"Loh? Kenapa kamu di sini?" tanya papa Aditya melihat putranya berada di sofa sambil menonton TV.
"Lagi pengen aja" ketus Rangga mengerutkan keningnya padahal sedang menyaksikan talk show komedi.
Papa Aditya duduk di sebelah Rangga, mata mereka bertemu saat Rangga memeluk bantal baring miliknya juga sebuah selimut yang menyelimuti nya.
"Sepertinya ucapan ku tadi benar" pikir papa melihat keadaan anaknya tidur di luar
"Ck!" Rangga berdecak sambil mengacak rambutnya karena stres
"Hahahaha..." papa Aditya tertawa lepas menyaksikan talk show comedi yang berada di hadapan mereka.
"Kenapa perempuan serumit itu sih! Dikit dikit ngambek, dikit dikit marah" keluh Rangga masih menyaksikan serial tv tapi masih saja reaksinya sangat datar.
"Wanita memang seperti itu, apapun yang mereka inginkan harus dituruti biar gak marah. Kamu salah apa sampai tidur di sini? Lebih baik tiduran di kamar tamu daripada di sini" saran papa Aditya asik nonton tapi masih merespon Rangga.
"Setiap hari seorang wanita mengganggu ku dan aku tidak pernah memberitahu Ran" jawab Rangga sangat pusing memikirkannya
"Masalah sekecil apapun ceritakan pada istrimu, jangan pernah menyembunyikan nya karena nanti akan menimbulkan masalah dan salah faham diantara kalian. Kejujuran adalah poin paling penting dalam suatu hubungan Rangga" nasihat papa Aditya pada anak semata wayang nya.
"Tapi pah... masalah seperti itu biar aku saja yang membereskan nya aku tidak ingin Ran kepikiran" ujar Rangga
"Aku tahu niatmu baik, tapi pahit manis kehidupan itu harus ditanggung bersama. Membangun sebuah rumah tangga itu tidak semudah membalikkan telapak tangan Rangga. Kehidupan rumah tangga itu tidak selamanya indah, masalah selalu saja datang dari segala arah jadi kamu harus bisa menjadi seorang pemimpin yang bijak, jangan mementingkan ego mu sendiri dan hargai dia. Jangan melakukan hal yang dia tidak suka maka pasti Ran juga akan melakukan hal yang sama" kata papa Aditya kali ini mendengar anaknya dengan serius.
Rangga juga menyimak dan mendengar nasihat dari Ayahnya
"Rangga, pacaran dan menikah itu adalah hal yang berbeda. Saat masa sedang berpacaran satu sama lain semaksimal mungkin saling terlihat sempurna dan hanya menunjukkan kelebihan yang di miliki, sedikit pun tidak akan pernah menunjukkan kekurangan ataupun sikap yang akan melukai pasangan. Berbeda saat kita sudah menikah, semua kekurangan juga perbedaan pasangan menjadi makanan pokok bagi kehidupan kita, apalagi harus saling mengisi satu sama lain. Kesabaran adalah pondasi utama agar tidak goyah dari yang namanya masalah dan selesaikan dengan kepala dingin bukan dengan emosi"
Malam itu Rangga dipenuhi dengan nasihat-nasihat berharga bagaimana cara membangun dan menjaga agar rumah tangga tetap harmonis.
"Terimakasih atas nasihat nya pah, kalau begitu saya balik ke kamar" pamit Rangga meninggalkan papa Aditya.
"Mmm... papa gak mau tidur?"tanya Rangga merasa sangat mengantuk dan tidak tahan berpisah dari Ran.
"Kamu pergi saja, papa masih mau di sini" kata Papa sedikit sedih ditinggalkan Rangga
"Jangan-jangan papa diusir juga dari kamar?" pikir Rangga menahan tawa nya.
"Enggak kok, mana mungkin mama berani usir papa" keluh papa mengelak pada Rangga.
"Papa!" seru Rangga sudah berada di tangga
"Mmm... apa?" jawab papa Aditya menoleh pada Rangga dari sofa
"Mau Rangga kasih nasihat kayak papa tadi" ledek Rangga tersenyum pada papa Aditya
"Jangan kurang ajar kamu Rangga" kata papa Aditya kesal.
Rangga tertawa melihat kisah Ayah nya sama seperti dia.
Tak...
Perlahan Rangga masuk ke kamar menghampiri ku masih belum tidur tapi mataku sudah tertutup.
Ketika dia masuk ke dalam selimut, aku masih memunggunginya. Dia mendekati ku dan mengecek apakah aku sudah tidur atau tidak.
Tentu saja aku harus pura-pura tidur agar dia percaya kalau aku sudah pulas
Ketika Rangga yakin kalau aku sudah tertidur, tangan nya menyentuh bahuku perlahan kemudian menarik tangan ku dengan hati-hati.
Entah apa lagi yang akan dia lakukan padaku tentu saja aku mengikuti arahan yang dia lakukan karena saat ini peranku sebagai seorang putri tidur.
"Emhhh" suaraku membuat nya berhenti sejenak.
Wajahnya terlihat sangat gugup hingga dia menelan ludah yang terdengar dari saliva nya.
"Apa yang harus aku katakan kalau Ran bangun di saat seperti ini sedangkan aku sendiri yang menolak tidur bersama" batin Rangga berfikir keras.
Aku masih saja melanjutkan peranku sambil menahan tawa yang dari tadi ingin ku keluarkan.
Rangga melanjutkan kegiatan yang sempat terhenti, dia menarik ku lagi hingga masuk ke dalam pelukan nya.
Cup
Dia mengecup kening ku dengan lembut
"Kenapa aku tidak mengatakan pada kamu mengenai Jessica karena aku tidak ingin kamu kepikiran sayang" kata Rangga lembut mengelus kepala ku
"Dia itu tidak ada apa-apa nya dibandingkan kamu. Aku juga tidak pernah merespon nya kecuali jika itu membahas perusahaan" jelas Rangga bicara sendiri
"Dan yang paling penting itu aku tidak pernah melirik wanita lain selain kamu yang begitu seksi di mata ku" gombal Rangga mengelus pipiku.
"Juga... aku tidak sanggup berpisah dari kamu sedetikpun. Aku harap besok kamu tidak marah lagi pada ku" pinta Rangga pada menatapku penuh harap.
"Hah! Sepertinya malam ini aku tidak mendapatkan kecupan selamat malam" keluh Rangga menghela nafas berat.
Mendengar penjelasan juga keluhan yang dia berikan membuat rasa marah ku meredup di dalam pelukan nya.
Cup
Aku beralih mengecup bibir Rangga dan makin mendekatkan tubuhku ke dalam pelukan nya
Tentu saja Rangga terkejut pada apa yang baru saja aku lakukan
"Sayang? Kamu tidur?" tanya Rangga bingung.
"Sayang" panggil Rangga.
Aku tidak merespon panggilan nya.
Akhirnya aku bisa tidur dengan tenang tanpa ada beban yang mengusik ku.
"Good night my love" bisik Rangga membalas pelukan ku.
"syukurlah besok aku akan melihat senyuman di bibir nya untukku" gumam Rangga sangat senang
Share this novel