Foto yang hilang

Romance Completed 76642

Saat aku melihat isi dompet ini,aku merasa ada yang kurang,aku mencoba mengingatnya dan ternyata foto di dalam dompetku hilang.
Aku merasa cemas dan bertanya sama ibuku.

Saat aku melangkah keluar dari kamar,aku melihat ibuku sedang memperbaiki jemuran yang tadi tertunda,akhirnya langsung membantu ibuku.

Saat aku dan ibuku memperbaiki jemuran itu,aku mulai bertanya “mah,mamah liat nggak foto yang ada di dompet aku...”.

”Foto yang mana...?kata ibuku.

”Itu mah foto masa kecil aku sama Aditya”kataku.

”Kamu masih simpan foto itu...”kata ibuku dengan heran.

”Iyalah...dia itu kan teman aku waktu kecil,kata dia mah sebelum pindak ke Jakarta “Ran tunggu aku,aku janji akan kembali ke sini dan saat aku kembali kamu mau nggak jadi pacarku” dia bilang itu mah”.

”Jadi kamu jawab apa...?”kata ibuku dengan santai.

”Ya jelaslah aku langsung jawab iya”.”Dasar anak-anak,masih bau kencur udah cinta-cintaan”.

”Mamah apaan sih,sekarang kan aku udah gede”kataku dengan sebel.

“Biarpun kamu udah gede,tapi dia kan belum kembali ke sini,mamah enggak percaya deh..”kata ibuku dengan yakin.

”Mamah,aku yakin kalau nanti Aditya bakalan balik ke sini dan saat dia kembali mamah harus dukung hubungan aku sama dia,oke”.

”Oke...mama akan dukung,tapi ada syaratnya”kata ibuku.

”Apa itu mah” kataku dengan semangat.

”Pacaranya jangan berlebihan,ingat batasan kamu,oke sayang..”.

”Oke mah aku tahu dan bisa jaga diri,jadi mamah tau nggak di mana fotonya”kataku,

Aku berfikir kalau foto itu ada sama ibuku tapi ternyata “mamah enggak tau foto itu,coba tanya sama adikmu mungkin dia tau”.

Aku pergi meninggalkan ibuku dan mencari adikku,rupanya dia tidak ada dalam rumah.

”Mah...muti kemana...?aku cari-cari ke semua ruangan dia enggak ada”kataku dengan sebel.

”Coba cari di rumah tantemu di sebelah,mungkin dia lagi wifi di sana”kata ibuku dari kejauhan.

Aku segera ke rumah tanteku dan mencari adikku sambil masuk ke dalam ruangan wifi dan menemukan dia sedang duduk dengan bermain gedjet dengan asiknya.

”Muti kamu liat nggak foto kecil aku sama Aditya yang ada di dalam dompetku....?kataku dengan buru-buru.

”Enggak tuh”jawabnya dengan datar sambil asik bermain handphone.

”Terus kemana dong..?”tanyaku dengan keluh.

”Mana aku tau,mungkin udah ilang kali”kata adikku dengan nada datar yang membuatku sebel.

Aku kembali ke rumah dalam keadaan sedih,aku masuk ke kamarku dan menjatuhkan tubuhku di atas kasur,aku mengingat masa kecilku bersama dengan aditya begitu senangnya kami saat bersama dia yang membuatku menjadi anak yang kuat,pemberani dan ceria seperti ini,dia pernah mengatakan

Hidup seperti ini....
Jika kamu tawar menawar
Atas segalanya,kamu akan
Merasa sulit untuk hidup...

Aku merasa bersalah telah menghilangkan foto itu akhirnya aku menelfon sinta untuk meminta nomor kak Fauzan tapi ternyata Sinta tidak mempunyai nomor telfon kak Fauzan yang membuatku menangis sampai akhirnya tertidur pulas hingga pagi.

Tersadar dari tidurku aku segera mandi dan sarapan langsung berjalan kaki menuju halte yang kira-kira 800 meter dari rumahku,sepanjang perjalanan aku biasanya menyapa tetangga-tetangga yang berpapasan denganku dan biasanya bersenda gurau,tak ada satupun di kompleksku yang tak mengenalku mungkin,karena ayahku mempunyai pengaruh besar di lingkunan ini,karena ayahku adalah salah satu anggta DPR dan juga ayahku mempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebagai Boss dari usaha ternak ayam pedaging dan petelur.

Sebulan sekali ayahku pulang ke rumah biasanya bersama dengan kakakku.Tiba di halte aku langsung masuk angkot yang rupanya kemarin aku masuki.

Aku duduk di belakang bapak sopir dan mengajaknya berbicara “bang yang kemarin kasih saya gratis naik taksi kan..?”.

sopir itu melihatku melalui cermin yang berada di depanya.”ohh..iya neng,gimana,dompetnya udah ketemu....?”kata si sopir sambil mengendarai angkot dengan santai.

”Alhamdulillah bang udah ketemu”kataku dengan semangat.

”Alhamdulillah lah kalau begitu”kata si sopir yang merasa lega.

Di dalam angkot aku bericara banyak hal dengan si sopir yang sangat baik hati dia memberiku nasehat yang baik dan dia mengatakan kalau aku sudah dianggapnya sebagai anaknya sendiri.

Sopir itu mengatakan kalau dia sudah 30 tahun bekerja sebagai sopir dan dia mempunyai 4 orang anak yang masih bersekolah,anak pertamanya sudah kelas lulus kuliah dan yang kedua kelas 2 SMA dan yang ketiga kelas 3 SMP dan yang keempat masih berusia 3 tahun.Akhirnya aku sampai di depan sekolahku,aku mengeluarkan uang senilai 100.000 dari dompetku dan memberikannya kepada si sopir dan pergi.

”Neng,kembaliannya” kata si supir dengan suara yang lantang.

”Ambil saja kembalianya bang”kataku dari kejauhan.

“Tapi neng ini kebanyakan”kata si sopir dengan melihatku.

”Enggak apa-apa bang,kembalianya buat anak abang saja,sebagai tanda terima kasihku kemarin”kataku dengan tersenyum lebar.

”Makasih banyak neng,kalau ada yang nakal sama enneng di sekolah bilang sama bapak”kata si sopir dengan raut wajah pemberani.

”Oke bang sippp...”.Aku merasa tenang telah bertemu dengan seorangn supir yang sangat baik sehingga aku melupakan kesedihanku tentang foto itu.
Mobil itu pun segera pergi dan aku menuju ke dalam ruang kelasku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience