5 Tahun yang lalu

Romance Completed 76642

5 tahun yang lalu

Adzan shubuh berkumandang, seolah menggerakan jiwa dan tubuh ini untuk melaksanakan perintah-Nya.Mata yang masih lemah tak berdaya seolah merasa masih berada dalam mimpi yang indah, ditambah lagi dinginya hawa shubuh seakan masuk ke dalam pori-pori kulit yang membuatku ingin menyelimuti seluruh tubuhku dengan selimut tebal yang terletak di sebelahku dan terlipat rapi.
Sejenak aku ingin melakukanya namun hatiku berkata lain“Aku harus menjalankan kewajiban ku sebagai umat yang beragama”.

Sebagai negara yang berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa Ayah dan ibuku selalu mengajarkanku tentang taat beribadah kepada Allah SWT sebagai bekalku di dunia dan di akhirat kelak.
Dengan gerak yang pasti tubuh ini seperti terisi penuh dengan kekuatan super yang membuatku bangkit dan segera menghadap kepada-Nya.
Setelah melaksanakan sholat,aku segera merapikan tempat tidur dan menyiapkan sarapan yang ala kadarnya,terkadang sarapan itu ingin segera aku singkirkan karena kebosanan yang selalu datang.Betapa bodohnya diri ini,tidak pernah bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan kepadaku,padahal Allah telah mencukupi setiap kebutuhanku meskipun hanya nasi dan ayam goreng karena hari ini,ibuku malas memasak kalau di pagi hari,padahal begitu banyak bahan makanan di kulkas hanya di biakan membusuk dan akhirnya di buang mungkin,ibuku lelah mengurus kerjaan sampingan ayahku yaitu usaha ayam petelur da ayam pedaging .Ayahku sekarang berada di jakarta karena pekerjaanya.Biasanya kami hanya memesan makanan jadi yang di pesan melalui internet.”Syukurilah semuanya”.Aku tak sadar sedang asik merenungkan diri yang bodoh ini,tak sadar pula waktu telah berjalan dengan langkah yang berarah.

Aku kaget ketika ibuku memanggilku dengan nada suara yang tegas “Ran,kenapa kamu hanya duduk melamun,kamu lihat!! Jam itu tidak akan berhenti menunggu kamu makan,mandi,dan berpakaian.Ayo cepat!! Bergegas...”tak sadar aku hanya membiarkan makanan itu da segera mandi.

Aku segera membersihkan tubuh ini kira-kira selama 30 menit,ibuku mengomel lagi dengan syairnya yang begitu gemulai membuat telingaku merinding.Aku tak memperhatikan omelan itu hanya asik dengan bermain air yang begitu segar.

Tiba-tiba aku langsung kepikiran bahwa aku belum menyetrika pakaian sekolahku.Aku segera menarik handuk yang terjemur di samping bak mandi yang berukuran 1X1 sangat full dengan air.Ternyata jemuran tempatku menaruh handuk terlepas!!!....

”ASTAGA!!! Ran,kenapa kamu menggali kuburan mu sendiri”bisik ku dalam hati.

Namun,aku hanya bersikap seperti biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.Aku segera masuk ke kamar dengan tenang.Aku mengambil setrika yang terletak di samping kamar ibuku,kalau sampai ibuku tau kalau aku telah memutuskan jemuran di kamar mandi,

”MATILAH AKU”.Detak jantungku berdenyut 180 kali dalam semenit.Secepat mungkin aku menyetrika pakaianku dan pakaian sekolah adikku yang sedang tergantung di tempat hanger kayu yang di buat oleh ayahku.Aku sebenarnya sangat malas jika menyetrika pakaian sekolah adikku karena dia sangat malas bila aku menyuruhnya megambil sesuatu dan sangat nakal padaku.

Semetara itu,ibuku sedang menyapu di ruang tamu dengan kemarahan yang sudah mereda.Aku membangunkan adikku yang tertidur sangat lelap,sampai dia tak merasakan kalau ternyata air liurya megalir hingga membasahi setengah dari bantal yang dia gunakan

“Muti ayo bangun,sekolah, ini sudah jam 6 pagi,ayo cepat”.Dia hanya membuka matanya lalu memejamkannya kembali,membuatku ingin menarik bantal yang sedang dia tiduri.
Aku membangunkannya kembali dan memukulnya dengan bantal guling lalu berkata “kalau kau tidak mau bangun, aku siram kamu dengan air dingin”.

Kemudian dia bangun dengan duduk di atas kasur dan menatapku dengan tatapan yang tajam dan langsung melemparku dengan boneka sponssbob yang berada disampingnya dan berkata”sekolahku libur,jadi tidak sekolah”dalam sekejap tubuh ini lemas dan tak berdaya namun,dengan tegas aku mengatakan kepada adikku

”susah payah aku menyetrika pakaian sekolahmu dan sekolahmu sedang libur”dengan wajah yang datar aku mengekspresikan wajahku dengan teriakan tanpa suara”adikku tak menghiraukanku dan tertidur pulas.Tiba-tiba,”RAN....”suara ibuku yang berteriak terdengar sangat jelas di kepalaku,padahal ibuku berada di kamar mandi yang letaknya jauh.
Aku bergegas menuju titik suara yang jelas itu.
Ibuku berkata “Ran,kamu yang menjatuhkan jemuran di kamar mandi?”

aku menjawab dengan nada suara yang lembut “iya mah,aku yang menjatuhkan jemuran itu”aku berfikir bahwa nantinya aku akan dipukuli oleh ibuku,

tapi ternyata dia hanya tersenyum dan berkata “Tali jemuran itu seharusnya di ganti karena sudah lama dan rapuh, Sebentar,setelah pulang sekolah kamu bantu ibu pasang jemuran yang baru”

Aku tersenyum dengan ceria dan menjawabnya “baik Bos”.

Ibuku melihatku dari ujung kepala sampai kaki “ Ya Allah Ran,kamu belum pakai seragam sekolah,apa saja yang kamu lakukan dari tadi,kamu ini kenapa sih,nanti di tegur-tegur terus kamu itu sudah besar bukan anak SD yang selalu ditegur dan di ingatkan terus.Ayo berubah sayang.Cepat pakai seragammu ini hari senin,nanti kamu terlambat”.

”Iya mah,ini juga sudah cepat mah,aku sudah pakai mode kecepatan bang Rossi mah” Aku secepat kilat mengenakan seragamku,mengambil tasku yang tergantung di belakang pintu kamarku dan mengambil sepatu pantopel yang masih terjemur di luar rumah.

Ibuku memberiku uang saku sebesar Rp 50.000; dan berangkat ke sekolah.
(Ibuku menghentikanku)”Ran,tunggu kamu belum sarapan”.

Aku mengatakan“aduuhh mah sudah telat nanti di sekolah saja mah,kalau sudah istirahat”.
Aku sebenarnya sudah melupakan makanan dan teh hangat yang sejak tadi hanya aku lewati.

Ibuku terus memaksa :”Pamali kalau meninggalkan makanan yang sudah kamu siapkan”(Aku menarik nafas yang dalam dan terdiam).

Aku mengatakan”Mah,nanti aku terlambat ke sekolah”.

Akhirnya ibuku mengambil langkah”Sini deh,mamah bantu suapi kamu biar kamu enggak repot cuci tangan dan baju kamu tidak kotor”akupun mengalah dan menghampiri ibuku yang sedang memegang piring berisi ayam goreng dan nasi yang masih tersisa tadi malam.
Dengan lahap aku menghabiskan makanan itu.Rupanya makanan yang hanya ala kadarnya terasa sangat nikmat jika melalui tangan ibuku.Aku sangat senang dan rasanya siap menghadapi segala masalah yang akan datang,aku pun berangkat ke sekolah.

Mentari yang tersenyum indah datang menghampiri jiwa ini membuatku hanyut dalam kedamaian yang hakiki.Alam yang menyapa dengan kicauan burung yang mengiringi langkah kakiku sepanjang perjalanan ke halte menunggu angkot atau bus yang nantinya akan datang,akhirnya bus sekolah datang lebih dulu dari angkot jadi,aku segera naik bus hitung-hitung menghemat uang jajan.

Di dalam bus aku berfikir,aku tak menyangka bahwa aku telah menjadi seorang anak SMA,padahal kalau di pikir-pikir baru saja aku
menduduki jenjang sekolah menengah pertama.Ebit GAD mengatakan "tiada masa paling indah masa-masa di sekolah,tiada kisah paling indah kisah kasih di sekolah”kata itu tentu saja pada saat SMA.Aku pernah mendengar seseorang mengatakan “masa SMA adalah masa dimana kita merasakan cinta,kasih sayang,senang,sedih, suka dan duka “kakakku yang mengatakannya,dan kini kakakku sedang berkuliah di UI di jakarta.Sekarang kami berpisah demi masa depan kami yang cerah nantinya .Aku ingin merasakan hal itu, tapi sepertinya tubuh mungil ini tidak bisa merasakannya.
Banyak yang beranggapan aku ini masih seperti anak kecil yang masih merengek kepada orang tuanya,kenapa bisa ya ? mungkin karena tinggiku yang 145 cm dan beratku kanya 40kg.Padahal ayahku ingin memasukanku menjadi seorang POLWAN.Cita-cita itu lenyap begitu saja.
Meskipun aku mungil tak berarti aku lemah,terkadang aku menjadi tulang punggung keluarga.Disaat aku menginginkan sesuatu aku harus berusaha sendiri semampuku,tidak seperti kakak dan adikku yang jikalau menginginkan sesuatu semuanya tersedia.wajarlah kalau ibuku seperti itu,sangat manusiawi dan juga karena sifatku yang selalu memuat ibuku marah.Akupun sadar akan hal itu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience