Episode 44

Romance Completed 76642

Ketika membuka kedua mataku, saat ini aku berada di sebuah kamar di dindingnya terdapat gambar diri ku juga bunga mawar disetiap sudutnya.

Saat mulai menggerakkan tubuh ini, ternyata kedua tangan dan kakiku sedang terikat sangat kuat, bergerak pun sangat sulit dan lebih membuatku takut adalah aku berada di atas kasur yang dihiasi dengan bunga mawar merah.

Foto pakaian yang ku kenakan beberapa hari ini semuanya tertempel di dinding. Semua kegiatan ku dalam beberapa hari ini tidak pernah dilewatkan oleh setiap gambar di kamar ini, berarti setiap hari aku dibuntuti oleh seseorang.

Lampu yang redup dan tak berpenghuni juga sebuah melodi aransemen yang ku dengar tapi tak begitu jelas.

Untung saja pakaianku masih utuh tapi lusuh. Jantungku berdetak tak karuan sendiri dalam kamar yang menyeramkan ini.

krek

Seorang pria memakai masker dan pakaian santai nya masuk dengan membawa makanan di atas nampan.

"Kamu sudah sadar, makanlah dulu" kata seorang lelaki lembut datang menghampiriku.

Bagaimana aku bisa menjawab pertanyaan lelaki itu, saat ini mulutku sedang di ikat menggunakan kain.

Aku hanya menatapnya tajam

"Jangan menatapku seperti itu Ran" kata lelaki itu menyentuh wajahku.

Tentu saja aku kaget dan sangat ketakutan, entah apa yang akan pria ini lakukan padaku.

Aku mencoba menghindari sentuhan pria yang ingin mengecup keningku.

Tentu saja aku sudah bercucuran air mata tapi aku tidak boleh menunjukkan rasa takut ku.

"Kenapa kamu menangis, aku tidak akan melakukan hal yang kamu tidak suka" kata lelaki itu melepaskan pengikat di mulutku.

"Tolong...lepaskan saya"ucapku terbata-bata

"Aku tidak akan melepaskan kamu, aku cinta sama kamu" ucap lelaki itu lembut padaku.

Rupanya pria ini sudah gila.

Ketika dia melepaskan masker di wajahnya, ternyata dia adalah teman Reza saat kami melakukan kegiatan di cafe.

"Kamuu....

"Iya, ini aku Dirga" kata pria itu.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku?" tanyaku menatapnya sangat benci.

"Karena aku cinta sama kamu, besok aku akan membawamu pergi ke tempat yang sangat jauh dari sini. Biar kita bisa hidup bahagia sama-sama" kata Dirga sangat semangat.

"Tolong lepaskan tali ini dari ku" pintaku mencoba bersikap tegas melawan nya.

"Gak bisa Ran, nanti kalau aku lepasin tali ini kamu akan kabur" kata Dirga yang mengambil sebuah plastik kecil berisi sesuatu.

"Jangan beri tahu siapa-siapa ya, aku punya ini" kata Dirga menyimpan shabu shabu ke dalam tas nya.

Pantas saja dia seperti ini karena efek kecanduan pada narkotika, apa aku akan selamat berada di genggaman nya.

Rangga... Aku tidak tahu harus berbuat apa, tolong aku.

"Rangga Aditya, seorang anak yang orang tuanya memiliki kekayaan terbesar di Indonesia, dia dulu pernah sekelas denganku saat SMP tapi karena dia anak yang sangat nakal akhirnya dia pindah sana sini karena memiliki banyak kasus. Apa kamu masih mau bersama dia?" tanya Dirga.

"Aku sangat mencintai dia"kataku dengan berani.

Plakk

Tangan nya begitu ringan menamparku hanya karena sebuah kalimat.

"Aku juga punya banyak uang Ran sayang, mau mobil?emas? atau permata? Kamu mau apa?"tanya Dirga tidak ingin kalah dari Rangga.

"Aku mau Rangga!" ucapku lagi

"Berhenti menyebut nama Rangga!!!" teriak Dirga mulai kasar padaku.

Aku terkejut melihat sikapnya yang selalu berubah ubah.

Dia mendekatiku perlahan dengan penuh nafsu, saat tangan nya mulai menyentuh pergelangan kaki ku dengan lembut

Dengan refleks aku menendang nya hingga jatuh tergeletak di lantai terbentur lemari.

Dia tersenyum dan mengambil nampan makanan yang belum tersentuh dan langsung menghempaskan nya di kepalaku.

Pak

Aku merasakan sakit dan perih pada bagian kepalaku terkena ujung nampan yang tajam itu

"Sayang, nurut ya sama aku biar aku gak nyakitin kamu. Lagian kita masih punya banyak waktu melakukannya" kata Dirga kembali lembut lagi.

Saat dia membelai rambutku tiba-tiba darah sudah mengalir di sisi kanan kepalaku.

Ketika Dirga melihat luka itu dia berlari keluar dan mengambil kotak P3K.

"Maafkan aku Ran, aku tidak berniat melukaimu" kata Dirga mengobati lukaku dengan hati hati.

Aku hanya bisa diam tidak bisa melakukan apa apa, kini hanya air mata dengan bebasnya mengalir di wajahku.

"Sakit ya? aku minta maaf Ran. Maafkan aku ya" kata Dirga lembut.

Jujur saja luka di kepalaku tidak lah sesakit dari takutnya diriku pada lelaki yang bersamaku di kamar ini.

Aku merasakan mati rasa pada pergelangan kaki juga tanganku yang terikat sangat ketat dan sangat perih.

"Sepertinya aku hanya bisa menatapmu malam ini karena kondisimu yang tidak terlihat baik" kata Dirga membaringkan dirinya di samping ku.

Aku yang sudah sangat lelah di tengah malam ini, mencoba untuk tetap sadar hingga pertolongan datang.

"Kenapa? Tangan kamu kesakitan?" tanya Dirga yang melihatku sudah tak berdaya.

"Aku berbaik hati malam ini karena kamu terluka, aku hanya akan melepaskan satu tanganmu ya biar aku bisa menggenggamnya malam ini" kata Dirga melepaskan satu ikatan tanganku.

Wajahnya yang menatapku sungguh sangat menakutkan
"sakit banget ya?" tanya Dirga yang menyeka air mataku yang selalu mengalir sendiri nya.

Tanganku sudah memar akibat ikatan tali membuatnya berpikir gila lagi.

Dia mulai menjilat tanganku yang memar seperti seekor anjing kemudian dia menciumnya lagi membuat suara tangisan ku terdengar seluas kamar.

"Hanya dengan menyentuh tanganmu saja sudah membuatku tenang, apa kamu sudah menerima bunga mawar dariku?" tanya Dirga lembut

Aku hanya terisak tanpa henti

"Berisik!!!"teriak Dirga membuat tangisan ku terhenti.

"Kamu tersenyum dan tertawa saat bersama Rangga, kenapa kamu menangis saat bersamaku" keluh Dirga sambil menggenggam tanganku.

Aku dari tadi gemetar setiap kali dia menyentuh ku.

"Aku sangat menyukai wangi tubuhmu yang seperti bayi Ran" kata Dirga yang menaruh kepalanya di atas pahaku.

Ya Allah, tolong aku. Jangan sampai dia melakukan sesuatu di luar batas kemanusiaan padaku. Tolong jaga aku ya Allah. Saat ini aku hanya berserah padamu akan takdir ku.

"Ran, aku sangat lelah. Saat bertemu denganmu pertama kali di cafe itu aku tidak pernah bisa tidur karena memikirkan mu. Biarkan aku tidur seperti ini agar aku bisa merasakan aroma tubuhmu itu" kata Dirga yang mulai menutup matanya di atas pahaku sambil menggenggam tanganku dalam pelukan nya.

Untung saja aku memakai celana training panjang juga hoodie putih yang sudah dipenuhi bercak darah karena luka di kepalaku

Aku harus memberikan petunjuk pada Rangga agar dia menemukan ku.

Pada pukul 5 kami akan berangkat menuju ke tempat yang entah berantah bersama pria yang sudah terobsesi padaku.

Kini aku hanya punya waktu 4 jam, aku menunggu agar Dirga tertidur dengan lelap agar aku bisa mengambil handphone milikku yang berada di saku celananya.

Ran, kamu harus sadar dan jangan sampai pingsan. Kamu harus kuat kalau kamu ingin bebas dari tempat ini.

Beberapa jam kemudian saat Dirga tertidur lelap aku dengan hati-hati melepaskan genggaman tangan Dirga perlahan.

Tanganku terlepas dari genggaman nya, lagi lagi tali yang mengikat tangan kananku terbatas hingga membuatku tidak bisa meraih handphone itu.

Tiba tiba Dirga bergerak dan kini takdir berpihak padaku handphone itu meluncur di saku dirga dan dengan mudah aku meraihnya.

Saat aku mengaktifkan handphone milikku dan mengaktifkan lokasi di handphone ku agar mereka bisa melacaknya.

Aku mencoba menelfon Rangga ,tapi karena pemberitahuan panggilan juga pesan handphone ku berdering berulang kali membuat Dirga tersadar dari tidurnya

"Kamu lagi ngapain?" tanya Dirga terbangun karena mendengar suara handphone ku bergetar.

Matilah aku, aku ketahuan oleh Dirga, dia segera mengambil handphone ku dan mengecek apakah aku menelfon seseorang atau tidak, dia mengetahui kalau aku mengaktifkan lokasi di handphone ku dia menatapku dan....

Pangkkkk...

Dia melempar handphone milikku hingga hancur berhamburan.

"Jangan harap kamu bisa lari dari aku sayang" kata Dirga tertawa.

Dia bangun dari tidurnya, beranjak menuju ke bawah menyiapkan perlengkapan dan pergi secepatnya dari tempat ini.

"Sepertinya mereka sudah mengetahui lokasi kita saat ini, sebaiknya kita bergegas pergi" kata Dirga memasukkan sebuah pisau di dalam tasnya.

Sekarang sudah pukul 04:50 tapi tak ada tanda tanda dari mereka akan datang menyelamatkan aku. Tidak ada pilihan lain aku harus kabur ketika Dirga melepaskan ikatan di tangan dan kakiku

10 menit lagi aku akan pergi meninggalkan tempat ini.

Dan ternyata di luar ekspektasi ku dia tidak melepaskan nya melainkan menggendong ku ke bawah ditutupi dengan sebuah jaket agar tidak ketahuan dia sedang menyandera seseorang melainkan membawa kekasihnya.

"Diam atau aku akan memukul mu lagi" ancam Dirga membawaku ke dalam mobil.

Saat aku dimasukkan ke dalam mobil Dirga berpapasan dengan pasangan kakek nenek tukang bersih parkiran yang akrab dengan nya.

Dirga dengan ramah menyapa nenek dan kakek itu dan berbincang agar terlihat natural, inilah waktuku untuk melepaskan tali ini dan berlari keluar dari parkiran ini.

Aku hanya punya beberapa detik saja,

"Akhh" tali ini sangat sulit dilepaskan, apalagi sedikit gerakan tali yang ku lepaskan kaki ku seperti di tusuk dan sangat perih.

akhirnya aku bisa membuka ikatan kakiku, kini aku bisa keluar meski tanganku masih terikat.

Tak

Perlahan aku membuka pintu dan berlari ke luar area parkiran

"Ran!!" teriak Dirga melihatku yang sudah jauh berlari sempoyongan karena kakiku yang mati rasa.

Semua rasa sakit yang kurasakan dikalahkan oleh rasa berani yang siap melakukan apa saja demi kabur dari lelaki gila itu

Untung saja nenek dan kakek itu membantu menahan Dirga karena sudah curiga sejak awal ketika Dirga menggendong ku

Dia berlari mengejar ku dengan sangat cepat, aku berhasil menemukan jalan Raya dengan langkah kaki yang tidak berirama

Bruk...

Aku jatuh terbentur di aspal jalan hingga membuat luka di kepalaku terbuka kembali.

Aku mencoba menahan aliran darah itu dengan kedua tanganku agar aku bisa melihat jalan dengan jelas

"Ran! kalau kamu bergerak lagi aku akan membunuh mu!" teriak Dirga dari kejauhan.

Tiba-tiba bunyi sirine kepolisian juga mobil yang ku kenal kini berada di hadapanku.

Terlihat seorang lelaki dari kejauhan 20 meter keluar dari mobil berlari menuju ke arahku.

Jangan lupa comment dan kasih rate yaa

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience