episode 54

Romance Completed 76642

Tangan Vina yang lincah mengambil setiap jenis kue yang berbeda, sampai piring milikku penuh dengan kue miliknya.

"Ran, di sana ada juga" tunjuk Vina melihat jenis kue yang belum ada di piring nya.

Dia menarik ku terburu-buru saking semangat nya.

"Hati-hati Vin..."

Bruk...

Prankk...

Wanita itu dan Vina terjatuh di lantai saat mereka saling bertabrakan.

"Aww" jerit Vina kesakitan sementara wanita itu terlihat baik baik saja.

Para tamu yang tidak jauh dari meja makan menyaksikan kejadian itu hingga kami menjadi pusat perhatian.

Vina tidak sengaja menabrak seorang wanita di hadapan nya.

"Maaf, saya tidak sengaja" kata Vina tulus juga tertimpa kue mengenai gaun miliknya.

"Maafkan kecerobohan teman saya" ucapku membantu Vina berdiri

"Ran... gaun favorite aku rusak" keluh Vina sedih padaku. Dia melihat gaun miliknya sobek

"Nanti kita beli yang baru" ucapku menenangkan Vina

"Kamu gak apa-apa?" tanyaku menawarkan diri membantu wanita itu berdiri.

Tak

Dia hanya menepis tanganku dengan kasar.

"Mba, teman saya mau menolong bukan mau menyakiti anda" ketus Vina tidak terima melihatku.

"Loh!! Jessica!!!" teriak Vina kaget.
Semua orang makin berkerumun menyaksikan kami. Ternyata wanita yang bertabrakan dengannya tadi adalah Jessica.

"Kalau aku tahu itu kamu, aku gak akan minta maaf" ketus Vina kesal

"Vin, gak boleh gitu" ucap ku lembut.

"Dia juga gak minta maaf ke aku, perasaan tadi kamu yang sengaja berjalan cepat menghampiri ku saat aku sedang buru-buru. Kan?" pikir Vina

"Ada apa ini?" tanya seorang lelaki yang suaranya sangat familiar.

"Jessica!" kata Rangga membantu Jessica berdiri.

"Ahh" keluh Jessica menjatuhkan tubuhnya pada Rangga di depan mataku.

"Sepertinya kakiku ter kilir" pikir Jessica dipapah oleh Rangga.

"Cih! Wanita bermuka dua" hina Vina melihat sikap manja Jessica.

"Minta maaf" tegas Rangga menatap Vina.

Saat Rangga sadar diriku berada di hadapan nya dia terkejut aku berada di tempat ini.

"Sayang... kenapa kamu di sini?" tanya Rangga bingung

"Jadi kamu datang sama Jessica, seharusnya kamu bilang ke aku biar aku gak khawatir kamu gak ada pasangan" ucap ku melihat Jessica merangkul mesra tangan Rangga.

"Vin... jangan pernah minta maaf pada WANITA ini" ucapku menatap tajam Jessica.

"Aku tahu kalian memang kesal pada Jessica tapi bukankah ini sudah keterlaluan" kata Rangga menuduh kami berdua.

"Kami tidak serendah itu sampai melakukan hal jahat karena membenci seorang wanita" ketus Vina menahan amarahnya.

"Vina! Bukan berarti kamu adalah sahabat baik Ran kamu dengan berani berbicara seenaknya" balas Rangga.

"Apa yang dia katakan benar Rangga. Tanyakan sendiri pada pasangan mu apa yang terjadi diantara kami" jelas ku

"Kamu gak apa-apa?" tanya Reza cemas pada Vina.

"Gaun aku rusak" kata Vina merengek sedih pada Reza.

"Kita bersihkan dulu baju kotor kamu "kata Reza membawa Vina menuju toilet.

"Jangan menyalahkan mereka Rangga, kejadian ini murni kecelakaan" bela kak Rizki menghampiri kami.

"Aku tidak menanyakan pendapat mu Rizki. Menjauh dari istriku" tegas Rangga.

"Kita pergi saja kak, aku gerah berlama-lama di tempat ini" aku mengajak kak Rizki menghampiri Vina dan meninggalkan mereka.

"Pulang sekarang juga!" seru Rangga memerintahkan aku.

"Aku tidak datang bersama dengan kamu Rangga, aku akan pulang bersama dengan orang yang membawaku kemari" jawabku.

"Apa kamu bersama dengan dia?"tanya Rangga menatap tajam kak Rizki yang berada di samping ku.

"Urus saja wanita mu itu Rangga" ucapku melangkah pergi bersama dengan kak Rizki.

Sepanjang jalan menuju toilet, hatiku sangat sakit melihat Rangga bersama dengan wanita itu.

Sementara kak Rizki hanya memerhatikan aku yang berada di belakang melihat bahuku yang tidak bersemangat.

Beberapa hari ini aku begitu sensitif terhadap masalah kecil bahkan mood ku selalu berubah-ubah.

Tuk

"Kamu akan masuk angin kalau memakai pakaian tipis ini sepanjang malam" kata kak Rizki melepaskan jas miliknya dan meletakkannya di bahuku.

Wajahnya yang menatapku lembut membuat ku tidak bisa menahan air mata marah pada Rangga dan Jessica.

"Huaaaa..."

Tangisan ku pecah karena sudah tidak bisa ku bendung

Aku hanya bisa menutup mataku dengan lenganku sendiri karena malu dihadapan kak Rizki.

"Ran... kamu sakit?" tanya kak Rizki cemas melihatku.

"Hiks hiks biasanya aku gak nangis karena masalah kecil hiks hiks kayak gini. Hiks hiks aku sangat marah pada Rangga hiks hiks" ucapku tak karuan bercampur dengan tangisan kencang ku seperti anak kecil

Anehnya dia terkekeh melihatku
"Aku tahu kamu memang sangat marah pada Rangga. Jangan nangis lagi ya, orang-orang berfikir kalau aku melakukan hal buruk padamu" bujuk kak Rizki lembut.

"tapi... aku gak bisa berhenti nangis hiks hiks. Gimana dong? hiks hiks" balasku masih sangat sedih.

"Kita cari tempat buat kamu menenangkan diri" kata kak Rizki membawaku ke taman yang berada di luar tempat pertemuan.

"Kak Rizki, apa Rangga akan meninggalkan aku demi Jessica?" tanyaku meminta pendapat nya.

"Rangga akan rugi kalau meninggalkan istri kecilnya ini demi wanita lain" kata kak Rizki memberikan sapu tangan nya untuk menyeka ingus ku.

"Aku siap menjemput mu kapan saja Ran. Kamu tidak perlu khawatir" gumam kak Rizki

"Terus kenapa Rangga memilih Jessica datang ke sini?" tanyaku lagi.

"Seperti yang kamu lihat tadi, mereka yang datang ke sini ini itu memperluas koneksi sebuah perusahaan jadi lebih baik jika pasangan yang kita itu bisa di andalkan" kata kak Rizki.

"Tapi aku juga bisa bantuin dia kak" balas ku percaya diri.

"Aku tahu kamu adalah Ran yang sangat hebat" puji kak Rizki mengelus kepala ku.

"Jauhkan tanganmu dari Ran!" ancam Rangga menemukan ku di kursi taman bersama kak Rizki.

"Ngapain kamu di sini?" tanyaku ketus melirik Rangga.

"Masuk sama aku!" ajak Rangga tegas.

"Gak!"

"Masuk sekarang juga" kata Rangga menarik ku kasar.

"Gak mau Rangga, lepasin. Tangan aku, sakit! Kamu kok kasar banget!" tolak ku marah menahan ajakan nya.

Tep

"Dia bilang lepaskan, Ran kesakitan" kata kak Rizki menahan tangan Rangga yayang menarik ku.

"Ran, masuk sekarang juga! aku tidak akan mengulangi kata-kataku" ancam Rangga marah.

Melihatnya menatap kak Rizki seperti itu, aku harus menuruti Rangga agar tidak terjadi perpecahan diantara mereka.

"Huh! Aku mau ke toilet ketemu sama Vina" ujarku meninggalkan mereka di taman yang sepi itu.

~~~

"Aku tahu kamu menyukai istriku, jangan pernah berhubungan dengan nya lagi" jelas Rangga pada kak Rizki.

"Bagaimana denganmu?" tanya Rizki balik pada Rangga.

"Maksud mu?" tanya Rangga kebingungan.

"Jessica!" seru Rizki membuat Rangga kesal

"apa yang Ran katakan padamu hingga menatapku seperti orang yang terlihat jahat?" tanya Rangga

"Aku tahu batasan ku sebagai teman untuk Ran, aku tidak akan pernah melukai orang yang aku cintai Rangga" kata Rizki tulus

"Baguslah kalau kamu tahu akan batasan mu" kata Rangga

"Apa kamu pernah tulus menatap matanya yang selalu menginginkan jawaban pasti darimu?" kata Rizki merasa aneh pada Rangga.

"Aku memahami dirinya lebih dari siapapun" tegas Rangga

"Dia tidak akan menangis seperti itu kalau kamu memahaminya. Lepaskan dia kalau kamu tidak bisa menjaganya!" seru Rizki tidak tega melihat tangisan Ran di depan mata nya.

"Hei, aku tidak segan untuk menghajar mu kalau mendengar kata-kata itu lagi" kata Rangga sangat emosi menggenggam kerak jas Rizki.

"Aku hanya mengatakan hal yang aku sesali seumur hidupku Rangga, semoga kamu tidak mengalami hal yang sama dengan ku" kata Rizki melepaskan tangan Rangga dan meninggalkan nya sendiri

beberapa episode lagi akan masuk episode terakhir :););)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience