Gosip

Romance Completed 76642

"sepertinya aku alergi deh. Vin, tolong jangan beri tahu orang rumah yah tentang masalah ini, aku gak mau mereka khawatir" bujuk ku pada Vina.

"Aku janji gak bakalan kasih tahu ke orang orang. Serius"jawab Vina sembari mengangkat kedua jarinya.

Aku hanya bisa tersenyum dengan jawaban yang diberikan oleh Vina, entah dia bisa menjaganya atau malah menjadi bencana buatku. Sesegera mungkin aku membersihkan diri dan menuju ke dapur membantu orang orang di sana selepas shalat shubuh. Rangga diam diam tersenyum meledekku memakai pakaian musim dingin di pagi yang cerah juga masuk pada musim kemarau.

"Loh, kenapa pakai baju lengan panjang Ran? Kamu demam sayang?"tanya ibu mertuaku cemas

"Mmmm,aku sehat ko mah"jawabku sedang mengambil air minum. Aku memberikan kode mata pada Rangga agar dia membantuku.

"Mungkin lagi mengikuti trend terbaru mah"kata Rangga mengangkat keningnya padaku.

"Ran lagi kena alergi tante!. Bercak bercak merah gitu"kata Vina dengan polosnya yang tiba-tiba masuk ke dapur

Seketika air yang berada di dalam mulut ku tersembur keluar hingga membuat ku batuk. Aku hanya bisa pasrah akan keadaan saat ini.

"Astagfirullah, coba mama lihat"kata ibu mertuaku yang menuju ke arahku dengan cepat karena cemas.

"Gak apa-apa kok mah, udah agak mendingan"jawabku mencoba menghindar dari ibu mertuaku. Tapi mama Rangga berusaha keras ingin melihat dengan matanya sendiri, ketika ibu mertuaku melihatnya dia tersenyum sambil melihatku yang mencoba mengalihkan pandangan karena malu.

"Ohhh,ini bukan alergi. Cuma nyamuk nakal yang gigit. Kamu udah bunuh nyamuk nya?"tanya ibuku memberikan kode.

"Nyamuk nya melarikan diri mah,jadi gak ketemu"ucapku mengarah pada Rangga yang asik baca koran tapi telinga nya menyimak dengan jelas percakapan kami.

"Kok aku gak digigit nyamuk? Padahal semalam aku tidur bareng Ran"pikir Vina yang masih bingung pada perkataan ibu mertuaku.

"Lincah banget nyamuknya sampai gak ketemu. Pokoknya kalau ketemu sama nyamuk nya nanti jangan biarin dia seenaknya sama kamu"kata mama Rangga membelaku.

"Iya mah,tenang saja. Entar kalau ketemu sama nyamuknya aku gak bakalan kasih kesempatan kedua"ucapku yang sengaja menaikkan suaraku agar orang yang melakukannya sadar diri.

"Sepertinya nyamuknya sangat sulit untuk ditaklukkan mah" kata Rangga dengan gampangnya.

"Tante lagi bahas apa sama kak Rangga?"tanya Muti yang baru saja masuk bersama dengan ibuku.

"Gak ada kok cantik,cuma lagi siapin sarapan buat kalian nanti"jawab mama Rangga.

Saat semua makanan sudah disiapkan kami sekeluarga pun sarapan bersama, kini yang menempati kursi Ayah ku adalah Kak Hendra yang menjadi tulang punggung keluarga. Perlahan kami semakin mengikhlaskan kepergian Ayah ku yang sudah mau masuk seminggu di dalam kubur.

"Rangga,hari ini kamu balik ke Jakarta kan?"tanya kak Hendra di meja makan.

"Iya kak, soalnya aku mendaftarkan diri sebagai Menager di perusahaan Ayahku jadi aku harus mengikuti prosedur perusahaan"Jawab Rangga yang berada di sampingku.

"Kenapa tidak langsung masuk saja? Kan itu perusahaan Ayahmu?"tanya kak Hendra lagi.

"Benar perusahaan itu milik Ayahku kak, tapi aku tidak boleh seenaknya juga, aku harus bersikap adil dan profesional pada calon pendaftar lain yang berusaha menjadi pekerja di perusahaan Ayahku. Lagipula aku ingin memulai semua ini dengan usahaku sendiri kak agar aku bisa menjadi orang yang hebat"jawab Rangga dengan sopan pada kak Hendra.

Kak Hendra tersenyum, sepertinya dia sudah mendapatkan jawabannya." Semoga selamat sampai tujuan Rangga" ucap kak Hendra pada Rangga.

"Iya kak, terimakasih sudah mendukungku"

Selepas kami sarapan, akupun mengantarkan Rangga ke depan

"Maafin aku ya sayang udah bikin kamu malu gara gara bekas yang aku tinggalin di tubuh kamu"kata Rangga berpamitan di halaman rumah ku.

"Iya, gak apa apa" Jawabku ketus.

"Ayolah, aku gak tenang kalau kamu gak maafin aku" Bujuk Rangga manja.

"Iya, sayang. Hati-hati dijalan ya" Pesanku pada Rangga segera masuk ke mobil.

Rangga tersenyum lega melihat ku memaafkannya dengan senyuman hangat. Rangga segera masuk ke mobil.

"Sayang, tunggu!" Panggil ku.

"Kenapa? " Tanya Rangga kebingungan

Cup

"Kecupan selamat tinggalnya kelupaan" Ucapku manja mengecup pipinya sambil bersalaman mencium punggung tangan suamiku.

Dia tersipu malu sambil menutupi wajahnya.
"Aku pergi kerja dulu ya sayang. Untuk menghidupi kamu dan anak-anak kita nanti. Wasalamualaikum" Ucap Rangga.

"Waalaikum salam" Jawabku.

Beberapa hari kemudian aku membantu ibu dan mertuaku yang sedang mengemasi barang ingin kembali juga ke Jakarta malam ini, sementara beberapa hari ini Rangga jarang menghubungi ku karena dia baru saja menjadi menager, jadi dia harus mengurus semua berkas berkas perusahaan yang harus diperbaharui juga yang akan diarsipkan karena pergantian manager perusahaan.

"Kamu gak ikut mama mertuamu Ran?"tanya ibuku yang juga membantu mengemasi barang-barang mertuaku.

"Nanti saja mah, aku masih mau nemenin mama di sini"jawabku.

"Biar Ran di sini saja jeng, kamu masih butuh dia di sini"kata mama Rangga pada ibuku

"Gak apa apa kok jeng. Kamu ikut mertuamu saja ke Jakarta, kasian Rangga gak ada yang urusin dia di sana. Mama baik baik saja di sini Ran, ada adikmu sama Hendra yang jagain mama,kamu gak usah khawatir sama keadaan mama sayang"pinta ibuku.

"Tapi ma...
"Kamu ikut saja sama mertuamu, aku akan jagain mama di sini"kata kak Hendra meyakinkanku.

Karena ibuku memaksa akhirnya aku berangkat menuju ke Jakarta bersama dengan mertuaku malam ini, aku sengaja tidak memberitahukan kepulangan ku pada Rangga, aku ingin melihat ekspresi wajahnya ketika melihatku.

Saat diperjalanan, mama sama papa selalu meledekku,mereka memperlihatkan kemesraan mereka dihadapan ku mencoba membuat ku iri akan kemesraan mereka. namun aku mencoba untuk tidak menghiraukan nya dengan tidur selama perjalanan

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience