Ketika aku masuk menuju ruang profesor Darwin ada beberapa mahasiswa berprestasi seperti ku yang berada di ruangan itu.
"Baiklah, tanpa membuang banyak waktu saya ingin menyampaikan kepada kalian kalau kami akan membantu melanjutkan studi di universitas yang kalian inginkan sebagai hadiah dan apresiasi yang kalian dapatkan di kampus ini, juga akan mendapatkan Beasiswa di universitas tempat kalian nanti"ucap profesor Darwin.
Para mahasiswa yang mendengar penjelasan dari profesor Darwin sangat bahagia hingga mereka pun segera menandatangani kontrak yang telah disediakan. Rata-rata dari mereka memilih universitas yang sangat terkenal di dunia seperti Stanford university, Oxford university, Harvard university, The Imperial college of Science dan masih banyak lagi. Tentu saja aku sangat bahagia mendengarnya tapi aku harus memberitahu suamiku terlebih dahulu juga meminta pendapatnya.
Impianku adalah menjadi seorang Diploma dimana aku bekerja keras mempelajari bahasa intenasional juga tugas dan peran sebagai seorang diploma.
"Bukankah ini berita yang sangat membahagiakan untukmu, kenapa kamu tidak menandatangani berkas ini Ran?"tanya profesor Darwin berharap.
"Sebenarnya saya baru saja menikah prof dan saya harus memberitahu keluarga dan suamiku tentunya"jawabku.
"Sudah pasti semua keluarga mu sangat bahagia mendengar kabar ini, apalagi suamimu dia pasti sangat bangga mendapatkan istri yang sangat cerdas dan berprestasi seperti mu, dia pasti akan mendukungmu. Apa lagi yang kamu ragukan?"pikir profesor Darwin
"Sebenarnya aku sangat mengharapkan ini profesor, karena ini semua adalah bagian dari mimpiku suamiku pasti akan mendukung semua keputusan ku"jawabku percaya pada Rangga
"Kalau begitu, saya akan menunggu kabar baik dari kamu Ran"pinta profesor Darwin.
"Terimakasih profesor".
Sepanjang perjalanan aku membayangkan betapa bahagianya bisa melanjutkan studi di universitas yang menjadi impianku.
Sepertinya ini kabar yang sangat membahagiakan bagiku juga bagi mereka yang berada di rumah.
"Ran?"panggil kak Rizki berada dibelakang ku.
"Kak Rizki, long time no see"sapa ku padanya.
"Kamu sehat kan? bagaimana kabar ibumu?"tanya kak Rizki merasa khawatir pada keluarga ku.
"Semuanya sehat wal afiat kak"jawabku ramah.
"Selamat ya atas hadiah juga apresiasi yang diberikan kepadamu"ucap kak Rizki padaku.
"Kak Rizki tahu dari mana kabar itu?"tanyaku penasaran.
"Siapa sih yang tidak kenal mahasiswa yang cerdas dan sangat cantik seperti kamu"jawab Kak Rizki merayuku.
"Kak Rizki bisa aja. Mmm btw kak Rizki mau ngajar ya?"pikirku melihatnya memakai Ransel dan membawa buku di tangannya.
"Iya, aku mau ngajar di kelas umum, mau ikut gak?"tawar kak Rizki.
"Mau banget kak!, sekalian nambah ilmu juga"jawabku sangat semangat bersamanya menuju ruangan lab bahasa.
Aku tersentak melihat begitu banyak mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini, hampir semua kursi dipenuhi oleh mahasiswa dan mayoritas nya adalah kaum hawa sangat tergila-gila dengan ketampanan Kak Rizki yang seperti idol korea.
Mereka semua bertanya-tanya akan kedatanganku bersama dosen favorit mereka.
"Bukankah itu Ran Tania dari HI yang baru saja menyelesaikan studi nya di sini?"tanya salah satu mahasiswa di ruangan itu.
"Ternyata dia sangat cantik, aku sangat iri melihat mereka berdua. Mereka sangat cocok"kata para mahasiswa itu.
"Sepertinya aku yang menjadi ikon di kelas kak Rizki"pikirku melihatnya.
"Tidak masalah buatku, pilihlah tempat yang kamu sukai"jawab kak Rizki memulai kelasnya.
Aku mengitari kelas itu, mencari bangku kosong untuk ku tempati nanti "kak!, duduk di sini saja"panggil salah satu mahasiswa cantik di depanku.
"Terimakasih"ucapku pada mereka.
Selama pelajaran aku baru menyadari satu hal, ternyata seorang pria yang mengajar itu sangat keren, aura ketampanan mereka naik dua kali lipat. Pantas saja gadis gadis ini terpikat pada orang itu.
"Mmm, ada apa ya?"tanyaku tersenyum pada gadis gadis yang sedang menatapku. Tatapan yang mereka tampakkan padaku bukanlah rasa benci tapi rasa kagum. Aku hanya merasa malu dan canggung pada gadis gadis ini.
"Kakak cantik banget"jawab gadis gadis itu.
"Kalian juga cantik dan manis"gombal ku mengedipkan mata pada mereka.
Mereka tersipu malu dengan gombalan ku, hingga membuat orang orang di sekitar kami terganggu.
"Sepertinya kalian lebih fokus pada wanita yang datang bersamaku daripada materi yang baru saja ku jelaskan"ucap kak Rizki sedikit kesal.
Mereka semua terdiam tak berkutik setelah mendengar ucapan kak Rizki.
"Sorry"ucapku memberikan kode padanya.
"Demi kedamaian kelas ini, sepertinya aku harus memperkenalkan dia"kata kak Rizki memanggilku menuju ke arahnya.
Semua mata mengarah kepadaku, tentu saja aku harus percaya diri berdiri di hadapan mereka.
"Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Perkenalkan saya Ran Tania dari program studi Hubungan Internasional. Salam kenal" Aku memperkenalkan diri dihadapan mereka semua dengan ramah.
Sepertinya mereka terkena heart attack dariku, bagaimana tidak wajah mereka yang berubah seperti buah peach yang pink.
"Umur kak Ran berapa?"tanya mereka.
"Mmm, sepertinya 23"jawabku
"Kak Ran sudah punya pacar?"tanya mereka yang penasaran pada hal pribadi.
Aku tersenyum sambil melihat kak Rizki yang berada di samping ku.
"Sudah"jawabku.
"Kak Ran skincare nya apa?"
"Kak Ran kok cantik banget"
Aku di serang pertanyaan bertubi-tubi dari para mahasiswa itu
"Pertanyaan nya sudah cukup!, tidak ada satupun pertanyaan yang bisa kalian jadikan pelajaran. Seharusnya ini adalah kesempatan emas bagi kalian bisa bertemu dengan mahasiswa kebanggaan kampus ini"oceh kak Rizki.
Aku hanya tersenyum dengan perasaan bersalah sudah mengikuti kelas ini, aku tidak menyangka seseorang yang begitu ramah menjadi sangat fokus dan tegas ketika berada pada pekerjaan nya.
Kelas pun berlangsung sesuai yang diharapkan.
"Kak Rizki hebat banget tadi di kelas, bagaimana bisa kak Rizki bisa menguasai kelas yang begitu banyak mahasiswa di dalamnya. Seketika mereka dengan cepat memahami penjelasan tadi, aku tercengang banget"puji ku padanya saat kami mengitari koridor kampus.
"Karena jam terbang yang padat, juga mengajar adalah sesuatu yang sangat aku sukai semua itu berjalan dengan baik dan aku bahagia melakukannya"jawab kak Rizki.
"Wah, sepertinya aku harus belajar banyak dari kak Rizki"pikirku dalam hati.
Pria ini sangat mengagumkan, sudah pasti banyak wanita yang berjejer ingin memilikinya. Tampan,baik hati, lembut, pengusaha dan penyayang semua wanita pasti luluh sama dia.
"Setelah ini kamu mau ke mana?"tanya kak Rizki yang sudah berada di depan ruangan nya.
"Aku mau ke kantin, kayaknya Vina udah nungguin aku di sana"jawabku.
Kami berpisah menuju tujuan kami masing masing, sepanjang perjalanan aku memikirkan kata kata yang kak Rizki ucapkan"jika kamu melakukan apa yang kamu sukai, kamu akan bahagia menjalaninya"
Aku berfikir apakah aku harus melanjutkan mimpiku atau aku harus melepaskan semua itu demi orang yang aku cintai?
"Ran!"panggil Vina yang melihat ku sedang menghayal sepanjang perjalanan. "Are you okay?"tanya Vina khawatir.
"Hah? Oh, i'm okay"jawabku yang baru saja tersadar
"Mbak, saya pesan bakso 2, sama es teh, bakso nya yang pedes ya mba"kata Vina memesan makana pada ibu pelayan kantin.
"Ada perlu apa Vin?"tanyaku merasa di membutuhkan sesuatu.
"Ran, bantuin aku masuk ke perusahaan suami kamu"bujuk Vina maksa.
"Hidih, giliran butuh maksa. Sorry aku gak bisa"jawabku mempermainkan Vina.
"Lah! Kok gitu sih Ran. Kita kan best friend forever, masa kamu gak mau bantuin aku"kata Vina merengek.
"Aku bantuin kamu, tapi ada syaratnya"jawabku.
"Serius? Aku terima semua syarat kamu meskipun kamu belum mengatakan syaratnya Ran"kata Vina sangat berharap untuk bekerja di perusahaan Rangga.
Saat ini sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang kita miliki apalagi ketika kita tidak mempunyai kualifikasi juga tidak mempunyai pengalaman, otomatis kita akan dilengserkan dari pekerjaan itu.
"Syaratnya.... Jangan bikin aku malu di depan papa dan Rangga, aku tahu kamu orang yang cerdas dan kompeten Vin jangan mengecewakan aku telah memilihmu"pintaku pada Vina
"Iya, aku gak akan mengecewakan kamu Ran"jawab Vina.
Ddrrtt ddrrttt ddrrttt
Handphone ku berdering..
"Halo Rangga?"
"Kok Rangga sih, sayang dong" keluh Rangga
"Aku lagi di tempat umum, malu panggil kayak gitu"jawabku pelan.
"Kamu gak lupa kan?"
"Lupa apa?"
"Percakapan kita semalam sayang"kata Rangga mengingatkan
"Iya"jawabku
"Kalau gitu aku jemput ya"tawar Rangga.
"Gak usah, kamu kan sibuk. Aku sama Vina saja"jawabku lembut.
"Kamu hati-hati ya sayang"pesan Rangga.
"Iya sayang"jawabku pelan.
Share this novel