Jordan berlari kembali menuju apartemen, dia berubah pikiran, Fiona akan lebih tersiksa jika bersama mereka. Kali ini dia akan menunjukkan siapa dirinya sebenarnya dan akan membawa Fiona pergi bersamanya.
“Ana!” panggil Jordan mengetok dan memencet bel di depan pintu apartemen Fiona.
“Fiona! buka pintunya!”
“Fiona Anastasya! Kamu baik-baik saja kan?” tanya Jordan tidak mendapatkan balasan dari dalam.
Hingga akhirnya dia memanggil petugas untuk memberinya kunci cadangan karena merasa sangat khawatir jika Fiona tidak sadarkan diri di kamarnya.
Klek
Jordan mencari dan memeriksa setiap ruangan, tapi wanita yang dia cari tidak ada di tempat itu. “kamu di mana Ana?”
Mata biru terlihat sangat cemas mencari
“sepertinya dokter Fiona pergi ke tempat lain” ucap petugas pada Jordan.
“terima kasih pak” ucap Jordan berlalu pergi
Jordan menghidupkan handphone Fiona menghubungi seseorang “bergerak sekarang.” perintahnya dalam sebuah panggilan.
Dalam beberapa menit, tiga mobil sudah tiba menjemput dirinya tepat di depan apartemen. Beberapa pengawal langsung sigap melakukan perlindungan di setiap sisi Jordan.
“di mana dia?” tanya Jordan kembali dengan sikap dingin dan tatapan tajamnya. Tatapan yang tidak ada satupun menangkapnya, melainkan menunduk dengan patuh
“saat ini dia berada di rumah sakit Master” jawab sang pengawal dengan cepat
“ke sana sekarang” perintah Jordan dengan suara baritonnya.
Ketiga mobil itu segera menuju ke rumah sakit, saat ini wajah suram itu semakin membuat suasana mencekam di dalam mobil. Dengan penampilan Jordan yang sederhana hampir saja membuat para pengawalnya tidak mengenalinya saat datang menjemput, bahkan rambut yang tidak seperti biasanya malah membuat Jordan bukan seperti dirinya.
“tetap pada posisi” pesan Jordan sebelum masuk ke rumah sakit. kalimat itu adalah tanda dia tidak butuh pengawalan, melainkan hanya mengawasinya dalam kejauhan. Ya, bagi seorang Jordan tidak ada yang tidak mungkin, dengan sebuah perintah maka dia bisa memiliki semuanya. Saat ini pun, dia sudah tahu ke ruangan mana akan pergi.
“kamu?” ucap Pandu melihat Jordan masuk ke ruang inap ayah Fiona, di mana ibu dan adiknya juga berada di ruangan itu.
“mana Ana?” tanya Jordan dengan mata elangnya pada mereka.
Sedikit kesal mendengar nama itu, Pandu rasanya tidak suka ketika ada orang lain yang menggunakan panggilan mereka.
“berani-beraninya kamu datang ke sini! Pandu, segera panggil security sebelum dia menghancurkan rumah sakit ini” kata Tamara sangat marah melihat kelancangan seorang lelaki yang tidak punya apa-apa menatap mereka seperti itu. Pandu segera keluar melaksanakan perintah
“bukankah kamu yang paling tahu perempuan jalang itu saat ini” jawab Natalia tidak bisa berbohong pada matanya sendiri, lelaki tampan di depannya ini sangat memikat meskipun penampilannya sederhana.
“jalang?”
“ya, perempuan yang selalu berada di bawah kakiku” ucap Natalia menunjukkan siapa dia sebenarnya, berpikir kalau lelaki di depannya ini adalah lelaki yang mudah di dapatkan dengan uang.
Jordan terkekeh, “ibu dan anak sama saja” ucapnya.
“sekarang Fiona sudah pergi. Kamu tidak akan bisa menemukannya” ucap Natalia merasa tersinggung sekaligus kesal dirinya tidak di anggap menarik oleh lelaki ini.
“apa yang kamu lakukan pada Fiona” tanya Jordan santai lalu mendekat menatap gadis itu dengan dingin.
“entahlah, aku juga tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan pada wanita sialan itu” jawab Natalia selalu merasa tersaingi oleh Fiona. Sudah pasti perempuan di depannya ini tidak akan memberitahunya
“kalau sampai terjadi sesuatu pada dirinya, kamu juga akan merasakannya” kalimat itu membuat keduanya bergidik ngeri, pria di depan mereka mampu membuat perasaan takut dan cemas, apalagi matanya seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya.
“kamu mengancam?” tanya Natalia maju selangkah dengan menantang, tapi tidak berani menatap mata tajamnya, seolah otaknya langsung kosong dan tidak bisa mengutarakan pendapatnya
“lelaki sepertimu yang hanya memanfaatkan tampang demi mendapatkan uang berani mengancam kami! Kamu hanya sampah yang perlu di lenyapkan seperti perempuan hina itu” ucap Tamara juga angkat suara.
“pergi dari sini!” ucap Natalia dengan tegas
Jordan kembali terkekeh “aku sudah tidak sabar menanti kehancuran kalian” ucap Jordan berlalu pergi dengan cepat sebelum security menemukannya. Dalam beberapa menit Jordan sudah berada dalam mobilnya
“cari dia sebelum orang lain mendapatkannya”
perintah Jordan langsung dilaksanakan. Koneksi dan orang-orang yang cerdas di sekelilingnya pasti dapat menemukan Fiona dengan cepat.
Sebuah rasa yang awalnya penasaran hanya karena perbedaan yang dia dapatkan dari seorang wanita. Dari rasa ingin mencari tahu, rasa iba, kehangatan, kini berubah kecemasan yang menjadi-jadi. Ada rasa ingin memiliki, tapi yang terpenting baginya adalah Fiona baik-baik saja dan selalu dalam pandangan nya. Rasa cemas yang tidak pernah hilang kalau belum melihat wanita cantik itu di dekatnya.
“aku tidak menyangka kalau perasaanku sedalam ini sampai membuatku gelisah berada jauh darimu, perasaan apa ini? Apa orang sepertiku bisa memiliki rasa ini?”
Sepanjang perjalanan menuju sebuah hotel paling mewah di kota ini. Penampilan yang kini berubah 190 derajat dari atas sampai bawah sungguh membuat para pengawal terkesima, lebih tepatnya sangat berkelas dan berwibawa
“bagaimana?” tanya Jordan pada pengawalnya.
“lokasinya di sebuah gedung kosong"
“segera ke sana” perintah Jordan.
“siap Master” jawab semuanya bergegas menuju ke tempat tujuan.
“Ana...kamu harus baik-baik saja. Tunggu aku sebentar lagi akan datang”
Share this novel