Dari kejauhan aku melihat seseorang berdiri di depan kelasku yang nampaknya menuggu seseorang.Semakin dekat aku berjalan ke arah kelasku ,semakin jelas pula kalau orang itu adalah kak Fauzan.
Tiba di depan kelas kak Fauzan melihatku dan menghampiriku “mmm...Ran,kemarin aku lupa ngasih kamu ini,maaf yaa...” dia mengulurkan tangannya yang sedang memegang sebuah foto.
”Ya tuhan...ini kan foto masa kecil aku”aku kaget sekaligus sangat senang melihat foto itu menangis dan belum melepaskan pelukanku.
”Apakah sangat berharga skali sampai kamu menangis seperti itu..?”.”Iyalah ini itu foto terakhir aku sama Aditya teman kecil aku...”kataku dengan tersedu-sedu.
”ya sudah,engga usah nangis lagi oke..”katanya dengan tenang sambil menghapus air mataku.
Tiba-tiba,Rangga datang dan langsung memukul Fauzan di hadapanku.
”Kamu buat apa Ran sampai dia menangis...hahh..?”kata Rangga dengan marah dan memegang erat kerak Fauzan.
Aku langsung menarik Rangga dari Fauzan yang sedang menghapus darah dari bibirnya “Rangga kamu apa-apaan sih,main mukul gitu aja tanpa tau masalahnya”kataku dengan marah.
Rangga hanya terdiam dan menatap Fauzan dengan tatapan yang benci.
”Asal kamu tau ya,kak Fauzan itu udah bantuin aku nemuin barang berharga aku,pantesan aja orang tua kamu sekolahin kamu di sini karena sifat kamu yang kaya gini..”.
Barang berharga...?”kata Rangga dengan kemarahan yang sudah meredup.
”Kamu enggak perlu tau,ini semua enggak ada urusanya dengan kamu”aku segera membawa Fauzan ke UKS tapi Rangga menghentikan ku.
”Jelasin dulu ke aku Ran..”kata Rangga dengan memegang tanganku.
”Rangga lepasin nggak tanga kamu..”kataku dengan sebel.
”Enggak,sebelum kamu jelasin ke aku benda berharga itu”kata rangga dengan keras kepala yang sangat besar.
”Dari tadi aku hanya diam dan tak melakukan apapun,tapi sekarang aku enggak suka lihat sifat kamu ke Ran seperti itu”kata Fauzan yang mulai marah.
”kamu enggak usah ikut campur deh masalah aku sama Ran kalau kamu masih mau hidup”kata Rangga yang amarahnya naik lagi.
”kenapa emangnya kalau aku mau ikut campur masalah kalian”kata Fauzan
Disamping itu,sudah banyak siswa yang berkumpul mengerumuni kami karena mendengar keributan.
”Memangnya kamu punya hubungan apa sama Ran hahh...?.kata Rangga yang masih menahan emosinya.
”Aku memang enggak punya hubungan apa-apa sama Ran,tapi Aku suka sama dia”.Ucap Fauzan melihat Ran
Suara yang tadinya begitu bising kini menjadi redup seketika.
Rangga pun terdiam dan melihatku tapi aku memalingkan wajahku dan menghadapkanya ke Fauzan.
”Ohh..jadi gitu,kalau kamu memang suka sama Ran ayo buktikan kehebatanmu”kata Rangga yang sedang menantang Fauzan.
Sementara itu aku merasa membeku dan tak bisa berkata apa-apa setelah mendengar Fauzan mengatakan kalau dia menyukaiku hingga aku tak sadar kalau kak Fauzan menerima tantangan dari Rangga dan mereka berkelahi di tengah lapangan,semua siswa dan siswi menyaksikan mereke berkelahi tapi aku masih berdiri di depan kelasku masih terbawa oleh suasana yang kaku.
”Ran,kok kamu masih di sini,ayo pergi ke lapangan kakak kelas yang tampan itu lagi berkelahi sama Rangga yang ngaku punya kenangan sama kamu itu loh”kata Sinta.
Rupanya sinta tidak tau kalau sebenarnya mereka berkelahi karena aku.Sinta dan aku segera berlari menuju lapangan dan menghentikan mereka.
”Rangga,berhenti”kataku sambil memisahkan mereka berdua.”Rangga udah cukup kamu bikin rumit hidup aku,apa kamu udah puas...?”
"Loh...kok Cuma aku yang di marahin cucunguk satu ini enggak”kata Rangga dengan keluhan.
”Aku enggak marahin dia karena kamu yang mulai semua ini rangga,aku benci sama kamu,aku capek berurusan terus sama kamu”kataku sambil nangis.
Datanglah satpam sekolah “Ada apa ini,apa yang teradi di sini...?kata satpam sambil melihat Rangga dan Fauzan yang terluka.
Sinta menjelaskan “begini pak,kalau tadi terjadi kesalahpahaman antara Rangga dan kakak kelas tapi mereka berdua sudah kita tenangin kok pak dan masalahnya juga sudah beres.
”Benar itu Fauzan...?kata satpam itu dengan raut wajah yang penasaran.
”iya pak,itu benar”kata Fauzan dengan melihatku.
”yasudah,kembali ke kelas kalian masing-masing”kata satpam itu dengan tenang.
Saat kami bubar satpam itu mengatakan “hei Rangga,ayo ikut saya ke ruang BK”.
Akupun tak menghiraukannya dan segera pergi bersama Sinta membawa kakak kelas ke UKS.Aku segera mengobati luka Fauzan tanpa mengatakan sepatah katapun.
”Mengenai yang tadi aku minta maaf “kata Fauzan dengan lembut,tapi aku tetap diam.”dan juga mengenai perasaanku,itu benar kalau aku menyukaimu dan aku harap kamu memberikan jawabanya”kata Fauzan sambil melihatku memasangkan perban di wajahnya.
Saat semuanya sudah selesai di obati aku menatapnya dan berkata “Maaf,untuk saat ini aku belum bisa....”
”sstttt....aku sudah tau jawabanmu”sambil menahan bibirku dengan jari telunjuknya.
’’Aku tau,pasti kamu merasa ini terlalu cepat buatmu”katanya dengan tenang.
”terima kasih karena telah mengerti,kak aku memang menyukaimu tapi hanya sebagai fans tak lebih dari itu maaf...”.
“Aku akan menunggumu sampai kamu membuka hatimu untukku”kata fauzan dengan penuh harapan.
Aku keluar dari UKS dan menuju Sinta yang menungguku di luar yang nampaknya dari tadi dia sedang bingung “Oke..Ran sekarang jelasin ke aku apa yang terjadi..”
Aku menjelaskan semuanya secara detail kepada Sinta dan akhirnya dia mengatakan “Aku rasa,kamu berlebian deh sama si Rangga,coba pikir,dia mukulin kakak kelas itu karena dia berfikir kalau kakak kelas itu berbuat macem-macem sama kamu,itu buktinya kalau dia itu perhatian dan dia enggak mau kamu itu kenapa-napa.Untuk itu kamu harus minta maaf ke dia”.
Pada saat itu,aku berfikir apa yang dikatakan Sinta itu benar.Aku segera mencari Rangga di ruangan BK dan ternyata dia sudah pergi.
Hari itu adalah hari terakhir aku melihat Rangga setelah beberapa hari.Hubunganku pun dengan kak Fauzan semakin dekat meskipun aku belum membuka hatiku.Saat aku sedang menyaksikan
pertandingan Basket,Siska berlarian ke arahku dan membawakan sebuah surat berwarna merah
“Ran ini ada surat dari Rangga”kata Sinta dengan nafas yang tak beraturan.
”hah...Rangga...? surat buat aku"tanyaku keheranan
”udah cepet baca,aku denger hari ini Rangga mau balik ke jakarta”kata sinta.
“Balik ke jakarta,aku kan belum minta maaf”.
Aku segera membuka surat itu.
Dari Ragga Aditya...
Untuk si Mungil (Ran)
Share this novel