EPILOG

Romance Series 7177

PROLOG

Kamu datang padaku mencari kesempurnaan,
tapi kamu lupa kalau kesempurnaan itu hanya milik penguasa semesta

Cinta seperti apa yang kau inginkan?
Perasaan seperti apa yang harus aku berikan?
Aku saja tak pernah mengerti arti cinta sesungguhnya.
Apa aku pantas mendapatkan cinta?

Luka itu hadir hingga aku sendiri tak sanggup merasakannya lagi. Berharap pada manusia adalah kebodohan yang nyata tapi tetap saja kebodohan itu terulang bahkan berulang. Menghentikannya? Karena sesungguhnya janji hanya sekedar kata penenang bagi yang mengharapkan. Sadarkan hati ini kalau jarakku dengan sang semesta semakin jauh, bahkan hadir-Nya ada saat aku menyesali semuanya. Bayangkan berapa banyak luka yang di hadapi dengan orang yang berbeda tapi tempat bersandar dan berkeluh kesah masih tetap sama, yaitu hanya pada-Nya.
Hingga aku memutuskan untuk menjadi manusia kuat, mandiri dan mencoba baik-baik saja di hadapan mereka yang mengharapkan diriku tetap ada. Keluarga yang sempurna tampak sangat bahagia, tapi ada hal tersembunyi yang tak pernah di sadari. Aku berusaha menjalani semuanya berharap akan ada penyelesaian dari semua ini. Tapi tetap saja, kadang rencana berjalan tidak sesuai yang di harapkan, semuanya makin sulit tapi hatiku selalu di kuatkan, pada akhirnya aku memilih untuk mengakhiri dan meninggalkan semuanya tanpa ada yang ter sakiti.
Awal yang baru, berharap menjadi manusia baru tapi tetap saja masa lalu menghantui dan melekat pada diri sampai membuatku hilang harapan pada manusia. Cukup berhenti sampai di sini saja. Lelahku memperjuangkan diri sendiri tapi kenyataannya hati tak baik-baik saja. Nafasku sesak, semuanya bergetar menahan emosi yang tidak bisa di luapkan. Ingin ku teriak untuk menenangkan diri tapi apakah semuanya akan selesai? Tidak, ketenangan itu hanya sementara, sedangkan aku menginginkan selamanya. Dan pada akhirnya kembali pada lembaran lusuh yang terisi dan berlanjut sampai saat ini.
Sakit? Tak sanggup? Nyatanya aku masih bisa tersenyum baik-baik saja. Semua kenangan indah perlahan pudar dalam ingatanku, hanya tekanan yang kini terasa hingga semuanya menjadi hilang rasa dan hampa. Duniaku kini kosong tak berarah, seolah tampak biasa-biasa saja. Hati ini semakin remuk, tidak juga menemukan jawabannya. Aku semakin membenci diri ini, membenci semua yang ada pada diriku. Aku benci diriku sendiri!
Solah dunia menginginkanku
untuk mengakhiri
tapi langit tidak menerimaku

sakit...
semua ini menyakitkan
selalu berdalih seolah semua dalam kendali
akhir seperti apa yang kau inginkan?
Sungguh, aku tak baik-baik saja

Teriakan bergema di kepalaku, sesak menarikku semakin dalam, pandanganku tak seluas lautan lagi, aku semakin dekat dengan akhir, yaitu menyerah. Bukankah rumah tempatku bersandar? Tapi tempat itu semakin sesak bagiku.

Please help me!

Apa perjuanganku sampai di sini saja? Tidak! Aku ingin hidup! Benar-benar hidup! Benar-benar ada! Tapi semua tak pernah ada untukku. Siapa lagi yang bisa membantuku kecuali diriku sendiri. Berjalan tiada yang memapah, bangkit tiada yang mendukung, lalu semua ini untuk apa? Duniaku hanya permainan? Atau sebuah hiburan?

Sakit? Ya! Ini duniaku!
Lelah? Ya! Tapi bukan waktunya
Masih ada malaikat tak bersayap menunggumu di luar sana

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience