35 Jauhi Anakku!

Romance Series 7177

Saat ini seorang lelaki separuh baya sedang berada di neraka terpedih di dunia, tubuhnya tidak lagi mampu di gerakkan, apalagi saat ini dia kini menjadi tawanan yang sedang menunggu algojo untuk mengeksekusinya

"Selamat datang Paman" sapa seorang lelaki berada di kursi singgasana nya.

Lelaki tua yang kepalanya ditutupi oleh kain di bawa masuk ke ruang rahasia tepat saat ini mereka berada. Para pengawal dengan sigap mendampingi nya di kedua sisi.

"Rupanya paman berhasil kabur lalu menyelinap masuk menghampiri budak mu"

Ucapnya lagi dengan tenang, tapi sorot matanya mengintimidasi sangat dalam. Wilson mengerahkan semua anak buahnya demi lolos dari pengawasan Jordan tapi kali ini semua pengawalnya tewas di tempat. Wajahnya yang tegang begitu nampak ketika melihat lelaki yang sangat dia benci datang.

"Lepaskan aku!"

"Bagaimana kalau kita memainkan peran" tawar Jordan membawa kedua peliharaan nya, yaitu Alpha dan Sky.

"Apa yang kamu inginkan!"

"Tidak banyak. Hanya sedikit kepatuhan saja pada tuanmu"

Yang membuat Wilson Smith semakin gugup adalah kedatangan seseorang yang sangat dia percaya, lebih tepatnya Nugroho yang sudah tiba di tempat.

Keringat dingin membasahi kening lelaki tua ketika melihat bos nya tidak berdaya lagi. Dia duduk di kursi

Lelaki tua itu dipasangkan kalung hewan khusus peliharaan berwarna hitam di leher nya, tidak lupa sebuah tali yang dikaitkan

"Menggonggong" ucap Jordan penuh penekanan. Memerintahkan seorang lelaki tidak berdaya di bawahnya

Melihat sekeliling, para pengawal ikut serta menyaksikan tontonan seorang lelaki yang disegani dunia kini tunduk di kaki seorang pria muda yang hebat.

Jordan langsung memerintahkan kedua anjing nya untuk menyerang Wilson, mereka berlari lalu menggigit nya dengan sadis sampai darah segar nya mengalir deras.

"Arghhh!"

"Sudah ku bilang menggonggong! Kedua anjingku adalah tuanmu dan anda adalah peliharaan nya"

"Alpha! Sky!"

Kedua anjing itu meletakkan tangannya tepat di kepala Wilson lalu mendorongnya keras ke lantai.

"Pfttt. Mereka memang pintar!"

"Bagaimana kalau kita melucuti pakaiannya?" Tawar Jordan pada para pengawalnya.

Mereka mengangguk dengan seringai kepuasan. Dengan sekali anggukan, kedua anjing melepaskan semua kain di tubuh Wilson dengan gigi mereka. Sudah pasti Wilson terombang ambing terseret arus kekuatan gigitan mereka merobek bajunya

Luka, tubuh nya dipenuhi oleh luka cakaran juga gigitan Alpha dan Sky. Wilson seperti orang gila yang ketakutan, dia tidak berdaya lagi, apalagi semua pengikut setianya telah tiada, yang tersisa kini hanya Nugroho yang masih bernyawa.

"Lempar dia ke kandang anjing yang sudah terinfeksi" ucap Hendry langsung mengambil alih, sementara Jordan sedang bertatapan dengan Nugroho.

"Tidak menyangka kita bertemu lagi setelah sekian lamanya" ucap Jordan menyapa dengan ramah.

Kali ini Nugroho benar-benar berhadapan dengan seorang anak lelaki yang dulu pernah di tawan nya. Postur tubuhnya yang lebih tinggi tidak membuat lelaki tua itu sedikit takut, tapi dia sangat setia pada tuannya.

"Kenapa tidak langsung membunuh ku saja" ucap lelaki tua itu menantangnya.

Jordan terkekeh, "bukan seperti ini yang saya inginkan pak tua"

"Lalu apa maumu? Bukankah kamu sudah punya segalanya? Julukan malaikat maut yang ditakuti dunia malam adalah dirimu" ucapnya dengan berani.

"Waw, rupanya anda sudah tahu identitas ke dua saya. Saya sangat tersanjung" kata Jordan dengan tepuk tangan yang meriah

Jordan langsung berada pada intinya, dia tidak lagi dengan gurauan nya. Matanya yang tajam seperti singa sedang mengendap menunggu serangan nya.

"Identitas" lirihnya dengan dingin

Nugroho sudah bisa menebak, tapi dia menunggu bibir basah itu mengatakannya dengan jelas

"Fiona Anastasya. Aku menginginkan identitas aslinya"

Ketua mata itu bertatap dengan tajam, dia tahu kalau Jordan sepertinya penasaran dengan latar belakang Fiona termasuk masa lalunya

"Sepertinya master sedang kesulitan mencari identitas seorang wanita. Seharusnya koneksimu yang paling terbaik dalam mencari identitas seseorang"

Nugroho tetap tidak ingin menunjukkan nya. Dia tetap bersikukuh dengan ketegasannya.

"Lebih baik ambil saja nyawaku daripada harus menyerahkan identitas anakku padamu"

"Anak? Lebih tepatnya adalah boneka kalian. Cuci otak yang kalian lakukan pada Fiona kini sedang menggerogoti tubuhnya. Apakah pantas lelaki tua sepertimu di sebut ayah?"

Kekesalan terlihat ketika Jordan mengepal tangannya erat, menahan emosi ingin menguasai segalanya. Dia tahu apa saja yang telah mereka perbuat pada Fiona, tapi masa lalunya hanya mereka yang memiliki, itulah sebabnya Jordan sampai saat ini masih memberikan nyawa pada lelaki tua itu.

"Jauhi anakku. Jangan pernah menyentuh nya. Sampai kapanpun dia tidak akan pernah bersamamu apalagi sampai kamu merebutnya dariku" ancam Nugroho sangat berani.

Bukannya takut, Jordan hanya menganggukkan bahunya dengan santai, "yah, setidaknya saya sudah bicara dengan anda pak tua" ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka.

Pagi dini hari, Fiona tersadar dia tertidur di ranjang ruang buku Jordan. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya yang sempurna dari rak buku sembari menatap Fiona. Bagaikan memandangi sebuah lukisan yang penuh makna.

Dia sedikit merapikan rambutnya yang berantakan, lalu kaget ketika dia menyadari dadanya terekspos dengan jelas, seketika dia langsung menutupinya dengan selimut putih tebal.

Jordan menyembunyikan tawa nya, Fiona yang malu terlihat sangat menggemaskan dan menggoda. Dia berjalan ke arahnya lalu duduk di samping nya.

"Aku sudah membawakan mu sarapan" ucapnya mengambil nampan sebuah susu dan cookies kering yang sangat harum.

Perhatian kecil itu tidak pernah hilang darinya, justru Jordan semakin lembut dan memperlakukannya dengan manja.

Fiona segera meneguk susunya dengan santai, tidak lupa tangan Jordan sudah menunggu masuk menyuapi nya Cookies coklat dengan senyuman.

Menyeka sisa susu di sudut bibirnya bersama dengan remahan cookies.

"Habiskan"

"Aku tidak mampu lagi" ucap Fiona tidak sanggup menghabiskan segelas susu yang menurut nya sangat banyak, apalagi cookies kering itu hanya bisa dia habiskan setengahnya, itupun baginya sudah sangat kenyang

"Berikan padaku" tutur Jordan mengambil gelasnya lalu meneguk sisa susunya sekaligus.

"Kenapa kamu minum?"

Sisa susu Fiona, siapapun tidak pernah mengambil sisa makanannya. Itupun karena dia jarang makan dan selalu menghabiskan makanannya karena sudah sesuai dengan takaran. Tapi jika bersama Jordan, dia di paksa menghabiskan makanan yang menurutnya untuk porsi dua orang.

"Aku menghabiskan nya"

"Kamu tidak jijik?"

Jordan langsung berbisik di telinganya dengan senyuman manis

"Aku sudah meminum segalanya darimu. Apa lagi yang belum pernah aku minum?"

Fiona kaku dengan wajah yang sangat canggung, dia tidak berani menatap Jordan di hadapannya.

"Aku akan mengantarmu pagi ini"

"Tidak perlu"

"Satu jam lagi kita berangkat"

Chapter selanjutnya malam ya

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience