39 Kecelakaan

Romance Series 7177

Plak!!

Tamparan keras mengenai pipi Jordan saat Fiona masuk ke ruangannya. Mata tajamnya terlihat sangat jelas memancarkan amarah pada lelaki yang tidak tahu apa-apa.

Tep,

"Emphhh!"

Bukannya membalas saat Fiona ingin melakukannya lagi, tapi dia menarik tangan kecil itu sampai tubuh mereka bertabrakan. Jordan memberikan kecupan singkat di bibirnya dengan santai.

Hendry juga tidak mampu membayangkan kejadian tadi. Seharusnya dia menghalangi Fiona tapi entah mengapa dia diam terpaku saat sorot mata tajam mengarah padanya.

"Apa yang telah kamu perbuat pada adikku Jordan! Saat ini dia sedang berada di ruang operasi!"

Ucap Fiona sangat marah, Natalia mengalami kecelakaan mobil sampai dia harus segera dilarikan ke rumah sakit demi keselamatan janinnya.

"Aku sudah mengatakan padamu! Jangan pernah menyentuh keluarga ku!"

"Aku selalu menepati janji Ana" jawab Jordan dengan sikapnya yang hangat

"Lalu apa kamu akan mengatakan kalau kecelakaan ini bukan ulahmu?"

"Menyentuh adikmu saja aku merasa jijik. Mungkin itu sudah mampu menjawab pertanyaan mu"

"Jordan!"

"Tolong jangan terlalu emosi nona Fiona, saya akan mencari tahu penyebab kecelakaan adik anda" ucap Hendry langsung mengambil alih. Suara Fiona semakin naik, dia tidak ingin ada karyawan lain yang mendengar Jordan sedang diteriaki oleh seorang wanita yang pemberani tanpa rasa takut.

"Baiklah. Kalau sampai kamu adalah dalang dari kecelakaan adikku, jangan harap kontrak kita akan berlanjut!"

Air mata berderai menunggu di depan pintu operasi, saat ini orang tua Natalia sangat terpukul akan kecelakaan yang menimpa nya, operasi dilakukan untuk bayi yang berada dalam perutnya meskipun belum genap sembilan bulan.

Mau tidak mau mereka harus melakukan tindakan langsung demi keselamatan bayi dan ibu. Kecelakaan mobil itu tidak terlalu parah namun karena Natalia adalah seorang wanita hamil otomatis janinnya mengalami penurunan detak jantung akibat benturan keras di perutnya.

"Bagaimana anak saya dokter?" Tanya Tamara penuh perhatian

"Anak anda baik-baik saja, tapi kami menghawatirkan bayi yang kini berada di dalam inkubator karena belum mencukupi umur 9 bulan"

Sedikit lega mendengar Natalia baik-baik saja, tapi bayinya kini dalam masa kritis di ruangan khusus.

Beberapa menit kemudian Pandu datang dengan raut wajah yang pucat, kali ini dalam pandangan Fiona dia tidaklah cemas melainkan rasa takut karena telah melakukan suatu kesalahan.

"Tante, bagaimana kondisi Natalia dan bayinya?" Tanya pandu dengan serius

"Natalia baik-baik saja, tapi bayinya saat ini sangat kritis" jawab Fiona karena melihat Tamara amat terpukul dalam lamunannya.

"Ayah, mama, kalian istirahat dulu di ruang VVIP. Natalia sebentar lagi akan segera dipindahkan ke sana. Fiona akan memesan makanan" pesan Fiona meninggalkan tempat itu bersama dengan Pandu yang mengekornya dari belakang.

"Apa yang terjadi pada adikku?" Tanya Fiona saat melihat situasi sudah aman.

"Maafkan aku Ana, sepertinya dia menemukan hasil DNA janin itu di ruangan ku. Kami berdua bertengkar saat dia mencoba menjelaskan bahwa janin itu adalah anakku. Lalu aku diam saja saat menanyakan siapa yang telah melakukan tes itu diam-diam. Sepertinya dia mencurigai dirimu yang melakukannya, dia berniat ingin menemui mu sampai akhirnya dia tidak terkendali dan menabrak sebuah mobil. Aku mengikutinya dari belakang mencoba untuk membujuknya tapi dia tidak mendengarkan aku lalu melaju dengan cepat"

"Kenapa tidak kamu buang saja kertas itu, pasti saat ini dia sangat terpukul"

"Aku menyesal Ana, kalau seandainya dia tidak menggeledah ruangan ku, pasti ini tidak akan terjadi"

"Sepertinya ada seseorang yang memberi tahu kepada dia mengenai tes DNA itu" pikir Fiona mencoba menyelidiki

"Aku tidak tahu apakah ini akal bulus Natalia untuk mencari perhatian ku atau Sepertinya ada orang yang ingin melukai Natalia dengan cara ini"

"Untuk saat ini, juga jangan dulu beri tahu keadaan anaknya, juga tolong temani Natalia agar keadaan nya tidak memburuk"

"Aku akan menjaganya sampai kondisinya pulih"

Hal yang membuat Fiona kagum pada Pandu adalah sikap tanggung jawabnya yang begitu besar, apalagi dia tidak pernah menyerah pada suatu hal yang baginya harus diperjuangkan

Beberapa jam mereka menunggu Natalia pulih dengan cepat, Pandu dengan rasa bersalahnya menunggu di sebelah terbaring nya Natalia.

Tiba-tiba seseorang datang bersama asisten nya, pemilik rumah sakit elit dengan sebuah buket bunga besar. Ada juga makanan beserta buah yang beragam di sana.

Semuanya terkejut kedatangan Jordan, baik kepala rumah sakit ikut menemani dan semua para dokter VVIP mengekori di luar ruangan.

Fiona memasang wajah marah saat Jordan tiba dengan senyuman bahagia, seolah terjadi hal bahagia di ruangan itu.

"Selamat atas kelahiran penerus keluarga Nugroho, saya turut berbahagia" ucapnya

Nugroho dan Tamara tidak berkutik karena mereka datang dengan banyak hadiah juga para dokter dan suster yang menemani.

Fiona menyadari kalau Pandu kini sudah berada di sampingnya mencoba untuk melindungi dengan tegas. "Tidak perlu melakukan ini, aku bisa menghadapinya" bisik Fiona dengan lembut

Jordan tersenyum miring, "rupanya, ada yang bersama lagi siang ini" ujarnya langsung berjalan mendekati Fiona

"Malam ini harus bersamaku" bisiknya dengan senyuman menggoda. Tangan kekar itu mengelus kepala Fiona seperti anak kecil.

"Jangan menyentuhnya!" Peringat Pandu menggenggam tangan Jordan

"Dia bebas bersama dengan siapapun, kecuali kamu" jawabnya dengan tenang

"Pandu, biarkan saja dia" ucap Fiona dengan lembut sembari menarik tangannya kembali.

Lalu Fiona menatap nya dengan dingin "Aku tidak bisa kali ini. Tuan Alexander kan tahu kalau saat ini saya sedang menjaga kerabat" jawabnya dengan tenang"

Tiba-tiba seorang wanita masuk dengan bebasnya "tuan Alexa? Kenapa tidak langsung ke ruangan ku?" Tanya Stefany dengan santai.

Orang-orang di sana terlihat sangat terkejut ketika Stefany mampu memanggil nama Jordan dengan santai. Terlihat kalau keduanya sudah dekat

"Apakah ada yang perlu kita bahas?" Tanyanya

"Sepertinya ada, aku menunggu mu di ruangan ku" bisiknya dengan senyuman menempel di dada Jordan.

Melihat raut wajah Fiona sama sekali tidak menunjukkan sedikit rasa kesal akan kehadiran Stefany. Seakan acuh tak acuh terhadap Jordan

Sret

Jordan merespon dengan senyuman, merangkul pinggang Stefany dengan gagahnya. "Sepertinya banyak hal yang perlu kita bahas" jawab Jordan langsung pergi meninggalkan ruangan itu tanpa menoleh sedikitpun dari Fiona.

Tiba di saat suasana sudah kembali kondusif, Natalia siuman meskipun tidak ada gairah ataupun semangat saat kedua matanya terbuka.

Satu hal yang membuatnya langsung memasang wajah datar dan benci, yaitu Fiona. Pandu segera menghampiri dan memeriksa keadaannya.

"Apa yang kamu lakukan di sini!?" Tanya Natalia melirik Fiona yang berada di sofa

Sudah jelas dia diam, tidak ingin merusak suasana hingga akhirnya Fiona undur diri

"Syukurlah kalau kamu sudah siuman. Ayah, Ana akan berada di rumah selama beberapa hari" ucapnya berlalu pergi meninggalkan mereka di sana.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience