48 Berakhir

Romance Series 7177

"Ana" panggil seorang berjalan jauh menghampiri sampai ke ruangan Fiona.

"Ada apa dokter Pandu?" Tanya nya dengan profesional.

Keduanya baru saja melakukan operasi darurat hingga akhirnya berada di ruangan mereka masing-masing, yaitu bersebelahan.

"Apa kamu ada waktu sore ini? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"

"Apa itu hal yang penting?"

"Ya, mengenai ayahmu"

"Oke. aku akan pergi bersamamu"

Tidak berfikir panjang, sudah lama Fiona tidak mendengar kabar ayahnya semenjak tinggal bersama Jordan.

"Ke mana kita akan pergi?"

"Ke sebuah tempat yang kamu sukai"

"Pantai?"

"Ya"

Sudah lama, bahkan dia teringat pantai pasir putih pulau tak berpenghuni yang kini hanya menjadi kenangan. Apakah dia bisa kembali ke sana?

Tiba di sebuah pantai yang sangat indah, dipenuhi oleh para pengunjung yang datang liburan ataupun sekedar menikmati keindahan matahari tenggelam dari arah barat.

Sebuah resort terbaik, pemandangan pantai, hiburan bahkan penginapan yang berhadapan langsung dengan indahnya sunset

Fiona lebih banyak diam di mobil, dia hanya menjawab pertanyaan dari Pandu jika itu menurutnya penting, entah bagaimana perasaannya kini sedang cemas, tanpa memberitahu tempat dia berada saat ini sepertinya seseorang sedang mencarinya.

"Kenapa kamu lebih banyak merenung Ana? Apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Bagaimana kabar ayahku?"

"Ana, kamu sudah berubah"

"Bukankah kita datang ke tempat ini untuk membahas ayahku?"

"Tidak, itu hanya alasanku agar kamu mau ikut bersamaku"

"Kalau begitu aku harus kembali"

Tep

"Ana, ayahmu baik-baik saja. Dia menanyakan kabarmu. Dia menyuruh mu pulang"

"Katakan pada ayahku, aku baik-baik saja"

"Lalu, ada hal penting yang lagi yang ingin aku katakan"

Fiona menatap dalam diam

"Ayahmu sudah mengizinkan kita kembali bersama"

"Tapi tidak dengan ibumu, dia sangat membenciku Pandu. Kau juga sudah tahu kalau aku hanyalah anak yang mereka beri kehidupan"

"Aku sudah meyakinkan ibuku mengenai hal ini. Tidak ada lagi yang akan menghalangi cinta kita Ana"

"Aku tidak mau." Jawabnya

"Apa perasaan kita lenyap begitu saja?"

"Ya, bukankah sudah jelas. Meskipun hubungan kita sudah baik-baik saja saat ini, tapi bukan dalam hubungan asmara seperti dulu lagi"

Ddrrttt...

Ddrrttt..

Ddrrtt..

"Halo, Jordan?"

"Di mana?"

"Aku di rumah sakit"

"Aku jemput"

"Tidak perlu, aku menggantikan temanku untuk shift malam"

"Kalau begitu, aku tunggu di rumah"

"Oke"

Brakk!

"Apa yang kamu lakukan Pandu"

"Rupanya kamu sudah menyukai Jordan Alexander Smith, berapa harga yang harus aku bayar agar bisa bersama mu lagi?"

Plak!

"Pandu!"

"Kamu sudah tergila-gila pada lelaki sepertinya!"

"Bukan urusanmu!"

"Hahaha, hanya demi seorang lelaki kamu meninggalkan ayahmu yang sedang sakit!"

"Maksud mu?"

"Kamu begitu polos Ana, dia sudah memanfaatkan mu"

"Berhenti dengan semua omong kosong ini"

"Atau kamu sudah menyukainya?"

Fiona tidak bisa menjawab, dia juga mencerna kalimat itu pertentangan hatinya yang ragu akan perasaannya selama ini.

Tidak mendapatkan respon, tangan Fiona ditarik paksa memasuki sebuah penginapan yang dikelilingi oleh bunga dan tanaman yang sengaja di rawat sebagai bentuk estetika penginapan.

Klek

Mereka masuk ke dalam penginapan yang sederhana tapi sangat nyaman dengan situasi disekitar

Fiona tahu betul lelaki di hadapannya adalah seseorang yang baik, dia hanya mencoba untuk mengontrol emosinya.

"Apa hebatnya dia Ana? Aku juga bisa melakukan apapun untukmu"

Tidak ada lagi hal yang perlu dibanggakan dalam dirinya, jika kembali bersama justru membuat keadaan semakin sakit, pilihan terbaik adalah tetap seperti ini.

"Aku harus pergi Pandu"

"Tidak!"

Sruk

"Jangan mengharapkan sesuatu dariku Pandu, aku tidak punya apa-apa"

Fiona terlihat biasa saja meskipun dirinya sudah terperangkap dalam naungan Pandu di atas peristirahatan putih dengan selimutnya yang bersih

"Kamu masih milikku Ana. Selamanya"

Helaan nafas panjang bersama tatapan mata yang pilu semakin menekan keterpurukannya di bawah sana. Kedua tangan Fiona di pegang erat agar tidak melakukan pemberontakan. Dia tidak melawan melainkan menatap mata amarah lelaki di hadapannya.

"Lakukan. Lakukanlah Pandu. Bukankah ini yang kamu inginkan" tatapan kosongnya begitu jelas sampai Pandu begitu kesal karenanya

Ingin mengecup bibir basah yang menawan itu, Pandu sangat ingin menggigit, menjilat juga memasukkan segalanya di bibir kecilnya

Tiada hasrat sedikit pun, air mata Fiona sudah tidak bisa lagi di bendung. Pandu dengan ganasnya mengecup leher lembut Fiona karena mendapatkan penolakan atas ciumannya.

Trak!

Kancing kerah baju Fiona ditarik sampai semuanya terlepas. Jejak-jejak merah hampir memenuhi bagian tubuhnya yang tertutup, bekas gigitan yang memerah juga sangat nampak di pengelihatan lelaki yang terkejut sampai menghentikan penggempuran nya.

Terlebih di payudara yang bersih mulus itu sudah dicemari oleh gigitan juga bekas merah sampai mata itu terpaku melihatnya.

Fiona telah menghabiskan malam yang sangat panas bersama seorang pria, dan sudah pasti dia adalah Jordan.

"Jawab aku Fiona! Apa kamu sengaja menunjukkannya padaku"

"Sudah ku bilang kan, aku tidak punya apa-apa lagi. Jadi... berhenti sampai di sini"

Fiona beranjak dari tempatnya, dia kembali menutupi bagian atas tubuhnya dengan pakaiannya meskipun sudah rusak.

Tanpa menengok ke belakang, Fiona pergi meninggalkan Pandu. Amarah yang tidak meredam semakin menjadi-jadi sampai dia tidak bisa lagi berfikir jernih

Tep

"Lepaskan Pandu!"

"Tidak! Aku harus bertemu dengan dia!"

"Tidak boleh! Kamu akan mati jika bertemu dengannya di saat seperti ini!"

Pandu tidak menghiraukan, mobil mereka melaju dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya tiba di Kediaman Alexander.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience