Aku berada di salah satu mall terbesar di jakarta bersama dengan papa dan mama suamiku yaitu Rangga. Sepanjang perjalanan Rangga selalu menggenggam tanganku dengan erat. Semua mata tertuju pada kami berdua karena kemesraan yang kami tunjukkan membuat mereka iri apalagi Rangga tidak pernah menoleh ke arah lain selain ke arah ku membuat pipiku merona akan tingkahnya padaku.
"Sayang, kamu itu kenapa sih liat liat aku terus malu diliatin orang karena tingkah kamu! " Kataku tersenyum malu pada ibu ibu yang senyum senyum melihatku.
"Enggak apa apa, biar orang tahu kalau kamu itu punya aku" Kata Rangga yang mencium punggung tanganku.
"Hei aku malu diliatin mama sama papa kamu"bisikku pada Rangga.
"Santai saja Ran, namanya juga pengantin baru"kata papa Rangga padaku.
"Iya, anggap saja papa sama mama ini angin lewat. Kalau pengantin baru itu dunia milik berdua jadi enggak usah malu udah halal juga kan"kata mama yang berada di depanku besama dengan papa.
"Kalau gitu aku pisah sama papa mama ya, aku sama Ran mau menikmati dunia milik berdua seperti yang mama bilang tadi. Kita ketemunya di bandara saja pah, ma"kata Rangga yang menarikku ke sebelahnya.
"Jam berapa kamu berangkat Rangga? " Tanya mama pada Rangga.
"Jam 10 mah, tunggu Rangga di bandara saja. Bye ma, pah" Kata Rangga yang sudah menjauh dari papa dan mama.
"Enak banget lihat mereka berdua, romantis banget mama udah mau gendong cucu. Pasti anak mereka cantik cantik dan ganteng ganteng" Kata mama Rangga.
"Do'akan yang terbaik untuk anak-anak kita mah, semoga mereka akan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah" Kata papa Rangga.
"Amin, semoga mereka selalu bersama hingga maut memisahkan" Doa mama pada kami berdua.
Kami pun berpisah menuju ke tempat yang kami tuju. Aku dan Rangga berhenti di depan para pelayan toko baju terkenal di mall itu.
Sebenarnya aku sedang tidak ingin untuk berbelanja, aku hanya ingin menghabiskan waktu yang semakin sedikit bersama dengan orang yang aku cintai.
"Sayang kok melamun sih! " Kata Rangga yang sedang memilih baju. Entah kenapa aku makin merasa rindu pada Rangga seolah tidak ingin membiarkannya pergi jauh dariku.
"Sayang, coba lihat ini deh, baju couple nya cantik banget"kataku pada Rangga yang masih sedang asik memilihkan baju untukku. Rangga tersenyum melihat ku yang terpana akan baju couple yang bercorak batik cocok digunakan kalau ke acara pernikahan
"Kamu suka? "Tanya Rangga padaku.
"Suka banget "jawabku dengan penuh semangat.
Senyum jahil Rangga mulai terlihat entah apa yang sedang dia fikirkan dari otak mesumnya itu. "Gimana kalau kita coba dulu "kata Rangga tersenyum nakal dan segera menarik ku ke ruang ganti.
Rangga memberikan kode pada para pelayan toko itu untuk memberikan mereka waktu sedikit lebih lama di dalam ruang ganti. Untung saja para pelayan itu mengerti pada kami.
Di dalam ruang ganti suasana menjadi sunyi, Rangga tanpa malu melepaskan pakaian nya karena mau mencoba baju couple yang aku ingin tadi, sedangkan aku hanya memalingkan wajahku untuk tidak melihat Rangga karena malu melihatnya.
"Sayang, kenapa bajunya nya enggak di coba?"Tanya Rangga yang pura-pura polos menanyai ku.
"Sudah pas kok sayang "jawabku yang membelakangi nya.
"Mau aku bantu lepasin bajunya "tawar Rangga tersenyum nakal padaku.
"Aku bisa sendiri sayang"jawabku malu malu.
Rangga memaksaku untuk mencoba baju couple yang ku ingin kan tetapi dia tidak mau keluar dari ruang ganti seolah dia sedang menunggu ku untuk mengganti pakaian di depannya.
Dan akhirnya aku melakukan nya di depan Rangga, tapi aku membelakangi nya karena malu.
"Sayang, kamu seksi banget" Kata Rangga yang menatap ku dari atas sampai bawah. Dengan segera aku memakai baju itu tetapi terhalangi dengan resleting yang berada di tempat yang tidak bisa ku raih karena berada dibelakang punggung ku.
Tanpa ku perintah tangan Rangga sudah bergerak membantu ku membereskannya.
"Ini adalah tugas seorang suami, tidak perlu malu untuk menyuruhku. Cukup memberiku kode, tugas akan selesai sampai ke akarnya" Kata Rangga mengecup punggung ku.
Aku merinding mendengar kata kata Rangga entah kenapa dia membuatku jatuh dalam perangkap rayunya.
"Sayang, ini di mall bukan di rumah" Kataku yang sangat gugup akan situasi saat ini.
"Rasanya aku mau mati meninggalkan kamu" Keluh Rangga yang memeluk ku. "Aku tidak ingin melepaskan kamu sedikit pun dari genggaman ku, apakah aku sangat serakah? " Tanya Rangga menatapku.
Aku hanya tersenyum melihatnya dalam hati aku ingin mengatakan "sedetikpun aku tidak ingin melepaskan genggaman ini dariku". Namun apa daya aku harus melepaskannya untuk sementara waktu, aku mencoba untuk terlihat tegar dihadapannya agar supaya dia tidak merasa berat hati meninggalkan ku.
"Huh, aku harus kuat aku enggak boleh kayak gini demi masa depan kita berdua aku rela pisah seminggu sama kamu" Kata Rangga yang mencoba untuk tegar di hadapanku.
"Rangga, sifatmu yang seperti ini membuat ku tidak bisa mengendalikan sifat emosional yang aku pendam"gumam ku yang mencoba menahan tangis.
"Good boy! " Kataku menyemangati nya.
Tidak terasa waktu tinggal 30 menit sebelum keberangkatan Rangga ke Amerika kami segera menuju ke bandara. Baju couple yang tadi kami coba dibeli oleh Rangga, sepanjang perjalanan Rangga hanya diam tanpa mengatakan apa apa padaku, seolah sedang memendam sesuatu yang membuat ku penasaran.
"Sayang, kamu kenapa? Aku perhatiin dari tadi diem aja, cerita sama aku" Tanyaku cemas.
"Aku enggak apa apa kok sayang. Cuma sedih aja ninggalin kamu lagi" Kata Rangga yang sedang menyetir mobil.
"Aku enggak apa-apa kok, lagian ini bukan yang pertama kali kan" Jawab ku yang mencoba menenangkan Rangga.
Aku tahu kalau saat ini dia kepikiran aku yang akan sedih kalau ditinggalkan lagi. Ditambah lagi sikap manjaku padanya yang selalu membuatnya luluh dan tidak tega meninggalkan aku.
Tiba di bandara waktu tinggal 10 menit sebelum keberangkatan Rangga. Aku semakin memegang erat tangannya seolah tidak ingin melepasnya.
(Perhatian kepada seluruh penumpang keberangkatan menuju ke Amerika 10 menit lagi pesawat akan segera terbang diharapkan semua penumpang menuju ke pesawat)
Tiba di saat aku harus melepaskan genggaman ini hati yang mencoba untuk tegar dan terlihat kuat di depannya akhirnya luluh tak berdaya. Wajah memelas yang seharusnya tidak ku perlihatkan pada Rangga kini terpecah bersama dengan tangisan. Telebih dahulu Rangga berpamitan pada papa dan mama kemudian dia menuju ke arahku dengan senyuman manis di bibirnya
"Aku pergi dulu ya sayang"kata Rangga yang memelukku dengan erat. "Jangan nakal ya sayang dan jangan lupa do'ain aku biar kita bisa cepat sama-sama lagi. I love you my little sweet "bisik Rangga padaku.
Air mataku semakin meluncur deras dan tidak mau melepaskan pelukan Rangga
"hiks,hiks,hiks mmmm jadi aku gimana, hiks enggak ada yang peluk aku lagi kalau bobo, enggak ada yang aku gombalin lagi kalau lagi bosen, enggak ada kecupan selamat malam sama pagi"ucap ku menangis manja pada Rangga.
"Aduuhh, kenapa saat saat begini kamu pasang wajah imut sih, pengen aku cium nih"kata Rangga mengelus kepalaku karena gemes.
Aku sudah tidak perduli pada penumpang lain yang melihatku seperti anak kecil yang merengek pada ibunya. Aku menangis hingga tersedu-sedu hingga tidak perduli ingus ku sudah menempel di baju Rangga.
"Kamu pergi aja aku enggak apa apa kok" Kataku masih tersedu-sedu dan melepaskan pelukan Rangga.
"Maafin aku ya sayang, aku janji kalau setelah wisuda aku bakalan langsung balik ke Indonesia" Kata Rangga menghapus air mataku dan mencoba untuk membuat ku tenang.
"Kasihan anak mama, baru juga sayang sayangnya udah ditinggal lagi" Ledek mama Rangga padaku.
"Mama kok gitu"kataku yang bukannya makin tenang malah lebih sedih lagi.
"Becanda sayang, lagian kamu kayak mau ditinggal bertahun-tahun sama Rangga padahal cuma seminggu doang"kata mama padaku.
"Mama jangan gitu dong, istri aku makin sedih nih" Kata Rangga tersenyum melihat tingkahku seperti anak kecil.
"Udah udah, drama nya dilanjutin nanti Rangga balik ke sini, pesawat nya udah mau lepas landas, Hati-hati di jalan ya nak" Kata papa menetralkan suasana.
"Yaudah, aku pergi dulu ya mah, pah. Jangan nangis lagi ya,cup" Kata Rangga beranjak pergi dan mengecup keningku.
"Bye sayang" Kataku tersenyum lebar sembari menghapus air mataku. Aku melihat Rangga semakin lama semakin jauh dalam pandangan ku. Mama dan papa juga sudah mengajakku kembali.
"Sayang kita balik ke rumah yuk"ajak bunda padaku.
"Mobil Rangga siapa yang bawa pulang ma?" Tanyaku pada Mama.
"Tenang saja Ran, ada papa kamu yang bawain pulang mobil Rangga" Kata mama sambil melihat papa yang pura-pura tidak dengar. "Papa, jangan pura-pura bego ya. Kalau papa enggak mau bawa mobil Rangga siap siap tidur di kamar tamu. Oke"
s dan mama. Aku sangat bahagia memiliki mertua yang juga sangat menyayangiku dan selalu menghiburku dikala sedih.
"teruntuk para pembaca novel ku yang tercinta ,AMBIL POSITIFNYA BUANG NEGATIFNYA yaaa kalau lagi baca"
"ini itu cuma novel bukan dunia nyata,tapi kalau seandainya ada cowok kayak Rangga tolong sampaikan ke author, buat dijadiin calon imam di masa depan"
"salam kenal dari author TRL "
Share this novel