Saat matahari mulai masuk menyinari setiap sudut kamar yang membuatku terbangun lebih dulu di dalam pelukan seseorang yang paras nya lagi-lagi membuatku terbuai pagi ini.
Ketika melihatnya, aku ingin segera menyentuh wajah yang selalu membuat jantungku berdegup kencang
Cup
Kecup ku pada seorang lelaki yang kini berada di hadapanku yang masih tertidur pulas, mencoba untuk membangunkannya tapi aku tidak tega. Aku masih sangat ingin melihat wajah pulas nya agar aku bisa menyentuh dan memandangnya sesuka hatiku.
"Udah puas lihat suamimu yang tampan ini"ucap Rangga lembut.
Tangan ku yang masih mengelus wajahnya stuck beberapa saat. Matanya yang melihatku dengan senyuman membuatku malu karena kedapatan sedang bermain-main dengan wajahnya.
"Kok berhenti sih?"tanya Rangga.
"Kan kamu udah bangun,jadi aku gak mau cium sama sentuh wajah kamu"jawabku lirih
"Emang apa bedanya aku tidur sama aku yang udah bangun"tanya Rangga
"Aku lebih suka kamu yang tidur pulas karena muka kamu itu polos banget sayang, kalau udah siuman dari tidur kamu itu mesum,nakal banget,suka jahilin aku, gak ada polos polos nya"jawabku takut diterkam pagi ini.
"Ohhhh, karena kamu bilang aku mesum dan gak ada polos polosnya, kita dikamar aja ya sepanjang hari"ucap Rangga mencoba mengurungku di dalam tubuh kekarnya.
"Kamu ngapain sih Rangga!"
Aku menutup wajahku dengan selimut,Rangga mulai menekan ku semakin dekat ke arah wajahnya.
"Aku mau kecupan selamat pagi ku sayang"ucap Rangga berada tepat di hadapanku
"Kan udah tadi!"jawabku menahan selimut yang ditarik Rangga.
"Belum sayang,kalau kamu nggak kasih aku gak mau beranjak ke tempat lain"
Rangga mengurungku di bawah tubuhnya yang kekar, mencoba menahan ku agar tidak lolos dari dirinya.
"Yaudah, aku cium kamu. Tapi jangan kurung aku kayak gini aku gak bisa gerak"pintaku
aku meraih wajah Rangga dengan kedua tanganku, mendekat kan wajahnya di wajahku
Dengan wajah yang meyakinkan Rangga melepaskan kedua tangannya, disaat bibir kami akan bertemu..
"Aku mandi dulu"ucapku yang mendorongnya di kasur dan berlari menuju kamar mandi
"Sayang!!!!"teriak Rangga yang telah aku tipu. Wajahnya yang kesal begitu memuaskan ku, akhirnya aku bisa membalaskan dendam bintik merah yang aku dapatkan pada saat di rumah mama.
Rangga tidak percaya akan apa yang kulakukan padanya."hah,aku dipermainkan oleh istriku sendiri, tunggu saja malam ini"
Beberapa menit setelah aku membersihkan diri, terlihat wajah Rangga yang sedang mempersiapkan diri pergi ke kantor.
Aku segera menarik nya menuju ke hadapanku, mencoba mengambil alih pekerjaan nya setiap pagi, yaitu memasang dasi.
"Muka nya kok sebel gitu liatin aku?"tanya ku sedang memasang kan dasi nya.
"Huhh,hari ini adalah hari yang menyiksa buatku"keluh Rangga memalingkan pandangan nya dariku.
Sepertinya dia marah padaku karena belum mendapatkan jatah pagi tadi. "anak manja ini ngambek lagi ya"ujarku.
Sepertinya sepanjang hari wajahnya akan murung jika aku tidak memberikan penawar nya
Cup
"Udah cukup gak?"tanyaku mengecup bibirnya.
Wajah yang begitu kesal kini berubah menjadi senyuman, kini pandang Rangga menuju ke arahku"belum cukup"jawab Rangga membalas kecupanku dengan ciuman yang sangat dalam
Mmm..
"Sayang"
"Rangga"
"Cukup, kamu mau aku mati ya"ucapku dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Ini semua karena kamu yang selalu menggoda ku"kata Rangga.
"Rangga kalau kamu lanjutin lagi,kamu pasti akan lambat ke kantor"ucapku.
"Iya,aku tahu kok. Lagian kalau di lanjutkan sepertinya aku akan kehilangan kendali"bisik Rangga.
"Kita sarapan dulu, mama sama papa kayaknya nungguin di bawah"ajak ku pada Rangga.
Dia hanya mengangguk menuruti ku sambil membawaku ke bawah.
"Selamat pagi anak mama yang cantik"sapa mama padaku dengan senyuman.
"Pagi mah"balasku.
"Aku gak di sapa mah?"tanya Rangga pada ibunya
"Gak ada waktu untuk menyapa kamu"jawab papa cemburu.
"Rasanya aku seperti anak tiri di rumah ini"keluh Rangga pada ibunya.
"Kan ada aku"ucapku menatapnya.
"baiknya istriku"puji Rangga memperlihatkan nya pada papa.
Sarapan dengan keluarga baru seperti memulai perjalanan masih sangat asing buatku, untung saja semua orang yang berada di rumah ini begitu ramah dan sangat menyayangi ku, ini semua membuatku lebih cepat menyesuaikan diri di rumah ini.
Di sela sela sarapan, papa dan mama meninggalkan kami berdua, ada urusan yang harus segera mereka laksanakan pagi ini jadi kami hanya sarapan berdua saja.
"Sayang, aaaaa"panggil Rangga mau menyuapiku dihadapan para pembantu di rumahnya.
Tentu saja aku menerima suapan itu dengan senang hati. Rangga yang terus menerus menatapku dengan tatapan menggodanya itu.
"Sayang kalau aku tersedak makanan, itu semua salah kamu"pikirku
Dia tertawa melihatku tersipu malu,"sayang kamu itu gemesin banget"kata Rangga mencubit pipiku dengan lembut.
Ddrrttt dddrrrttt ddrrrttt
"Halo selamat pagi profesor Darwin"
"Ran, ada yang ingin kami diskusikan mengenai berkas berkas kelulusan mu. Kami menunggu kamu di kampus hari ini"pesan Profesor Darwin padaku.
"Baik prof, saya akan datang"jawabku.
"Ada apa sayang?"tanya Rangga.
"Ada sesuatu yang harus aku diskusikan dengan Profesor hari ini"jawab ku
"Kalau begitu kita barengan aja yuk"tawar Rangga.
"Kalau gitu aku siap siap dulu"
Aku bergegas menuju kamar mengambil tas dan barang barang yang dibutuhkan saat di kampus.
Tit titt...
Bunyi klakson mobil Rangga yang sudah berada di depan menungguku.
"Sepertinya profesor Darwin sangat berharap aku melanjutkan pendidikan ku"pikirku yang sudah berada dalam mobil bersama Rangga.
"Bagaimana jika aku menolak"kata Rangga.
"Maksudnya?"tanyaku bingung.
"Aku tidak ingin kamu meninggalkanku lagi, aku tidak ingin banyak pria mengelilingi kamu"keluh Rangga memegang tanganku.
"Ternyata suami ku yang tampan ini posesif banget ya"ucapku merasa bahagia mendengarnya.
"Pokoknya jaga jarak kalau bertemu dengan teman temanmu, terutama sama laki-laki mesum"pesan Rangga sangat over thinking.
Cup
"Iya sayang, aku pergi dulu ya"ucapku keluar mobil karena sudah berada di kampus.
"Ini bahkan sudah akut, aku bahkan tidak tenang dia bersama profesor nya"pikir Rangga tidak tahan berpisah denganku.
Share this novel