"Itu semua tidak akan terjadi nyonya"

"Aku merasa cemas jika Fiona bersamamu"

"Aku akan menjaganya, bahkan jika nyawaku sebagai taruhannya"

"Bukan kamu, tapi musuh mu. Dan bagaimana dengan dunia bawah?"

"Tenang saja nyonya..."

"Tidak! Fiona harus tetap bersamaku"

Hari-hari berjalan, tidak terasa sudah tiga bulan, semua kini kembali ke tempat semula. Setelah Fiona melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, dia kembali bekerja di rumah sakit medical center dan bertugas di ruangan VVIP.

Seolah tidak terjadi apa-apa, kabar yang menggemparkan orang-orang mengenai kematian Fiona kini sirna karena kehadiran nya melalui berita dan informasi terbaru yang mereka dapatkan. Fiona yang acuh tak acuh di lingkungan para dokter kini lebih hangat dan sudah beradaptasi dengan lingkungan nya. Apalagi salah satu sahabat nya kini sudah bekerja di unit yang sama dengannya.

Fiona semakin cantik dengan penampilan nya yang baru, cucu satu-satunya keluarga bangsawan dari keluarga Elizabeth tentu saja kemewahan adalah hal biasa baginya. Tapi itu semua tidak membuat nya angkuh dan sombong akan kedudukan keluarga nya, dia semakin menunjukkan jadi diri seorang bangsawan yang sesungguhnya, anggun dan elegan.

Dia kini bertemu dengan para keluarga bangsawan lainnya, itu semua tidak lepas dari rencana sang nenek yang ingin cucu kesayangannya menjadi wanita sosialita demi memikat para lelaki agar dia bisa mengatur perjodohannya.

Sampai saat ini Jordan sama sekali belum mendapatkan restu dari Elizabeth, bahkan Fiona kini tinggal di kediaman sang nenek dengan penjagaan yang sangat ketat dan para pengawal yang selalu siap siaga.

Nyonya Elizabeth sangat tahu akal bulus Jordan yang selalu berani dan nekat mendekati cucunya, sampai-sampai Jordan sendiri kesulitan untuk bertemu dengan Fiona apalagi anaknya.

Tapi itu semua tidak menghalangi kisah mereka

Srukkk

Serangan tangan seseorang masuk memeluk pinggang Fiona dari belakang. Agak terkejut tapi dia tahu kalau lelaki berani itu adalah Jordan.

"Aku merindukanmu" bisiknya dengan manja.

Jemari tangan Fiona mengaitkan rangkulannya. "Ada yang melihatmu masuk ke sini?" Tanyanya lembut

Jordan menggeleng, dia memasukkan kepalanya mencium leher Fiona. "Bagaimana jika ada orang yang masuk?"

"Katakan saja aku datang konsultasi" ucapnya tidak peduli

"Bagaimana bisa seorang Presdir Medical Center datang menemui dokter, harusnya sebaliknya" ujar Fiona

Lelaki tinggi itu menghela nafas panjang, Fiona sama sekali tidak peka akan sikap manja nya.

"Bagaimana hari mu?" Tanya Fiona memangku wajah memelas manja dihadapan nya

"Bagiku, semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat, tapi tidak dirimu. Aku kesulitan bertemu kekasih ku" keluh nya.

"Aku pikir nenek sudah luluh akan kesabaran mu selama ini"

"Kita akan bersama jika aku menang Ana"

"Tapi sayangnya aku harus kembali, jam kerja ku sudah selesai. sepertinya supir sudah menunggu di depan"

"Kamu sungguh kejam Ana"

Fiona tertawa, melihat raut wajah Jordan sangat frustasi dengan keadaan nya. Dia masih ingin bersama dengan kekasihnya tapi begitu banyak penjaga di sekelilingnya. Dan dia harus melewati cobaan berat ini demi mendapatkan Fiona kembali.

"Malam ini nenek akan pergi mengunjungi sahabatnya, sepertinya dia akan menginap di sana"

"Baiklah kalau begitu" Jordan paham dengan senyuman berseri nya.

Tok tok

"Dokter Fiona?"

Suara seorang lelaki terdengar dari luar. Seketika Fiona cemas, jangan sampai mereka ketahuan, lelaki di luar pasti supir neneknya yang menunggu sangat lama di parkiran.

Klek

"Dokter Fiona?" Panggil sang sopir masuk ke ruangan Fiona. Mata nya berkeliling mencari keberadaan nyonya muda mereka. Seorang wanita yang dijaga bagaikan burung di dalam sangkar emasnya.

Bug

"Syut!" Peringat Fiona yang berada di dalam ruang ganti.

"Dokter?"

"Ahh, tunggu sebentar, saya sedang mengganti pakaian"

"Cup. Aku tidak keberatan kalau kita ketahuan" bisik Jordan tepat di telinga Fiona.

"Maaf dokter saya lancang. Kalau begitu saya akan menunggu di luar"

"Oke pak"

"Kalau begitu, sampai jumpa nanti malam"