Wajah Rangga berubah kesal melihat Jessica masuk ke ruangannya.
"Kamu balik ke rumah ya sayang, masalah ini nanti malam saja kita bahas"bisik Rangga menenangkan ku.
Mana ada masalah bahas nya malam, paling Rangga akan memanfaatkan situasi itu dan mengambil keuntungan dariku.
Namun, tentu saja aku percaya dengan apa yang di katakan oleh Rangga dan pasti dia akan menjelaskan nya padaku dan akhirnya aku pergi dari ruangan itu
"Aku balik ya, jangan lupa beliin aku puding sama ice cream"pesan ku yang mulai merapikan diri ke luar ruangan Rangga.
"Iya, aku beliin. Kamu hati-hati ya jangan ngebut, langsung pulang "balas Rangga memberikan kecupan selamat tinggal padaku.
Beberapa menit kemudian aku menuju ke parkiran mengambil mobil dan kembali ke rumah tanpa berfikir panjang atas apa yang baru saja ku ketahui
Setibanya di rumah, aku segera mengisi daya handphone ku demi mengecek notifikasi atau pesan dari group yang beberapa hari lalu kami bahas bersama Vina.
Wah!!,ternyata banyak juga yang peserta yang join, ini pun di luar ekspektasi yang kami bayangkan.
"Hai semua, salam kenal, Saya Ran Tania"
Ketika aku mengirim pesan di group itu kesan mereka..
"Hai kak Ran, aku junior kakak di kampus"
"Wah ini kak Ran beneran?"
"Hai kak Cantik"
"Wahh, gak rugi gue join di group ini"
Begitu banyak komentar yang mereka berikan padaku, tentu saja ada rasa bangga tersendiri bagiku karena bisa jadi orang yang berguna bagi mereka.
"Gimana kalau hari ini kita kumpul?"saran Vina yang baru online di group.
"Boleh tuh kak, sekalian kenalan gitu"
"Ayuk"
"Gue ngikut aja"
"Aku pergi kalau kak Ran juga pergi"
"Setuju"
"Ck.Iyalah Ran pergi. Dasar modus lu cuma mau sama yang bening doang"balas Vina di group yang sangat heboh.
Aku hanya terkekeh melihat pesan Vina yang sedang menceramahi mereka semua.
"Jadi ketemuan nya di mana? Jam berapa?"tanyaku.
"Gimana kalau jam 4 sore? Di tempat biasa kita nongkrong"saran Vina.
"Kalau yang lain gimana?"tanya ku menunggu keputusan mereka.
"Aku setuju kak"
"Share loc aja kak"
"Alamatnya kak?"
"Nanti kita share loc kalau udah tiba di sana sama Ran"jawab Vina.
"Hati-hati ya kak Ran"
"Gimana kalau aku jemput aja kak Ran sama kak Vina?"
"Gue jemput kak Ran, kalian jemput kak Vina aja"
"Gak boleh gitu, gak adil"
Group chat itu dipenuhi dengan percakapan yang tujuan nya mengarah padaku, aku hanya menganggap itu sebagai hiburan atas gombalan yang mereka berikan.
Lebih tepat nya aku sudah mempunyai raja gombal yang tidak ada tandingan nya di dunia ini jadi gombalan mereka hanya gurauan saja.
Karena semuanya sudah sepakat melakukan pertemuan sore ini, aku segera bersiap-siap karena waktu sudah menunjukkan pukul 03:00.
Memakai pakaian yang sederhana ala mahasiswa pada umumnya demi menyesuaikan diri dengan mereka nanti juga umur ku yang hampir sama dengan mereka
Tin tin..
Tanda kalau mobil Vina sudah berada di depan,
Tok tok
"Aku masuk ya Ran"pinta Vina yang sudah berada di depan kamarku dan Rangga.
"Iya"
"Ran, tante kemana?"tanya Vina yang biasanya berpapasan dengan mama Rangga.
"Mama ada di rumah sakit dijagain sama papa"jawabku.
"Astagfirullah!!,tante kenapa sampai ke rumah sakit, parah banget ya"tanya Vina cemas.
"Gak parah sih, kamu tahu kan mama itu orang nya manja benget sama papa, ke gores dikit aja sakitnya kayak orang patah tulang jadi mama cuma mau cari waktu berduaan sama papa"balasku.
"Iya sih, mertua kamu itu memang selalu so sweet di segala kondisi apapun"pikir Vina.
"Wahhh, aku baru pertama kali melihat bingkai foto sebesar ini"kata Vina melihat bingkai foto pernikahan kami di kamar.
"Rangga yang pesan, aku juga keheranan lihat foto aku sebesar ini"pikirku yang juga tidak menyangka akan semewah itu.
Vina menyusuri setiap sisi kamar kami yang luas, sementara aku sedang mengeringkan rambut dengan hairdryer
"Ohh iya, Ran gimana dengan pekerjaan aku, apa kamu udah ngomong sama Rangga?"tanya Vina cemas berlari ke arahku
"Besok kamu langsung ke ruangan Rangga aja biar dia yang ngasih tau pekerjaan kamu"pintaku
"Waahh, makacih yah Ran sayang. Kamu itu sahabat ter the best aku"puji Vina memelukku.
"Gak usah alay deh, geli aku dengernya"ocehku pada Vina.
Entah hal apa yang terjadi pada Vina hari ini, dia begitu cerah dan riang seolah tidak mempunyai beban hidup sama sekali.
"Vin, gak biasanya kamu riang gini. Dapat gebetan baru ya?"pikirku menggoda nya.
"Kok tahu sih"kata Vina merona.
"Siapa ayo, kasih tahu aku gimana kabar gebetan kamu yang bikin merona kayak gini"rayu ku lagi pada wanita playgirl tapi gagal mulu.
"Dengan persiapan yang banyak aku mengunjungi rumah calon suami masa depan aku, yaitu seorang jantan yang sangat menggugah selera makan ku saat itu"cerita Vina gaduh dengan sikap centil nya.
"Masa gebetan kamu di juluki sebagai jantan sih, kamu ada ada aja"ucapku pada Vina.
"Gimana ya reaksi Ran kalau yang aku juluki jantan itu kakak nya, ahhh jangan beri tahu dia dulu nanti aku gak dapat restu dari adik ipar ku"gumam Vina yang hanya tersenyum melihatku.
"Pokoknya jantan banget orangnya Ran"kata Vina
Kami pun berangkat menuju ke kafe tempat bertemu, Vina juga sudah mengkonfirmasi pemilik cafe untuk menggunakan ruangan di sana dan mereka juga sudah menyediakan ruangan untuk pertemuan kami nantinya agar tidak terganggu oleh pengunjung lain.
Semobil dengan wanita yang mulutnya tidak pernah berhenti 24 jam membuat telingaku yang terbiasa ini hanya menerima dan mengeluarkan apa yang sudah aku dengarkan dari mulut Vina, sebagai bentuk rasa menghargai tentu saja aku juga harus merespon apa yang di katakan nya meskipun itu tidak ada artinya bagiku tapi anehnya aku terhibur akan sikap aktif juga centil nya saat bercerita
"Vin, aku boleh minta tolong"tanyaku yang sebenarnya ini akan membebani dia.
"Minta tolong apa?"tanya Vina.
"Mmm Jessica bekerja di perusahaan papa sebagai sekertaris Rangga dan feeling aku sepertinya dia suka sama Rangga"ceritaku seperti seorang yang sedang mengeluh.
"Bangke! kok bisa bisa nya dia kembali ke sini terus lengket lagi sama suami kamu"caci Vina merasa jijik pada wanita seperti itu.
"Aku percaya sama Rangga tapi baru kali ini Rangga begitu baik dan perhatian pada wanita yang menyukai dia"pikirku selama ini.
Aku mencoba untuk tetap diam dan tidak lagi memikirkan hal itu, tetapi ketika mengetahui kalau Jessica menjadi orang terdekat Rangga saat di kantor begitu mengusik ku.
"Ck, Ran gue sadar diri rebut pacar orang itu sah sah aja tapi kalau rebut suami orang itu udah beda ceritanya"kata Vina yang sadar diri kalau dia juga sebenarnya sering mengganggu pacar orang.
"Aku juga demikian Vin, dulu saat pacaran sama Rangga aku gak pernah pusing kalau ada cewek yang suka atau nembak dia karena aku berfikir Rangga pasti akan menjauh sama cewek itu kalau Rangga tahu mereka punya perasaan tapi sekarang Rangga adalah suamiku sudah tugasku untuk melarang dia untuk menjalin hubungan dengan wanita lain dan yang paling mengusikku adalah Rangga tahu kalau Jessica itu suka sama dia tapi kok Rangga gak menjauh sih dari Jessica malah baik banget ke Jessica"curhatku pada Vina.
"Sepertinya Rangga masih ada perasaan bersalah deh sama Jessica karena kecelakaan itu"pikir Vina serius
"Tapi kenapa Rangga gak cerita ke aku, kalau aku gak ketemu Jessica di kantor mungkin Rangga gak akan pernah cerita kalau sekertaris dia itu Jessica dan kalau masalah kecelakaan itu gue rasa pemberian aku sama Rangga selama ini udah cukup Vin"pikirku lagi.
"Berarti masalahnya cuma 2, Semua yang Rangga lakukan ke dia itu karena rasa bersalah atau Rangga memang punya perasaan sama Jessica"pikir Vina
"Vin, jangan gitu dong aku tuh gak bisa lepasin Rangga, aku sayang banget sama dia"keluh ku merengek pada Vina.
"Tenang aja Ran, aku pasti bakalan pantau mereka tapi kalau tebakan aku bener kamu harus mempersiapkan hati dan diri kamu Ran"kata Vina mau membantuku.
"Makasih ya udah ngerti perasaan aku"ucapku yang sudah merasa lega sudah cerita ke Vina.
"Santai aja, masih banyak kok laki-laki di dunia ini yang mau nerima kamu apa adanya Ran. Kamu kan cantik dan cerdas lagi"puji Vina yang sifatnya keluar lagi.
"Jangan ngomong yang kayak gitu ih, siapa juga yang mau cari laki-laki lain. Suami aku itu cuma Rangga Aditya"ucapku tegas mengolok-ngolok dia.
Saat tiba di tempat
Aku turun dari mobil, saat itu aku keheranan dengan tempat yang akan kami datangi
Rupa-rupanya dia memesan tempat di cafe kak Rizki, aku berfikir kalau Vina memesan tempat di cafe pinggiran kampus ternyata ada niat terselubung.
"Vin, gue pikir lo pesan tempatnya itu bukan di sini tapi di deket kampus kita"pikirku berjalan menuju cafe bersama Vina
"Gak apa-apa Ran, kita cuci mata dulu di sini kan banyak cogan berkeliaran. Kamu sih enak tiap hari lihat suami kamu yang tampan itu lah gue tiap paginya cuma guling yang dilihat"keluh Vina merasa ter kasihani.
"Okedeh, demi kamu aku ikut-ikutan aja kan aku juga yang untung bisa lihat cogan"kataku juga yang tidak mau membuang kesempatan ini.
"Gue laporin lo baru tahu rasa"ancam Vina bercanda denganku.
"Ohhh iya, aku telfon Rangga dulu ya Vin soalnya aku belum izin ke dia"ucapku menjauh dari Vina.
"Iya, kalau gitu aku tungguin kamu di ruangan kita ya, kayaknya mereka udah nungguin kita di sana"kata Vina masuk ke cafe.
"Hei manusia tidak sempurna! Ngapain lo di sini merusak pemandangan aja lihat muka lo"caci Vina melihat Reza sedang nongkrong juga bersama teman teman nya.
"Hei nenek lampir, lo yang hampirin gue lagi asik di sini bikin bad mood aja ni orang"balas Reza yang tidak mau kalah.
"Gak di kampus gak di sini lo itu selaluuuu ngekorin gue bilang aja lo naksir sama gue"kata Vina dengan sikap centil nya
"Vin, lo udah minum obat kan? Jaga kesehatan ya"kata Reza yang menganggap teman nya itu sudah gila.
"Apa lo bilang!"kata Vina memanas
"Gak Vin, becanda, becanda cantik"puji Reza yang berfikir kalau sahabat nya ini marah disini maka habislah derajat Reza di mata orang orang
~~~~
Aku menuju ke tempat yang tidak ramai oleh orang orang agar tidak bising saat berbicara dengan Rangga.
Saat aku mencoba menghubungi nya beberapa kali, dia tetap tidak mengangkat panggilanku.
Mungkin saja dia sedang rapat, lebih baik aku mengiriminya pesan agar dia tidak cemas kalau tidak menemukan ku di rumah nanti.
"Sayang aku telfon kamu tapi gak diangkat, kamu lagi rapat ya? Jadi, aku sekarang lagi ngumpul sama teman-teman membahas sesuatu, kamu gak usah jemput karena aku gak tahu pasti pulangnya pukul berapa. Tungguin aku di rumah ya sayang jangan lupa ice cream sama puding nya. Love you"pesanku pada Rangga.
Aku mempercepat langkah kakiku menuju ke cafe saat mau membuka pintu masuk...
Tak
"Hai kak Ran"sapa semua orang yang berada di ruangan itu, jujur saja aku tidak mengenal mereka sama sekali
Aku kaget melihat mereka se gaduh itu menyambut ku saat masuk. Mereka semua sangat antusias dengan kegiatan yang kami bentuk ini.
Saat mataku mencari seorang gadis di antara mereka namun aku tidak menemukan nya.
"Vina...mana ya"tanyaku yang tidak melihat keaktifan nya di ruangan ini
"Kak Vina belum datang kak"jawab mereka yang memastikan Vina memang belum masuk di ruangan ini
Entah apa lagi yang wanita itu lakukan di situasi yang penting ini, seharusnya dia bersama ku dan kini entah di mana dia berada
Aku meminta waktu pada mereka untuk mencari Vina di luar dan ternyata...
Dia sedang asyik mengobrol dengan teman-teman Reza di ruangan sebelah. Terlihat wajah Reza yang sangat terbebani karena kehadiran Vina di sampingnya, kini Reza tidak bisa berkutik dengan kecentilan dan keaktifan yang Vina tunjukkan pada mereka.
"Vin..."panggilku menghampiri nya.
"Ran, tolong bawa nenek sihir ini dari kami, aku sudah tidak sanggup"keluh Reza menghampiri ku.
Wajah Reza menjadi sangat lega ketika melihatku, akhirnya mereka bisa lepas dari jangkauan Vina.
"Balik yuk, mereka udah nungguin kamu"bujuk ku menarik Vina lembut.
"Kenalkan, ini teman aku, Ran"kata Reza pada teman-temanya.
"Hai"sapa ku pada mereka semua.
"Kalian ikut juga yah, ngumpul sama kita"bujuk Vina pada teman-teman Reza yang menjadi korban kesabaran diri.
"Gak usah, kita udah mau balik juga kok"jawab mereka menghindar dari ajakan Vina
"Gak apa apa, tidak perlu malu-malu kan Ran?"tanya Vina meminta persetujuan ku.
"Eemm iya"jawabku.
Bagaimana bisa aku berkata tidak pada mereka, itu menunjukkan sikap tidak sopan jika aku menolak.
Dan akhirnya mereka ikut bersama kami karena paksaan dari Vina.
Saat Vina memulai kegiatan itu kami semua kini menjadi orang yang saling mengenal satu sama lain
Tiba saat giliran ku untuk memberikan sebuah peraturan dalam kegiatan ini
"Terimakasih sudah menyempatkan diri hadir dalam kegiatan yang baru saja kami buat. Seperti yang kalian tahu group belajar yang kami buat ini adalah salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan kalian khususnya informasi tentang Hubungan Internasional dan problem yang sering kalian hadapi dalam jurusan ini. Jadi setiap kali kalian mempunyai masalah, di sinilah kita harus memecahkan nya bersama-sama dan jangan ragu untuk bertanya pada senior senior yang berada di depan kalian mereka adalah orang orang yang berkualitas. Apakah ada pertanyaan?"
Aku menjelaskan pada mereka tentang ketentuan dalam group belajar ini.
"Kak Ran, terus jadwal tiap pertemuannya kapan?"tanya salah satu mahasiswa
"Mmmm, gimana kalau seminggu sekali"tawarku.
"Kita sih tergantung dari kak Ran saja. Kalau kakak ada waktu senggang kita siap siap aja kok"ucap mereka.
"kalau gitu waktunya ditentukan kalau ada yang mau kalian omongin dan yang paling penting di dalam group ini kalau meeting wajib menggunakan bahasa inggris. Oke?"panggilku butuh persetujuan mereka.
"Wah bagus tuh full english biar kita terbiasa gitu"
"Waduh, gue masih susah ngomong lagi"
"Huh, grammar gue masih acakan"
Beberapa dari mereka memang menerima persyaratan yang aku berikan dan beberapa diantara nya masih mempunyai masalah di speaking mereka.
"Kalau gitu buat yang masih kesulitan ngomong bahasa Inggris gak perlu merasa terkucilkan di sini pasti kita akan bantu dan kunci dari speaking adalah practice"balas Vina.
"Gak apa-apa, di sini kita belajar sama-sama dan jangan terlalu kaku ya ini tuh bukan di kelas jadi enjoy aja"ucapku melihat ketegangan di wajah mereka.
"Iya dan hari ini kita saling mengenal dulu biar akrab dan gak malu-malu lagi"ujar Vina merasa happy hari ini.
Waktu terasa begitu cepat ketika tawa dan canda bertemu menjadi satu, semua yang berada di sini begitu friendly
Keterlambatan ku kembali ke rumah dimulai saat salah satu tema Reza meminta nomor telfon ku dan Vina secara spontan mengatakan..
"mending kamu minta nomor hp aku aja dan maaf ya teman saya ini sudah MENIKAH!"tegas Vina yang membuat satu ruangan itu mendengar suara Vina.
"Apa!!? Kak Ran udah nikah"
"Gue sakit hati"
"Suaminya pasti tampan"
"Ahhh, keburu di bawa nikah orang pujaan hati gue"
"Kak Ran kok gak undang kita?"
Bertubi-tubi pertanyaan masuk menyerang ku, ini semua karena mulut Vina yang tidak mau diam itu.
Aku hanya tersenyum menerima setiap pertanyaan yang mereka berikan. Kini, Vina menjadi seorang reporter bagi mereka yang kepo akan kehidupan ku.
Dasar Vina, kamu hanya akan memperpanjang waktuku di sini, perasaan ku cemas karena sudah sangat lama berada di sini.
Aku ingin segera pulang, Rangga pasti sudah kesal mendapati ku tidak berada di rumah.
"Vin, balik yuk. Udah malam pasti mereka ada kegiatan lain juga"bujuk ku mengajak Vina pulang.
"Jam berapa sekarang?"tanya Vina masih asik ngobrol dengan mereka.
"06:30"balasku.
"Astaga! Kita balik sekarang, aku takut Rangga batalin kerjaan aku gara-gara kamu terlambat balik ke rumah"kata Vina bergegas mengambil barang nya.
Untung saja hari ini dia nurut sama aku kalau enggak pasti Rangga jemput aku di sini dengan wajah garangnya melihat pria pria yang berkumpul seperti ini.
"Kita balik dulu ya, kalian lanjut saja ngobrol nya"pamit ku pada mereka.
"Hati-hati ya kak"
"Bye kak"
"See you kak"
Balas mereka dengan senyuman ramah kepada ku.
Akhirnya kami meninggalkan mereka yang masih bersenang-senang.
"Wah! beruntung banget pria yang dapetin kak Ran, udah cantik, sopan pinter, apa lagi yang kurang ayok"puji mereka
"Kalau aku jadi suaminya,Aku rela jadi babu nya seumur hidup"kata mereka lagi.
~~~~~
maaf ya guys aku lambat lagi update, seperti yang kalian lihat di berita kalau Indonesia itu Corona lagi rawan rawan nya dan khusus nya di tempat aku tinggal itu udah zona merah dan kalian pikir deh gimana perasaan aku sekarang yang juga lagi gak sehat ini. meskipun gak terpapar tapi aku juga harus waspada dan semoga kalian sehat sehat aja di sana.
jaga kesehatan ya, jangan lupa pakai masker. mudah-mudahan virus Corona ini hilang dari muka bumi ini. amiin.
bye.
Share this novel