28 Mabuk

Romance Series 7177

"aku merindukanmu!"

Fiona langsung memeluk nya, hampir saja mereka terpental ke lantai karena Fiona sangat bersemangat memeluk Jordan yang kebingungan.

Dia merasa aneh, wanita dingin yang tidak pernah mengucapkan kata-kata lembut, kini liar menghampirinya tanpa ragu bahkan, dia tersenyum ceria begitu melihatnya

"Ana"

"Iya!"

"Kamu baik-baik saja?"

"Eng!" Jawabnya bersemangat.

"Kamu mabuk?"

"Aku hanya meminumnya sedikit!" jawabnya bersemangat.

Sepertinya ulah pak tua yang sudah meninggalkan Fiona begitu saja, untung saja Hendry membawa mereka ke ruangan khusus agar tiada orang yang bisa masuk.

"Jordan" panggil Fiona

Lelaki itu tersenyum, akhirnya dia merindukan panggilan itu, panggilan suara yang hangat dan tenang

"Aku mau ooweeek"

Fiona mabuk karena alkohol, Jordan segera membawanya ke wastafel kamarnya.

"Jo, kepalaku pusing" manja Fiona pada lelaki yang memeluk pinggangnya agar tidak jatuh.

Jordan menghela nafas, wanita cantik ini sangatlah centil saat dia mabuk, dan lebih mengutarakan apa yang ada di benaknya.

Jordan membawa handuk basah menuju ke kasur nya, Fiona duduk dengan patuh sembari menunggu Jordan yang berada di wastafel.

Duduk menghampirinya yang bersandar di kasur, menyeka tangan Fiona dengan handuk basah, membersihkan tubuhnya dengan telaten.

Tep

Fiona diangkat dari kasur oleh Jordan dan menaruhnya di atas pangkuannya.

"Jordan"

Fiona sangat berisik, tapi lelaki itu menyukainya.

"Aku merindukanmu. Tapi..."

Bulir-bulir air mata mulai menggenangi pipi nya yang mulus, getaran tubuhnya terasa oleh tangan Fiona yang melingkar di lehernya.

"Aku takut kamu akan membenciku. Karena ayahku mencoba membunuh mu" genangan air mata jatuh membasahi kemeja birunya yang lembut

"Tolong...maafkan aku dan kesalahan ayahku hiks hiks" ucapnya dengan gugup, kepalanya menunduk dengan patuh.

"Aku akan menebusnya dengan bekerja keras di rumah sakit. Aku rela menebusnya dengan apapun" lirih nya dengan air mata yang tidak berhenti.

Bukan saatnya membahas masalah ini dengan Fiona, karena saat ini dia sedang mabuk, memang apa yang dia ucapkan adalah isi hatinya dan dia hanya ingin di dengarkan

"Aku memaafkan mu" jawabnya dengan tenang

"Benarkah!"

"Itu tergantung perlakuan mereka padamu" sorot mata itu seketika fokus dalam lamunannya

"Jordan"

"Hem?"

"Apa kamu marah aku menghindar darimu?"

"Aku tidak bisa marah"

"Benarkah?"

"Iya"

"Yeay! Terimakasih!" Kedua kaki Fiona sangat riang bergerak di pangkuannya

Jordan terkekeh, perubahan emosional Fiona jikalau sedang mabuk sangat menggemaskan. Beberapa menit yang lalu dia menangis sangat sedih, kemudian menit berikutnya dia kembali ceria.

"Ana"

"Hem~"

"Bisakah kamu memeluk ku?"

"Tentu!" Fiona memeluknya erat.

Jordan kembali terkekeh, mungkin setiap keinginannya akan dikabulkan oleh Fiona. Bukankah hal ini yang dia harapkan, memang dia bisa memanfaatkan suasana ini demi mendapatkan apa yang dia inginkan, tapi dia harus berpikir rasional. Bahkan membayangkan nya saja sudah membuat nya tersenyum bahagia.

"Jantungmu berdetak kencang. Apa kamu sedang sakit?"

Fiona merasakan detak jantung lelaki yang kini masih memeluk nya erat.

"Aku baik-baik saja Ana"

"Apa kamu menyukai seseorang?" Tanya Fiona penasaran, raut wajahnya menatap Jordan kebingungan.

"Sepertinya, dia lebih imut dari cantik, lebih seksi dari manis"

"Siapa dia? Apa aku mengenalnya?"

"Dia sangat cantik sampai para tikus-tikus itu mendekatinya. Tapi sepertinya dia tidak menyukaiku"

"Mengapa? Bukankah kamu sangat tampan?"

"Menurutmu. Aku tampan?"

"Hem! Kalau begitu kamu harus bertemu dengan nya!" Fiona menariknya turun dari kasur

"Buat apa?"

"Kamu harus menikahi nya! Bagaimana kalau dia sudah pergi! Kita harus mencarinya!" Ucap Fiona penuh semangat

"Bwahaha"

Jordan tertawa lepas, apalagi ekspresi Fiona sangat serius membantu nya menemukan wanita itu.

"Tidak perlu Ana, aku akan mencarinya besok. Kamu harus istirahat malam ini" jawabnya dengan lembut.

"Baiklah!"

Fiona kembali ke tempat tidur. Selimut itu ditarik nya sampai ke dada Fiona, mengelus kepala kecilnya dengan lembut sembari menatap wajah Fiona

Tatapan itu di balas dengan tatapan, Fiona tidak gugup sekalipun kondisi mereka sangat dekat. Justru kali ini Jordan yang merasa malu mendapatkan tatapan tidak ingin kalah dari Fiona

"Kamu tidur di mana?" Tanya Fiona

"Ini kamarku"

"Kalau begitu, kamu boleh tidur di sini" pikir Fiona masih dalam keadaan mabuk

"Bolehkah?"

"Tentu saja!"

"Apa kamu yakin?"

"Yakin!"

"Kamu tidak tahu apa yang ada di benakku Fiona"

"Selamat malam Jordan" ucap Fiona menutup matanya dengan perlahan.

Dia menghela nafas, kali ini kesabarannya di uji lagi oleh wanita cantik yang tertidur pulas di sebelahnya.

Hai guys, kali ini author mau kasih informasi mengenai jadwal upload chapter selanjutnya ya. On Sunday and Friday, so jangan lupa meninggalkan jejak dan give five rate;)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience