Saat Hendry menyelesaikan beberapa tugas yang diberikan oleh Jordan, dengan segera dia mengirim lalu langsung mendapatkan panggilan dari seorang lelaki yang selalu menanyakan kondisi wanita yang terbaring koma di kamarnya.
“master”
“bagaimana kondisinya?” tanya Jordan sudah menyelesaikan kegiatannya di malam yang sangat larut. Kini dia berada di mansion pusat kota tempat tinggalnya
Terlihat raut wajah itu tidaklah bersemangat, seolah begitu banyak beban di pundaknya suasana dari seberang sana sangat mencekam sampai ke Hendry.
“saya akan mengeceknya master” jawab Hendry menuju ke kamar, sepertinya mood seorang master sedang dalam kegelapan malam ini.
Kening Jordan berkerut mendengar jawaban Hendry yang menganggap mudah seolah tidak peduli pada wanita dalam kamarnya
Dua pengawal berjaga di depan pintu kamar “ada laporan?” tanya Hendry pada keduanya.
“tidak ada tuan! Semua aman!” jawab keduanya kembali pada posisi. Hendry mengangguk bersama dengan Jordan yang hanya bisa mendengar melalui telepon genggamnya.
Klek!
Kening Hendry berkerut, “apa kalian yang menguncinya?” tanya Hendry tidak bisa membuka pintu kamar
“kami tidak menguncinya tuan!” jawab keduanya dengan tegas.
“kunci cadangan!” teriak Hendry merasa ada yang tidak beres.
Pintu raksasa itu mustahil untuk di dobrak, sepertinya seseorang menguncinya dari dalam.
“ini tuan” keduanya tiba dengan cepat.
Klek!
Hendy melihat sekeliling, mencari di setiap ruang kamar itu, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Fiona.
“master...” baru saja Hendry ingin memberitahu, panggilan itu langsung di matikan oleh Jordan.
Hendry menghidupkan sinyal merah yang membuat semua penjaga dan orang-orang yang berada di kastil itu segera berkumpul menghampirinya.
“cari dia sampai ketemu, bunuh orang-orang yang tidak memiliki identitas selama pencarian. Tapi ingat! Jangan menyentuhnya, langsung beritahu tempat kalian menemukannya” perintah Hendry langsung membuat mereka mengambil semua alat yang sudah di sediakan.
Para pengawal yang sudah terlatih masuk ke dalam hutan dengan senjata lengkap, ada yang menggunakan kapal untuk mencari sekeliling pantai juga beberapa motor laut yang berpatroli mencari di sekeliling pantai.
Pulau pribadi ini memang sangat luas dan dikelilingi oleh hutan belantara juga tempat para pengawal profesional melakukan pelatihan bertahan hidup seperti pendidikan militer. Apalagi hewan buas masih berkeliaran bebas di hutan itu.
Jordan tiba membawa dua anjing peliharaannya. Kedua anjing itu bukanlah anjing biasa, seekor anjing pelacak juga anjing penyerang yang buas, apalagi kalau bukan Golden Retriever dan Rottweiler. Juga beberapa dokter khusus untuk merawat Fiona jikalau dia sampai di temukan oleh mereka lebih dulu sebelum hewan buas yang berada di hutan.
Beberapa pengawal menemani Hendry menunggu informasi dari mereka, hingga akhirnya Jordan berada di ruang utama dengan perasaan sangat marah
Sorot mata tajam itu seketika membuat keheningan ketika kakinya melangkah masuk ke dalam kastil.
“master...”
Bugh!
Hendry langsung mendapatkan tonjokan hebat di pipi kanannya sampai membuatnya terlempar jauh hingga terbentur di dinding. Wajah Jordan menatap Hendry dengan tajam, hanya dengan satu tangan saja sudah bisa mematahkan leher yang digenggamnya
“jangan melihatnya dengan sebelah mata Hendry! Dia sangat berarti bagiku!” ucapnya dengan dingin
Jordan tanpa peduli orang-orang yang memerhatikan. Kerah baju Hendry di tarik habis oleh emosinya. Untung saja dia tidak memerintahkan kedua anjing nya untuk menyerang, sudah pasti Hendry akan mati oleh peliharaannya. Baru kali ini mereka semua melihat Jordan yang dingin dan bicara secukupnya kini lepas kendali akan dirinya
Entah bagaimana saat situasi yang sangat menakutkan pun Jordan selalu saja dengan reaksi yang sama, yaitu menghadapi nya dengan santai tanpa harus menunjukkan emosi nya, tapi kali ini berbeda, kalau menyangkut Fiona, dia tidak bisa sabar bahkan mengendalikan emosinya.
“Anda meninggalkan pekerjaan yang sangat penting master”
Bugh!
Hendry kembali mendapatkan pukulan di pipi sebelahnya. Para pengawal yang melihat tidak berani menghentikan keduanya. Mata Jordan sudah menyipit dengan buas ingin memberikan pelajaran kepada bawahannya
“Master! Hendry! Sebaiknya kita harus segera menemukannya sebelum terjadi sesuatu yang tidak di inginkan” tutur seorang wanita tua berani menyela dua orang yang sangat di takuti oleh semuanya.
Mendengar hal itu, keduanya langsung berhenti. “Alpha, Sky” panggil Jordan membuat kedua anjing itu berlari menghampirinya.
“let’s go”
Kedua anjing itu berlari kencang setelah Jordan memberikan salah satu pakaian Fiona, sepertinya mereka sudah menemukan keberadaan nya dengan cepat. Jordan yang juga ikut berlari, beberapa pengawal pun terheran-heran melihat Jordan tidak menyadari keberadaan mereka karena datang tiba-tiba.
Guk! Guk! Guk!
Kedua anjing itu bergonggong-gong mengitari Fiona yang terbaring tidak berdaya. Suara kedua anjing itu membuat semuanya datang menghampiri, termasuk kapal yang sudah bersandar bersama dengan beberapa motor laut.
“Ana...” panggil Jordan memeriksa detak nadi nya, nadi nya sangat lemah. Dia melihat sesuatu dalam genggaman Fiona. dia hanya bisa menghela nafas menahan amarah, bahkan di situasi seperti ini, dia selalu saja tidak bisa lebih cepat dari sebelumnya.
Beruntung mereka cepat menemukannya, kalau tidak pasti hewan buas di hutan ini sudah menerkam Fiona lebih dulu. Atau dia akan mengakhiri hidupnya karena tidak berdaya
Jordan segera menggendongnya ke kapal dengan kedua anjing yang setia menemani. Dia memangku dan memeluk erat Fiona sembari mengeluarkan kalimat penguatan untuk bertahan sebisa mungkin.
“good job guys” tutur Jordan memberikan snack pada kedua anjingnya yang sedang duduk di depannya. Seperti memberikan ucapan terimakasih karena sudah bekerjasama dengan baik
“sekarang tugas kalian adalah menjaga dia” ucapnya pada kedua anjing yang hanya melihat dengan patuh.
Fiona kembali mendapatkan perawatan intensif di kamarnya. Para dokter segera melakukan tugas mereka dengan cepat, sementara Jordan tidak bisa diam di luar menunggu dengan cemas. Bahkan Hendry pun tidak lagi berani mencari masalah.
“bagaimana dok?”
“dia tidak akan bisa berjalan kalau hal ini terulang lagi. Kondisi kakinya sangat parah, dia wanita yang sangat gigih. Untuk saat ini kondisi psikisnya yang perlu diperhatikan. Jangan biarkan dia melakukan hal yang akan melukai dirinya lagi” tutur beberapa dokter memberikan penjelasan
“sepertinya dia masih berpikir kalau saat ini dia masih seorang tawanan, jadi dia memilih untuk kabur meninggalkan tempat ini” pikir Hendry membuat Jordan memiliki kesimpulan yang sama.
“tapi bagaimana dia berpikir demikian?”
“sepertinya...” mata Jordan membulat penasaran dengan kalimat Hendry selanjutnya.
“dia mendengar saya memerintahkan para pengawal untuk membunuh mereka” tutur Hendry dengan gugup, sepertinya dia akan mendapatkan tonjokan lagi dari sang master
“bagaimana bisa kamu sangat teledor dalam hal ini Hendry!” ucap Jordan hanya bisa menghela nafas panjang menahan rasa kesalnya.
"Maaf master" wajahnya memerah padam dalam ketakutan.
"Aku tidak ingin menerima kesalahan lagi"
"Baik master"
“master tahu kan kalau hubungan ini tidak saling menguntungkan, malah akan melukai keduanya, terutama nona Fiona” ujar Hendry mencemaskan apa yang akan terjadi ke depannya, khususnya masa depan seorang wanita polos yang sudah terlibat dalam kasus ini
Jordan dari awal sudah tahu akhir akan hubungan ini, tapi perasaannya semakin dalam sampai melupakan semua akibat yang akan terjadi nanti
Seperti biasa respon Jordan hanya memasang wajah yang santai bila menghadapi masalah dan siapapun di dunia ini tidak ada yang mampu menebak apa yang ada ada di benak lelaki yang paling ditakutkan di dunia bawah.
Jangan lupa meninggalkan jejak
Share this novel
semoga Fiona cepat sembuh