" tutur Rangga lembut padaku.
"Kenapa lelaki ini bersih keras membawaku? Atau... dia orang jahat!" pikir ku segera melarikan diri keluar dari mobil itu.
"Ran" panggil Rangga berhasil menangkap ku.
"Lepasin"
"Gak! Aku tidak akan melepaskan mu" kata Rangga.
Bugh
"Rangga, apa pukulan ku masih belum cukup untuk membuat mu menjauh dari adikku!" tegas kak Hendra menarik ku ke dalam pelukan nya.
"Apa benar dia suamiku kak?" tanyaku pada kak Hendra.
Kak Hendra hanya diam dan berkata "kembali ke ruangan mu sekarang, nanti kakak akan menjelaskan nya" pinta kak Hendra lembut padaku.
Saat ini aku lebih memercayai kak Hendra daripada Rangga yang baru saja aku temui
Aku melangkah pergi menjauh dari mereka
"Ran! Jangan pergi. Aku gak akan pernah mau mengakhiri hubungan ini Ran! Sampai mati pun aku tidak pernah mau! Kamu tidak akan pernah tergantikan di hatiku" teriak Rangga yang bergema di telinga ku.
Teriakan itu membuatku terhenti dan bersembunyi di balik dinding, entah kenapa sebuah ingatan terlintas di pikiran ku. Aku pun penasaran dan ingin mengenal lebih lelaki yang berusaha keras membawaku.
"Kenapa aku harus menjauhi istriku sendiri, tidak seharusnya kak Hendra seperti ini" bentak Rangga menyeka darah di sudut bibirnya.
"Apakah pantas seseorang yang bersama wanita lain disebut suami?" ketus kak Hendra merah melihat Rangga.
"Selama ini aku selalu menerima pukulan dari kak Hendra demi menghilangkan kebencian kakak terhadap ku. Tapi kakak makin menjauhkan ku dari orang yang paling aku cintai bahkan kak Hendra menyembunyikan hubungan ku dengan Ran sebagai sepasang suami istri" keluh Rangga tidak tahan lagi.
Aku hanya menyaksikan pertengkaran hebat mereka, memahami setiap kata yang keluar dari bibir Rangga juga kak Hendra.
"kata dokter, Ran mungkin akan mengalami kerusakan otak ketika dia tidak mampu menerima masa lalunya jika ingatan nya kembali" kata kak Hendra dihadapan Rangga.
Apa maksud dari perkataan kak Hendra? Sekelam apa masa lalu ku hingga membuat nya harus menutupinya.
Air mataku mengalir deras tapi masih ingin mendengar kan yang sebenarnya
"Apa..
Rangga terjatuh lemah tak berdaya dihadapan kak Hendra
"Karena trauma mental juga kecelakaan yang menimpa nya kini aku harus menghapus semua kenangan di masa lalu. Aku takut terjadi hal yang tidak di inginkan saat Ran mengingat masa lalunya. Apa kamu bisa melepaskan adikku?" tanya kak Hendra sebenarnya tidak tega.
"Bagaimana dengan cintaku? Bagaimana dengan hubungan ku? Bagaimana dengan kenangan indah kami berdua kak? Aku... tidak sanggup untuk melepaskan nya" kata Rangga sangat terpukul.
"Om dan tante juga sangat berat menerima semua ini tapi demi keselamatan Ran mereka rela menjauh Rangga" jelas kak Hendra.
"Aku takut ketika dia melihat mu, ingatan nya kembali dan..."
"SESEORANG BISA MENJADI SEGALANYA BAGI SESEORANG. Dan seseorang itu adalah RAN. Dia masih Ran ku yang dulu, Dia masih Ran ku yang selalu manja, ceria dan tersenyum hangat pada setiap orang, Dia masih Ran ku yang suka tidur dan makan dengan lahap" bentak Rangga mengingat semua kenangan kami hingga membuat nya berderai air mata.
Saat itu semua ingatan ku masuk seperti sebuah notifikasi handphone yang baru saja diaktifkan saat mati setahun lamanya
"Ran..."
"Ran sayang..."
"My little sweety..."
Semua itu terucap dari bibir Rangga, satu per satu ingatan mulai memasuki ku.
Ku langkahkan kakiku menghampiri mereka yang sedang bersedih karena ku.
"Ra... Rangga..."
Nging...
Nging...
Nging...
Telingaku dipenuhi dengungan juga serangan menusuk di kepalaku.
"Kak..."
Bruk
Aku terjatuh menahan sakit kepala menjalar ke seluruh tubuh ku.
"Ran!" seru Rangga melihatku tergelak di lantai.
"Kepalaku... sangat... sangat sakit. To... long aku" ucapku lirih terbata-bata.
Dia menggendong ku menuju UGD hingga segera mendapatkan perawatan.
Ketika dokter memeriksa ku, dia meminta agar aku segera di bawa ke ruangan CT-SCAN melihat keadaan otaku.
Aku sendiri tak melihat keberadaan Rangga yang tadinya selalu mencemaskan ku.
Aku berada di kamar rumah sakit tanpa sepatah kata terucap di bibir ku. Aku mencoba untuk mencerna semua kejadian di masa lalu hingga saat ini.
"Rangga mana kak?" tanyaku pada kak Hendra yang baru saja masuk ke ruangan ku.
"Dia pergi" jawab kak Hendra dingin.
"apa... kamu sudah mengingat semuanya?" tanya kak Hendra sangat gugup.
"Aku bukanlah wanita yang lemah kak, tapi saat ini hatiku sangat hancur...hiks hiks hiks. Aku sangat mencintai Rangga hiks hiks hatiku sangat sesak" curhat ku pada kak Hendra.
"Maafkan aku tidak memahami semua lukamu selama ini, aku berfikir kamu sangat bahagia bersama dia. Tapi kamu menyembunyikan semuanya dalam senyumanmu" kata kak Hendra memelukku erat.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang kak?"
"TINGGALKAN DIA, masih banyak orang di luar sana yang mau memilikimu dan menjadikan kamu sebagai ratu di kehidupan mereka" kata kak Hendra.
"Aku tidak bisa membohongi hatiku kak... aku tidak bisa langsung mencintai seseorang, aku juga tidak ingin memberikan harapan pada orang yang aku tidak cintai" jawabku masih dalam pelukan kak Hendra.
"Kalau begitu, apa kamu mau pergi bersama ku?" tanya kak Hendra mengusap wajahku lembut.
"Ke mana?" tanyaku balik
"Mewujudkan mimpi mu dan mimpi papa" jawab kak Rangga."tinggalkan semua masa lalu mu di sini dan kita pergi ke dunia barumu" ucap kak Hendra.
"Tapi kak"
"Aku ingin melihat apakah dia sungguh-sungguh mencintaimu atau tidak. Manfaatkan waktu ini untuk memperbaiki dan mengintrospeksi diri kalian masing-masing. Allah SWT yang menentukan takdir terbaik untukmu Ran. Jika dia memang jodohmu, pasti kalian akan bertemu kembali" kata kak Hendra.
"Bagaimana dengan hubungan ku dengan Rangga?" tanyaku berharap.
"Aku akan melakukan apa saja demi kebahagiaan kamu Ran, tenang saja" kata kak Hendra.
guysss, satu episode lagi. my first love is my husband akan tamat. terimakasih sudah berkunjung di novel ini. love you guys
Share this novel
yess tgglkn joo rangga tu..tk setia..keliru juga napo dio nk rawat rahim wanita tu klu dio nk wanita tu hamil anaknya ke? dah nikah kot duduk bdua2an ..? cinta ke dua kot di hatinya?