Episode 60 END

Romance Completed 76642

"hai..." Sapa Jessica masuk ke dalam ruangan ku. Tatapan kosong dariku ketika melihatnya masuk.

"Rangga..."

Mataku langsung menatap Jessica berharap akan kabar dari seseorang yang ku harapkan akan hadir.

"Ran, aku sangat mencintainya. Tapi cintaku padanya bertepuk sebelah tangan. Kamu adalah nyawa Rangga"

Mendengar langsung dari bibir seseorang yang membuat ku seperti ini rasanya tidak percaya.

"Mungkin saat ini kamu belum mengingat ku, tapi aku tulus ingin meminta maaf pada kamu. Maafkan aku Ran. Sungguh"

Air mata Jessica jatuh mengenai selimut yang sedang menutupi ku di atas brankas kamar rumah sakit.

"Aku berfikir kalau Rangga akan baik-baik saja saat dia tidak bersamamu, tapi saat ini dia kehilangan arah. Semua upaya telah aku lakukan tapi nyatanya hanya namamu yang keluar dari bibir Rangga"

"Semua masalah ini berawal dariku dan aku sendiri yang harus mengakhirinya" kata Jessica

"Malam ini, aku akan kembali ke Amerika. Dosa ku sangat banyak Ran, aku tidak tahu apakah Tuhan akan menerima ku. Aku menyesali semua perbuatan ku. Sekali lagi maaf" jelas Jessica menggenggam tangan ku.

"Aku tidak bisa hidup bersama dengan seseorang yang tidak melibatkan ku dalam setiap masalahnya" ucapku melihat Jessica.

Mata Jessica berkaca dan langsung memelukku "maaf Ran, maafkan aku" sedu Jessica.

"Aku sudah mengakhiri hubungan ku dengan nya. Yang lalu biarlah berlalu Jessica" ucapku membalas pelukan Jessica.

"Aku percaya kalau takdir kami berdua berhenti sampai di sini. Semoga kamu menemukan jalan terbaik mu" ucapku pada Jessica.

Malam itu Jessica menceritakan semua yang terjadi antara dia dan Rangga. Ternyata semua itu Rangga lakukan agar aku selalu hidup bahagia bersama nya.

"Malam saat Rangga berulang tahun, aku mengatakan kalau aku akan pergi dari hidupnya dengan syarat dia harus mengecup keningku. Awalnya dia menolak tapi ketika aku menyebut namamu, Rangga langsung melakukan semua yang aku perintahkan. Tentu saja malam itu aku sakit hati tapi waktu itu tidak bisa aku lewatkan begitu saja. Pasti kamu tidak percaya pada apa yang Rangga jelaskan saat itu. Aku berfikir kalau saat itu aku mendapatkan Rangga tapi nyatanya semua jadi hancur dan aku merasa iba karena telah memanfaatkan Rangga selama ini. Kamu menang Ran, aku yang kalah dan aku juga yang harus pergi"

Tapi nasi sudah menjadi bubur, akulah yang tidak pantas bersama Rangga yang rela melakukan apa saja asal aku bahagia. Memang aku tidak pantas untuk dia, tidak pantas untuk bersamanya.

"Tapi bagaimana dengan Rangga?" tanya Jessica.

"Dia akan baik-baik saja" jawabku.

"Aku pergi Ran, aku lega kamu telah memaafkan aku. Terimakasih"

Kalimat itu adalah pamitan terakhir yang kudengar dari Jessica. Ternyata dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri dari lantai atas rumah sakit setelah kami berbaikan.

Beberapa hari berlalu, aku menunggu Rangga seperti biasanya dengan melihat jendela kamarku, mungkin saja dia masih melakukan hal yang sama tapi kini tidak.

"Aku pamit mah, pah" ucap ku pada mereka yang melepaskan kepergian ku

"Hati-hati Ran, jangan lupa hubungi aku ya" pesan Vina menyeka air mata nya.

"Kak Ran. Apa kak Rangga tahu kakak pergi?" tanya Muti menggenggam tanganku.

"Lebih baik Rangga tidak tahu kepergian kakak" jawabku.

"Mah, tolong berikan surat ini pada Rangga kalau dia mengingat tentang ku. Mungkin surat ini akan membuat nya mengikhlaskan kepergian ku" tutur ku menyerahkan surat pada mama Rachel.

"Apa kami bisa mengunjungi mu di sana?" tanya mama Rachel

"Tentu saja kalian bisa mengunjungi ku di sana" jawabku lembut.

"Ran, kita harus berangkat sekarang juga" kata kak Hendra melihat jam di tangan nya.

"Aku pergi ya, mama jaga kesehatan" ucapku memeluk ibuku sangat erat.

"Mama tunggu kamu kembali ya nak" kata mama membalas erat pelukan ku.

Lambaian tangan melepaskan kepergian ku yang makin menjauh dari pandangan mereka.

Perjalanan baru yang sedang menungguku di luar sana, demi mimpi papa, mama dan orang-orang yang ku sayangi.

"RAN!" teriakan itu menggema di bandara itu, tentu saja aku mendengar tapi ini adalah keputusan terbaik ku.

"JANGAN TINGGALIN AKU! AKU MENYESAL! MAAFKAN AKU!" kata Rangga dengan pakaian lusuh di tubuhnya.

"Mah, Ran mana?" tanya Rangga pada mama Rachel.

"Pah, istri aku mana?" tanya Rangga seperti kehilangan akal.

"Pesawatnya sudah berangkat" kata papa Aditya membohongi Rangga padahal 15 menit lagi kami akan berangkat.

Aku hanya bersembunyi di balik tembok mendengar semua kalimat yang Rangga ucapkan.

"Asalkan Ran tidak pergi dari dunia ini, aku pasti akan menemukannya!" kata Rangga.

"Kamu pasti akan menemukannya Rangga, tapi apakah Ran masih mengingat mu? atau dia memang ingin mengakhiri hubungan ini denganmu" kata mama Rachel.

"Pergi Rangga! Temui wanita jalang itu, sampai-sampai kamu sudah tidak lagi mendengarkan perkataan orang tuamu!" kesal Vina pada Rangga.

"Apa lagi yang kamu sesali, kamu sudah melepaskan kesempatan berharga selamanya Rangga" kata mama Rachel.

"Selama ini, Ran percaya sama lo, Ran selalu banggain lo, Ran selalu menuruti apa yang lo mau sampai-sampai lo lupa kalau Ran itu udah ngasih masa depan dan mimpi dia sama lo. Gak usah nangis Rangga, air mata buaya lo gak bakalan buat Ran balik ke sini buat meluk lo kalau lagi sedih. Mungkin kata-kata ini adalah kesimpulan dari hubungan lo sama Ran kalau MENCINTAI ITU TIDAK HARUS MEMILIKI" kata Vina sudah meluap luap akan emosi.

"Sekalipun lo bener buat lindungin Ran, tapi cara lo salah. Udah ahhh, gue bete lihat lo udah kayak gembel. Lupain Ran sekarang juga kalau lo udah gak cinta sama dia, tapi kalau lo masih sayang yah itu artinya cinta bertepuk sebelah tangan donggg" ejek Vina sangat membenci Rangga.

Aku yang mendengar semua itu terasa seperti tercabik-cabik melihat melihat Rangga terpuruk. Aku ingin melangkah untuk datang memeluknya tapi apa daya kalau saat ini seseorang sedang menahan ku dengan pelukan hangat nya. " kita ke pesawat sekarang" kata kak Hendra menarik ku pergi.

"RAN!" Panggil Rangga melihat ku keluar jalan pesawat di malam itu.

Namun lagi-lagi tanganku digenggam untuk menjadi wanita tegar. Ini semua kulakukan demi memahami satu sama lain. Aku harap kita akan bertemu di masa depan dengan takdir yang indah.

"Kamu ingin membuat ku mati tanpamu? ini semua salahku. Tapi kumohon jangan pergi terlalu jauh dariku. Aku bisa gila Ran" lirih Rangga langsung terbaring jatuh pingsan di bandara.

"AKU AKAN MENDAPATKAN MU KEMBALI KE SISI KU, MESKIPUN SEMUA ORANG DI DUNIA INI MELARANG TAPI ALLAH BERSAMA KU"


END

Hai guyss kuh yang paling aku cintai dan aku hargai. Salam toleransi bagi kita semua.
Mungkin kalian kecewa karena ceritanya sad ending. Tapi jangan marah dulu. Simak ini dengan baik baik ya. Karena novel ini berawal dari aku yang iseng aja nulis gak jelas sampai akhirnya lanjutin karena temen aku yang pernah baca cerita ini dan dia paksa buat lanjutin jadi aku lanjutkan sampai ending. Tenang saja guys karena novel My first love is my husband akan ada part 2 dengan judul My destiny. Penulisan yang masih berhamburan dan gak jelas di novel ini akan aku perbaiki di novel My destiny tentu saja happy ending. Di novel ke 2 ini, Ran dan Rangga akan bertemu di tempat yang tak terduga, Masa lalu keluarga Aditya yang disembunyikan kini terbongkar dan Kisah percintaan Vina yang sok jual mahal akan diluluhkan oleh seseorang yang tidak terduga. Pokoknya kalian gak pusing lagi mikirin orang lain. cerita nya pakai penulisan orang ke tiga kok. Jadi semua kejadian peristiwa dan tokoh lebih rinci lagi dijelaskan. Terimakasih sudah berkunjung dan aku masih tunggu kalian di my destiny.
Love you guys.

TERIMAKASIH UNTUK SEMUA PARA READER KU. SAYA SANGAT BERTERIMAKASIH KARENA KALIAN SELALU MENDAMPINGI DAN TERUS MEMBERIKAN SUPPORT BUAT AKU. AKU SADAR KOK KALAU CERITA INI TUH GAK JELAS BANGET DAN MASIH BANYAK YANG HARUS DIPERBAIKI. JANGAN LUPA UNTUK RATING DAN FOLLOW AKU. JANGAN LUPA COMMENT TENTANG CERITA AKU DAN SAMPAI JUMPA. SEE YOU AGAIN. LOVE YOU GUYS ;););)

Share this novel

norsila
2021-11-16 17:33:05 

yess padan muko rangga..ok saya tggu next book..good luck


NovelPlus Premium

The best ads free experience