Saat aku menghampiri Vina di toilet, ternyata dia sudah tidak ada di sana.
"Mana Vina?" tanyaku melihat Jessica di wastafel toilet.
"Gak ada" ketus Jessica menatapku tajam.
Saat aku ingin beranjak ke luar, dia tersenyum jahat hingga membuat ku berhenti.
"Hentikan semua drama mu Jessica" ucapku tegas.
"Aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkan apa yang aku mau" jawab Jessica santai menghampiri ku.
"Rangga... kamu menyukainya kan?" pikirku selama ini.
"Aku menginginkan dia" singkat Jessica.
"Tapi sayangnya dia cinta mati sama aku. Sebelum aku menyuruh Rangga untuk membuat mu pergi dari kehidupan kami" tutur ku serius.
"Rangga sudah berjanji akan menjagaku Ran, dia tidak akan pernah meninggalkan aku kecuali aku sendiri yang akan pergi. Aku akan memanfaatkan situasi ini untuk membuat dia cinta sama aku" kata Jessica.
"Vina, jangan kurang ajar kamu!"
"Ran, tunggu saja saat aku menggantikan posisi mu di kehidupan Rangga. Dia selalu ada saat aku menginginkan nya Ran. Saat siang dia bersama ku dan malam dia bersama kamu, bukankah itu sudah adil" bisik Vina di telinga ku.
Plakk
Amarah yang selama ini membelenggu di relung hatiku kini ku luapkan dengan tanganku sendiri.
"Tampar sampai puass, tidak lama lagi Rangga tidak akan tunduk di hadapanku dan meninggalkan kamu Ran!"
Wanita ini sudah gila rupanya. Aku langsung menarik rambutnya dengan kuat, tidak perduli dengan apa yang akan terjadi nantinya.
"Awww. Ran! Lepasin!" kata Jessica tapi aku masih melakukan nya.
"Tolong!!!" teriak Jessica.
"Ran!!!, lepaskan Jessica. Dia kesakitan!" kata Rangga menghampiri kami di toilet.
Selama ini aku selalu menahan sikap brutal dan nakal ku saat SMA demi menjadi wanita kalem dan bermoral. Tapi kini aku harus mengeluarkan nya demi wanita gila yang tidak tahu diri ini. Tentu saja pertarungan itu dimenangkan olehku.
"RAN!!!, LEPASKAN SEKARANG JUGA!" bentak Rangga membuat ku kaget.
Aku melepaskan rambut Jessica yang sudah berhamburan, sedangkan penampilanku masih sangat rapi dan tidak tergores sedikit pun.
Ketika Rangga melihat bekas tamparan di pipi Jessica, dia menatapku tajam " minta maaf" kata Rangga dingin.
"Gak sudi" jawabku.
"Ran, aku tidak pernah mengajarkan kamu menjadi jahat seperti ini. Minta maaf!" seru Rangga yang menyalahkan ku.
"Aku gak salah!" jawabku menaikkan sedikit nada suara.
"Apa seperti ini yang diajarkan orangtua mu!" bentak Rangga sangat marah.
Aku terima jika kamu memarahiku sekeras apapun suaramu tapi jangan sangkut pautkan dengan orangtuaku.
"Kamu laki-laki Berengsek!!!" umpat ku pada Rangga.
"Ran, kamu gak apa-apa kan?" tanya Vina menghampiri kami di dalam keributan.Reza dan juga kak Rizki masuk ke dalam bersama dengan Vina yang khawatir. Kami hanya saling diam dalam kemarahan, tega kamu Rangga. Kamu tidak mengerti apa yang kurasakan saat ini.
"Kita pulang aja" ajak ku pada Vina. Aku sudah tidak sanggup lagi melihat Rangga yang sangat lembut pada Vina tanpa menghiraukan aku.
"Biar aku antar" kata kak Rizki membawaku pergi.
"JAUHKAN TANGANMU DARI DIA" kata Rangga menahan kami pergi.
"Kamu tidak bisa memiliki keduanya Rangga" kata Reza membela ku.
"Kamu terlalu naif sampai kamu sendiri tidak tahu kebenaran yang sebenarnya" kata Vina dingin.
"Kita sampai di sini saja, aku udah gak sanggup berada di sisi kamu Rangga. Aku capek" keluhku menahan air mataku.
"Jangan ngaco kamu! Kita pulang sekarang juga" kata Rangga menarik paksa aku pergi.
"Kenapa kamu lakuin ini ke aku Rangga?" tanya ku
Rangga hanya diam dan menarik ku paksa masuk ke dalam kamar
"Sakit Rangga, lepasin gak!"
"Siapa yang mengizinkan kamu pergi?" tanya Rangga yang sudah melepaskan tanganku.
"Aku pergi sama mama dan papa" jawabku ketus
"Terus kenapa kamu bersama dia? Sepertinya kamu menikmati waktu bersama pria brengsek itu" kata Rangga.
"Aku hanya membantu dia Rangga, lagian kamu berbohong sama aku, kamu bilang aku gak boleh pergi, ternyata kamu pergi sama Jessica" jawabku.
"Kamu malah bantu si brengsek itu di banding aku suamimu?" bentak Rangga dengan mata melotot nya.
"Kamu yang gak percaya sama aku Rangga, kamu lebih memilih dia pergi ke sana daripada aku. Kamu sembunyikan wanita jalang itu di belakang mu" balas ku
Tidak perlu memintaku untuk membantu mu Rangga, aku siap kapanpun itu tapi yang membuat ku kecewa adalah kamu yang tidak percaya pada kemampuan ku.
"Jaga ucapan kamu Ran, Jessica bukan wanita seperti itu" kata Rangga
"Terus apa? Pelakor?"
"Ran!!" seru Rangga
Aku secara refleks mengangkat kedua tangan ku menahan tangan Rangga yang ingin menamparku.
Aku sangat benci melihat dia yang tiba tiba tersadar dari sikapnya itu.
Mataku memerah menatap nya dengan sangat marah, aku gemetar ketakutan melihat sikapnya barusan.
"Sepertinya kamu sudah dipengaruhi oleh wanita itu Rangga" pikirku menahan air mata yang sudah mengalir dengan sendirinya.
"Maafkan aku Ran, aku tidak pernah berniat menamparmu" kata Rangga menarik ku paksa ke pelukannya.
"Lepasin..."
Aku berusaha melepaskan diri dari pelukannya yang sangat kuat
"Lepaskan aku Rangga!!!" teriakku
Plakkk.
"Kamu marah hanya karena aku membantunya sedangkan kamu bersama dia, membelikan dia sebuah tempat tinggal dan membiarkan ya menyentuh mu sesuka hatinya" kataku mengungkit semua yang ketahui dari Vina.
"Kamu tahu dari mana semua itu?" tanya Rangga.
"Hal apa lagi yang tidak pernah kamu beri tahu padaku Rangga? Apa kamu juga yang mengantar jemput dia seperti supir? Atau kamu juga yang merawat dia kalau sakit?jawab aku!" teriakku menatapnya tajam.
"Aku hidup denganmu bukan hanya untuk mencari kesenangan tapi mencari arti cinta sesungguhnya Rangga, adalah tentang kita yang saling membagi keluh kesah" ucapku.
"Aku tahu sifat kamu itu selalu menyimpan masalah mu sendiri,mencoba terlihat baik-baik saja di depanku."
"Aku ingin melihat perjuangan kita berdua melewati semua masalah keluarga kecil kita."
"Tolong Rangga. Aku ingin mendengar setiap keluh kesah yang kamu rasakan agar aku bisa menggenggam tanganmu jika kesulitan, aku akan memelukmu kalau kamu lelah, aku akan menyelesaikan semua masalah mu. Harus bagaimana lagi aku memohon agar kamu tidak menjadi orang yang menutupi semuanya" keluh ku pada Rangga.
Rangga hanya diam menundukkan kepalanya dihadapan ku" tenangkan dulu dirimu Ran, apapun yang aku jelaskan kamu tidak akan mengerti" kata Rangga meninggalkanku sendiri di kamar
"Tega kamu Rangga" gumam ku yang tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk menyelesaikan semua ini.
"Jangan biarkan dia keluar dari kamar ini tanpa izinku" perintah Rangga pada pelayan rumah.
"Baik tuan" jawab pelayan itu.
Aku hanya bisa terbaring di atas kasur yang dulunya begitu hangat dan nyaman. Kini menjadi amarah yang membuatku membenci semua yang ada di ruangan ini.
Mungkin kamu akan menjelaskan semuanya saat aku sudah pergi meninggalkan duniamu.
Cinta dan benci kini beradu dalam hatiku, cinta ini begitu menyakitkan. Aku hanya wanita yang menginginkan kehidupan damai. Aku melepaskan mimpiku demi mendapatkan kedamaian bersama kamu. Tapi malah duri yang kudapatkan.
Kamu berubah Rangga..., kamu berubah. Aku hanya punya cinta dan tidak memiliki kekuatan untuk membuat mu kembali seperti dulu.
guysss, aku cinta banget sama kalian kalau kalian kasih comment ke aku
Share this novel