Batas pengendalian diri

Romance Completed 76642

Setibanya kami di sebuah rumah makan Rangga segera memesan makanan pada pelayan yang saat ini ada di hadapan kami.

"Kamu mau apa sayang?"tanya Rangga yang masih memilih menu

"Terserah, kan kamu yang makan. Aku temenin kamu aja di sini"jawabku meyakinkan.

Rangga tersenyum melihatku yang sangat polos menatapnya. Lelaki yang sangat mengerti tentang diriku sudah pasti dia akan tertawa.

"Saya pesan Sup Iga sapi, nasi goreng spesial, Ayam bakar madu, sama udang pedas manis. Ohh Dessert nya yang paling banyak di pesan pengunjung di sini saja mba "pesan Rangga.

Mataku tergelak ketika mendengar pesanan yang begitu banyak dan terlebih lagi semua itu adalah makanan favorit ku.

"Gak salah nih?"tanyaku meragukan Rangga yang makan sebanyak itu

"Gak dong"jawab Rangga senyum senyum menatapku.

Sembari menunggu, aku hanya mengayunkan kakiku sambil melihat handphone yang saat ini sedang aku mainkan.

Rangga yang sedang memeriksa file perusahaan lewat tab nya sangat serius hingga tidak menghiraukan ku yang sangat bosan memainkan hp.

Aku tersenyum memikirkan hal yang tiba-tiba terlintas di benakku

"Sayang"panggilku mencoba mengganggu nya.

Dia tidak merespon panggilan ku hingga aku mencoba untuk menyentuh betis Rangga dengan kaki kiri. Aku mencoba menggelitik betis Rangga tapi dia masih sangat serius hingga dia merespon sentuhan ku

"Berhenti melakukan itu atau aku akan melahap mu di tempat ini"kata Rangga yang telinganya mulai memerah.

"Terus aku ngapain dong?"tanya ku manja

"Mempersiapkan diri untuk malam ini"bisik Rangga menarik kursi yang ku duduki ke sampingnya.

"Apaan sih"kataku tersipu malu.

Itulah akibatnya jika aku mencoba untuk mengusili Rangga, sudah pasti aku akan mendapatkan balasan yang selalu menguntungkan dia.

Saat makanannya tiba mataku langsung mengarah pada piring piring penuh dengan asap dan aroma yang menggugah.

"Aku tahu porsi makan mu sayang, biarpun kamu mengatakan hanya menemaniku tetaplah kamu yang akan melahap semua itu"gumam Rangga tersenyum melihatku.

"Kamu kenapa ngiler gitu? Kan cuma temenin doang"kata Rangga meledekku.

"mubazir kalau gak dihabiskan sayang, aku bantuin kamu makan ya"jawabku sudah mengambil piring nasi dan segera makan.

"Ini kan untuk aku, kok kamu yang makan"keluh Rangga memasang wajah sedih.

Seketika aku merasa bersalah hingga meletakkan kembali piring yang berada di genggaman ku.

"Kok gitu sih? Sayang....kamu...sengaja kan?"tanyaku ragu menatap Rangga penuh harap.

Dia menatapku diam dengan mata seriusnya.

"Yaudah"gerutu ku memasang wajah cemberut

pftttt....

Rangga yang diam diam menyembunyikan sikap usilnya tertawa lepas melihatku sudah
merelakan makanan lezat itu.

"Siapa sih yang bisa nahan kamu. Aku tuh paling suka lihat pipi ini penuh dengan lemak biar empuk kalau disentuh"kata Rangga mencubit pipiku.

"Jadi kamu pikir aku ini gemuk?"tanyaku kesal.

"Gak sayang, kamu itu cantik banget dan seksi banget"puji Rangga takut melukai perasaan ku.

"Jadi aku boleh makan?"tanyaku dengan mata yang berbinar binar

Rangga mengangguk seperti memberikan kode kalau semua yang ada di meja itu milikku. Sudah begitu lama aku makan besar seperti ini sepuasnya dan tentu saja masih bersama dengan orang yang sama.

"Pelan pelan makan nya, aku gak akan rebut semua makanan ini"kata Rangga merapikan rambutku yang masuk ke dalam mangkuk sup.

Rangga hanya mengambil nasi goreng spesial yang berada di meja makan dan sisa nya adalah milikku seorang

Ketika aku mencoba setiap piring makanan yang berada di hadapanku, rasanya seperti ada kembang api yang bermain di atas kepalaku saking senangnya.

"enak banget ya?"tanya Rangga yang melihatku kegirangan.

"Enakkk, cobain ini deh"tawar ku menyuapinya dengan ayam bakar madu yang kini berada di tangan kanan ku.

"Enak"

Tujuan Rangga aku menemaninya makan sepertinya hanya ingin melihat ku menyantap makanan dengan lahap di hadapan nya, buat ku ini terlihat biasa saja tapi bagi Rangga semuanya sangat berharga saat bersamaku.

"Aku harus kembali ke kantor, jam istirahat sudah sangat lewat"ucap Rangga melihat jam tangannya memastikan waktu.

"Yuk"

Aku merangkul tangannya menuju kasir dengan sangat riang, Rangga langsung mengeluarkan black card miliknya dan memberikan langsung pada kasir.

Kami segera kembali ke mobil untuk mengantarku pulang ke rumah, rasanya perutku mau meledak karena makanan yang banyak itu.

"Kenyang banget"keluhku bersandar di dalam mobil.

"Istirahat aja, aku gak gangguin kamu kok"kata Rangga mengelus kepalaku.

Aku menyandarkan diri mencari posisi paling nyaman di dalam mobil, angin yang bertiup sepoi sepoi membawaku ke dalam mimpi yang nyaman, akhirnya mataku tertutup dengan lelap di dalam mobil.

Rangga menyetir sambil memastikan aku agar tidak terganggu dengan aktifitasnya.
Hingga akhirnya kami sampai di rumah, aku yang masih bersandar dengan mata terlelap nyenyak.

"Sayang, kita udah sampai rumah"panggil Rangga.

"Masih ngantuk ay,malas gerak"keluh ku manja pada Rangga.

Hingga dia pun menggendong ku masuk ke dalam rumah, tidak perduli dengan jas keren yang sangat sempurna ataupun jam tangan yang dilepaskan nya karena takut melukai kulitku tergores nanti. Dia sangat hati-hati kalau semua menyangkut diriku.

Aku tahu kalau saat ini sedang digendong Rangga, tanganku segera mengaitkan nya di leher yang sempurna itu. Menyandarkan kepalaku di dada berotot nya

"Astaga, Ran kenapa?"tanya mama.

"Shuuttt!, Ran lagi tidur ma. Gak tega bangunin dia"jawab Rangga pelan.

"Ohhh,ya sudah bawa ke kamar saja"bisik mama.

Perlahan tapi pasti Rangga menaiki tangga menuju lantai atas kamar kami, aku yang hanya menikmati suasana seperti sedang dalam ayunan yang sangat nyaman tanpa perduli dengan tangan Rangga yang mungkin sudah keram.

"Berat gak?"tanyaku masih digendong olehnya.

"Mmmm, kalau aku bilang berat pasti kamu marah kan"kata Rangga.

"Aku suka kalau digendong sama kamu"

Aku makin merangkulnya erat dengan aroma tubuh yang membuatku aman.

"Aku gak keberatan kok kalau gendong kamu tiap hari" kata Rangga.

"Mau aku berat atau tangan kamu yang pegel aku gak mau turun sampai di kasur"ucapku manja

"Gimana kalau siang ini juga kita lakuin itu. Aku rela di marahin papa karena gak datang hari ini"

Rangga hanya menelan Saliva nya karena mendengar ucapan manja yang sangat menggairahkan dia.

"Mmmm, gak jadi deh. Turunin aku di sini aja"pikirku yang mulai melepaskan rangkulan dari dirinya.

Sepertinya Rangga serius dengan apa yang dia katakan, demi keselamatan ku siang ini aku harus mengambil inisiatif

"Ehhhh, aku gak mau turunin kamu. Kan kamu maunya sampai ke kasur. Sayang jangan plin-plan dong kalau sama aku"bisik Rangga makin mendekat kan diri di telingaku.

Aku kini hanya pasrah dengan apa yang baru saja aku lakukan

Brukk...

"Rangga, nanti malam aja ya. Aku malu sama orang di luar"

Rangga yang mulai menjatuhkan ku di atas kasur empuk kamar kami, tangan nya mulai meraih kedua tanganku agar tidak mengganggu dia menjalankan tugasnya sebagai seorang suami.

"Rangga"panggilku lirih dengan mata yang berkaca-kaca.

Begitu banyak yang terlintas di benakku kalau harus melakukannya di siang bolong ini, apalagi mama yang sedang berada di rumah akan membuatku malu kalau mendengar yang terjadi di ruangan ini juga para pelayan yang bebas berkeliaran

Rangga keheranan melihat reaksi ku saat ingin menciumnya.

Cup

"Sayang, batas pengendalian diriku hanya sampai sini saja. Jadi malam ini aku tidak mau mendengar lagi alasanmu"bisik Rangga.

Aku hanya bisa mengangguk menuruti apa yang di katakanya.

Rangga hanya mengecup kening ku dan memperbaiki jas nya yang berantakan.

"Kenapa kamu sangat imut sih, aku tidak tega menindas mu seperti ini. Sikapmu seperti anak kucing yang menggemaskan membuatku gila"gumam Rangga yang mencoba mengalihkan pandangannya dariku yang kini sedang memperbaiki pakaian nya.

"Mau aku temenin sampai ke depan"tawar ku dengan polos tanpa tahu apa yang terjadi pada Rangga saat ini.

"Mmmm, biar aku sendiri saja. Kamu istirahat di sini"pinta Rangga segera keluar dari kamar.

Melihat telinga nya yang merona seperti itu sudah pasti dia menahan dirinya untuk melakukan hal yang lebih. Tunggu saja malam ini sayang, apapun yang kamu inginkan akan aku berikan.

hai reader........
mmmmmm sebenarnya aku ingin berhenti melanjutkan novel ini karena tugas kuliah juga proposal yang harus diselesaikan membuatku memprioritaskan kuliah ku. mungkin kalian gak minat sama novelku juga karena aku yang lambat upload setiap minggunya dan membuat kalian bosan menunggu.

menunggu yang gak pasti itu bikin sakit hati kan, jadi saya minta maaf
:( :( :( :( :(

tapi melihat beberapa komentar positif juga permintaan kalian yang membuatku harus melanjutkan menulis karya ini:) :) :) :) :)

Jadi komentar dan saran kalian sangat, sangat, sangat membuat aku semangat lagi untuk melanjutkan karya ini.

tolong kasih komentar kalian ya, maaf agak maksa. ;) ;) ;) ;)

karena komentar kalian itu bikin aku semangat buat nulis karya ini meskipun capek dan harus begadang.

dan mulai saat ini aku pasti upload episode lagi kok, jadi aku bakalan upload 2 kali seminggu. InsyaAllah....

jadi jangan lupa COMMENT ya para reader yang aku cintai.....alay baget sih gue.

byeeeee. maaf udah habisin data kalian buat baca curhatan aku. :) :) :)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience