42 Penolakan

Romance Series 7177

Malam ini adalah malam penting bagi kedua kubu yang bertahan pada kekuatan mereka masing-masing. Jordan menyewa sebuah restoran demi mengadakan pertemuan dengan keluarga Nugroho. Pertemuan ini tidak lain demi sebuah kerjasama, tentunya demi mendapatkan keuntungan masing-masing.

Jordan sangat sempurna dengan setelan jas nya, dengan senang hati ingin melakukan pertemuan dengan Nugroho, meskipun dirinya sudah dicap buruk tapi kali ini dia akan mencoba. Nugroho sendiri juga tidak bisa menolak karena investasi yang sudah dia terima tidak lain adalah di bawah tangan Jordan, sudah jelas kalau pria itu adalah salah satu pemegang saham di perusahaan nya.

Restoran itu berada di lantai paling atas sebuah hotel, restoran termewah yang ada di pusat kota.

"Selamat datang tuan Jordan Alexander Smith" ucap Natalia dengan sangat anggun dan elegan.

Sebuah gaun mewah berwarna tosca terlihat sangat menawan, lehernya yang jenjang dilingkari kalung berlian bersama dengan anting bergelantungan bercahaya.

Senyuman penuh arti dari Natalia sangat jelas kalau kali ini dia sedang menggoda pria tampan yang berubah seribu kali lipat. Kali ini bukan tatapan tajam ataupun merendah yang Natalia berikan, tapi sebuah kekaguman akan visual lelaki yang menguasai dunia.

Kedua mata lelaki saling berbagi koneksi akan situasi saat ini, Jordan tahu tatapan mata Hendry melihat dress yang di desain khusus oleh Fiona kini dikenakan oleh orang lain.

"Dress yang sangat cantik" puji Jordan sedikit melengkungkan sudut bibirnya.

"Dress yang cantik tentu saja untuk seorang wanita yang berkelas" ucapnya percaya diri

"Terimakasih atas jamuan nya tuan Alexander. Kami merasa sangat terhormat" ucap Tamara dengan senang hati ikut menyambut.

Mereka sudah terpancing dengan permainan ini. Dalam benak Jordan tersenyum puas

"Mana Fiona?" Tanyanya

"Dia sedang bersiap-siap menuju ke sini" jawab Natalia.

"Apa tujuan anda mengundang kami ke sini?" Hanya Nugroho yang memasang wajah datar dan waspada pada Jordan. Sudah pasti tidak akan ada yang mau bersama dengan hewan buas seperti Jordan.

Tapi itu berbeda bagi dua wanita yang hanya menginginkan harta dan kekayaan.

"Ayah, tidak baik bersikap seperti itu pada tamu yang telah mengundang kita ke sini. Malam ini seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan tuan Alexander. Benar kan tuan?" Ucap Natalia sebenarnya sudah jatuh hati pada nya.

"Kamu benar, Natalia" jawab Jordan tersenyum menerima.

"Kalau begitu, silahkan memesan makanan sepuasnya. Saya akan segera kembali" pesan Jordan hanya meninggalkan Hendry di tempat

Fiona sangat cantik dengan dress putihnya, tapi Jordan terlihat kesal saat melihat tidak ada satupun perhiasan yang dia berikan lewat seseorang.

"Ke mana gaun yang sudah aku berikan? Lalu kenapa kamu tidak memakai kalung itu?" Tanya Jordan melihat Fiona kebingungan

"Gaun? Perhiasan? Aku tidak menerimanya" jawab Fiona tidak perduli. Dia hanya menerima pesan adiknya akan memakai gaun di tempat biasa mereka membelinya.

Jordan menghela nafasnya, setidaknya tangan orang yang sudah mengirimkan barang itu akan hilang malam ini.

"Sudah lah, yang penting kamu hadir malam ini"

"Lalu apa yang harus aku lakukan di sana?"

Jordan tersenyum, dia menarik pinggul Fiona dan berbisik "sifat aslimu"

Fiona merespon dengan tatapan dingin, mana mungkin dia seperti itu.

"Duduk dengan tenang disebelah ku dan makan yang banyak" ucapnya kembali.

Kali ini dia menerima ucapnya. Mereka masuk kembali ke restoran itu, Fiona melihat penampakan adiknya yang sangat menawan dan mewah. Satu set perhiasan sangat mengkilap di tubuh Natalia. Seolah ini adalah sebuah acara lamaran yang sangat sempurna.

Sembari mereka berjalan menuju meja panjang yang sudah di tata rapi bersama dengan lilin juga bunga-bunga yang sangat harum.

"Semua itu milikmu" bisik Jordan mengarah pada Natalia.

Fiona paham maksud tatapan kesal Jordan saat melihat dirinya tidak memakai pemberiannya. Ternyata semua itu adalah pemberian Jordan untuknya.

Setelah kejadian di balkon itu akhirnya kakak beradik kembali bertemu, tapi kali ini sungguh Natalia terlihat sangat sehat dan bahagia.

"Apa kabar kakak" ucap Natalia tersenyum manis.

Fiona tidak menggubris, dia menuju ke tempat duduknya tepat di sebelah ibunya, sedangkan Natalia kembali mengambil alih tempat nya di sebelah Jordan. Seolah tempat itu sudah di atur oleh mereka

Kali ini Natalia sudah sangat keterlaluan, tapi Fiona ingin melihat sampai mana dia mampu berhadapan dengan Jordan.

Para pelayan datang membawa red wine langsung menuangkan nya ke gelas masing-masing.

Jordan mengangkat tangannya, pertanda kalau dia tidak ingin wine di gelasnya.

"Apa anda tidak minum wine?" Tanya Natalia memerhatikan

"Aku berhenti mengonsumsi alkohol karena seseorang melarang ku" ucapnya menatap Fiona penuh daya tarik.

"Apa anda baik-baik saja? Anda sakit?" Natalia mencoba mencari perhatian

"Tidak, hanya saja aku bersemangat malam ini" ucapnya lagi tertuju pada Fiona.

Makanan pertama datang, steak sapi berkualitas dengan potongan yang sempurna dan menggugah selera.

"Red wine dan steak adalah pasangan yang sempurna" ucap Tamara memuji makanan nya. Tapi lebih tepatnya adalah memasangkan anaknya dengan Jordan.

Fiona tidak ingin menggubris apapun, dia patuh menikmati hidangan nya bahkan steak itu sudah hampir habis dimakannya. Melihat hal itu Jordan tersenyum lalu memberikan sepotong steak nya di piring Fiona.

"Apa aku harus memesannya lagi?" Tawar Jordan dengan lembut memerhatikan

"Tidak, ini sudah cukup" jawabnya santai.

"Sepertinya kakak sangat menyukai steak. Apa ku buatkan saja nanti?" Ucap Natalia basa basi

"Sepertinya masakanmu enak" ucap Jordan merespon

"Tentu saja. Tapi kakak selalu menolak untuk mencoba masakanku"

"Benarkah seperti itu Ana?" Tanya Jordan

Brak

"Apa kita langsung saja pada intinya tuan Alexander Smith?" Nugroho semakin sesak dengan percakapan ini.

"Tentu saja" jawabnya

"Lalu apa keinginan anda sampai melakukan makan malam yang mewah ini?"

"Saya menginginkan Fiona Anastasya" ucapnya dengan lantang

Seketika semuanya mengarah pada Nugroho yang semakin panas. "Jadi kamu meminta izin atas keinginan itu? Bagaimana kalau jawaban nya tidak!?"

"Saya tidak peduli, setidaknya anda sudah tahu maksud saya malam ini" ucapnya dengan berani.

"Saya yang paling berhak atas keputusan masa depan Fiona! Dan kamu tidak bisa seenaknya pada saya!"

"Ayah" Fiona cemas melihat kondisi ayahnya yang tidak terkontrol.

"Fiona bukanlah darah daging mu!"

"Jordan! Cukup!" Bentak Fiona ketika melihat sang ayah sudah menekan dadanya yang sesak.

Tep

"Sepertinya situasi saat ini tidak memungkinkan, bagaimana kalau saya membawa tuan mencari udara segar?" Tawar Natalia dengan santai sembari merangkul lengan Jordan.

"Lepas atau ku patahkan tanganmu" ucap Jordan menatap Natalia dengan jijik. Kali ini Jordan membalas tatapan mata yang sama seperti dulu.

Seketika Natalia tidak berkutik di buat nya. Dengan santainya Jordan menarik tangan Fiona membawanya keluar.

Srek

"Tidak Jo! Ayahku tidak baik-baik saja saat ini. Aku harus membawanya ke rumah sakit"
Fiona menolak dengan tegas bahkan menepis tangan Jordan saat ingin meraihnya.

"Menurut atau aku akan melakukannya di sini tepat di hadapan ayahmu" ancam Jordan menarik tangan Fiona dengan paksa bahkan menggendongnya ke luar.

Mata Jordan langsung memberi kode pada asistennya. Sekali anggukan Hendry segera melaksanakan perintah.

Tepat saat mereka tiba di kediaman Alexander, tangan Jordan tidak pernah melepaskan genggamannya pada Fiona, pergelangan tangan itu membekas memerah.

Fiona diam, hatinya saat ini tidak di sini, melainkan mencemaskan sang ayah yang kini entah bagaimana keadaan nya.

Sampai saat panggilan Hendry masuk. Jordan segera mengarahkan panggilannya menghadap Fiona.

"Kondisi tuan Nugroho saat ini baik-baik saja" ucapnya di seberang sana.

Keduanya saling bertatap sembari mendengarkan penjelasan dari handphonenya. Tapi tanpa di sengaja Natalia langsung merebut panggilan Hendry hingga akhirnya

"Fiona! Kamu harus kembali ke sini! Tempatmu ada di sini! Kamu harus kembali!"

Tit

Ya, Jordan mematikan panggilannya. Tidak ingin wanita nya di hasut lagi oleh kalimat-kalimat yang mampu membuatnya hilang akal, bahkan dia mampu melakukan semua perintah itu.

"Apa aku boleh kembali?"

"Tidak."

"Mengapa?"

"Tempatmu di sini. Bersamaku"

Fiona menatapnya dingin, datar tanpa suara ke arahnya. Dia tahu begitu banyak gejolak pemberontakan pada Fiona, tapi dia berusaha untuk memendamnya karena tahu akibatnya nanti.

Jordan menyentuh sudut mata tajam yang mengarah padanya, menariknya ke dalam pelukan hangat yang dipenuhi oleh ketenangan.

"Berhenti memikirkan hal yang tidak penting, malam ini kita harus istirahat"

Assalamualaikum guys, gimana kabar kalian? puasanya gimana? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Teruntuk para pembaca setia Rewrite The Stars, author mau kasih pengumuman yang sedikit buat kalian kecewa. Khusus untuk ramadhan ini saya memutuskan untuk fokus beribadah dulu ya guys. Jadi untuk beberapa hari ke depan tidak akan ada upload chapter baru sampai hari raya. Soalnya alur cerita nya akan lebih plus-plus, dan rasanya enggak enak sebagai penulis membayangkan alurnya yang seperti itu, hehehe. Nanti akan upload chapter baru setelah hari raya. love you my readers.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience