21 Hutan

Romance Series 7177

Waktu menunjukkan pukul 07:00 pagi, Jordan sudah menunggu Fiona di depan pintu kamarnya dengan raut wajah yang sangat normal seperti manusia biasa.

"Jordan?" Gumam Fiona ketika membuka pintu kamarnya.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat" ucap Jordan langsung meraih tangan Fiona membawanya ke meja makan untuk sarapan.

"Ke mana?" Tanya Fiona menurut

"Sebelum itu, kita makan dulu. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu" tutur Jordan dengan santai sembari menatapnya dengan senyuman

Pagi ini sarapan di siapkan lebih cepat dari biasanya. Jordan menarik kursi dengan perlahan untuk Fiona duduk. Memberikan segelas susu dan beberapa roti juga salad yang sudah terjamu dengan rapi di atas meja.

"Kamu sudah sarapan?" Tanya Fiona melihat Jordan tidak duduk di kursinya. Melainkan hanya melayani Fiona dengan sepenuh hati.

"Aku sudah sarapan" mata itu hanya sibuk memerhatikan wanita di hadapannya makan "Kamu tunggu di sini. Aku akan mengganti pakaian" pesan Jordan sebelum meninggalkan Fiona bersama kedua anjing yang sedang lahap menghabiskan makanan mereka di sebelah Fiona.

Beberapa saat kemudian Jordan turun menggunakan sebuah ransel juga kaos hitam celana kain panjang yang di penuhi kantong di kedua sisi. Sepatu Trekking hitam yang sangat keren.

Lengan berotot itu terlihat sangat nampak, apalagi kaos yang terselip di dalam celana semakin menarik porsi dada yang semakin menonjol dari kejauhan. Fiona berusaha memalingkan wajahnya tapi memang lelaki ini sangatlah tinggi dan tampan.

Fiona sepertinya tahu ke mana mereka akan pergi. Apalagi melihat Jordan juga membawa sepatu berukuran kecil lalu berjalan ke arah nya.

Fiona yang masih menyantap makanan nya di buat kaget ketika Jordan memiringkan kursi langsung menarik kaki Fiona lalu memasang kan sepatu itu dengan perlahan.

Dia selalu saja mendapatkan perlakuan ini meskipun selalu terbebani tapi Jordan sudah biasa melakukan nya pada Fiona.

"Kita akan mendaki?" Tanya Fiona mengentikan sarapan nya karena memang dia sudah sangat kekenyangan.

"Iya. Aku ingin menunjukkan sesuatu yang sangat indah di hutan" jawab Jordan masih memasangkan sepatu itu lalu mengikat talinya dengan kuat.

"Aku..." Fiona terlihat gugup, rasanya dia ingin menolak ajakan itu, dia tahu seberapa seramnya hutan di pulau ini karena dia sudah pernah merasakannya.

"Ini baik untuk kaki mu Fiona. Lagipula kita tidak akan masuk terlalu dalam" bujuk Jordan sedikit penekanan karena Fiona terlihat tidak minat dan sangat malas untuk melatih kakinya.

Dengan berat hati Fiona menerima ajakan itu, wajahnya terlihat murung tapi ini demi pemulihannya agar dia bisa meninggalkan tempat ini dengan cepat.

"Apa aku harus mengganti pakaian Jo?" Tanya Fiona menunjukkan piyama tidurnya sebatas lutut yang belum di ganti.

Jordan mengambil jaket parasut yang berada dalam ranselnya. Lalu memakannya di tubuh Fiona.

"Kamu sangat kurus Ana" ucapnya sembari merapikan jaket itu. Kalimat itu seolah selalu saja membuat Fiona tidak bisa membantah

"Alfa. Sky" panggil Jordan pada kedua anjing nya.

"Mereka ikut?" Tanyanya

Sedikit terkejut, senyuman tipis memandang dengan penuh arti "Em. Kenapa? Apa kamu ingin hanya kita berdua?" Jordan menggoda wanita sebelahnya yang sudah salah tingkah

"Tidak! Aku suka mereka ikut" ucap Fiona dengan pipi yang merona, dia langsung berjalan pergi dengan cepat meninggalkan Jordan di belakang.

"Perhatikan langkahmu Ana" peringat Jordan mengikuti. Fiona masih kesal dengan kalimat yang selalu berhasil membuat Fiona badmood.

"Hati-hati Ana, tunggu aku" tutur Jordan terkekeh melihat Ana bersemangat melintasi jalan setapak yang berkerikil di lereng bukit. Untung saja jalan yang mereka lintasi bukanlah terjal, jadi Jordan tidak terlalu khawatir akan hal itu.

Suara kicauan burung sangat jelas di sekeliling mereka, juga suara hewan yang beragam di hutan ini.

Krek

Fiona berhenti. Dia mendengarkan suara dari kejauhan "apa itu monyet?" Tanya Fiona diam seperti patung.

Seringai Jordan dalam diamnya menghampiri Fiona yang terlihat takut. "Sepertinya, mungkin kita juga akan menemukan beberapa hewan buas di sini" jawab Jordan dengan santai.

Hutan ini memanglah sangat luas dan ditinggali oleh hewan-hewan buas yang sengaja dibiarkan. Meskipun rasanya menyeramkan memasuki hutan ini, tapi Jordan hafal setiap sudutnya bahkan bisa di bilang dia adalah hewan buas yang paling berbahaya jika dibandingkan dengan harimau, cheetah, maupun jaguar yang biasa mereka temukan. Hewan-hewan yang berada di hutan itu sudah sangat mengenal bau Jordan hingga lebih memilih menghindar dari hewan buas berwujud manusia itu.

Fiona langsung menempel di samping Jordan sembari melirik ke sekeliling.

Keringat mengalir deras di dahi Fiona, dia sudah merasakan hawa panas terbungkus dalam jaket itu. Sepertinya mereka sudah jauh dari kastil. "Minum dulu" Jordan memberikan botol mineral pada Fiona yang sudah kelelahan.

Melihat keringat itu, Jordan menyeka nya dengan jarinya, lalu merapikan rambut yang sedikit keluar dari tempatnya. Jaket yang sudah di lepas Jordan dan melingkarkan di pinggang Fiona.

"Apa masih jauh tempatnya?" Tanya Fiona memeriksa kedua anjing yang masih setia menemani, kadang mereka berlari pergi lalu kembali lagi menghampiri nya.

"Tidak lama lagi" jawab Jordan kali ini memimpin perjalanan mereka menuju ke suatu tempat.

Hingga akhirnya mereka sudah sampai. Sebuah danau di tengah-tengah hutan dengan air yang sangat jernih yang di kiri dan kanannya terdapat pohon yang mengitari. Sinar matahari menembus pohon pohon besar kini menembus titik kolam itu.

"Waw" Fiona sangat terkesima dengan pemandangan indah di sekelilingnya. Udara segar dikelilingi oleh pepohonan dan tumbuhan hijau.

Apalagi sebuah jembatan kecil yang terbuat dari kayu tepat mereka berdua berada. Jembatan itu seolah di buat untuk dijadikan tempat untuk menikmati sungai dengan sembari berendam kaki merasakan kesegaran air danau jikalau ingin berendam. Semakin menambah nuansa sederhana yang menyatu dengan alam.

"Aku tahu kamu akan menyukainya" ucap Jordan dengan percaya diri.

Jordan melepaskan kaos dan celananya, hanya tersisa boxer di tubuhnya lalu melompat ke danau itu dengan bebasnya.

Dia berenang ke sana kemari dengan santai hingga ke tengah pulau yang luasnya seperti kolam pada umumnya. Melihat Fiona yang hanya menyaksikannya dari kejauhan menikmati panca indra penglihatan sekeliling dengan kagum.

Melihat mata cerah yang hanya bisa melihatnya tanpa merasakan kesegaran hanya bisa pasrah di atas daratan"Tidak turun?" Tanya Jordan ingin menawarkan

Fiona menggeleng dia hanya memeluk tubuhnya sambil berdiri melihat Jordan. "Ayolah, airnya akan menyegarkan mu" ajak Jordan lagi ingin menunjukkan betapa sejuk nya air ini.

"Aku...tidak bisa berenang" jawabnya dengan canggung. Fiona hanya bisa duduk di ujung jembatan sembari merendam kakinya. Meskipun demikian, wajah malu menghindari tatapan mata dari kejauhan

Jordan kembali menepi menghampiri Fiona ke sudut jembatan. "Aku bisa membantumu" ucapnya mendongak menatap wanita di depannya. Merasa seperti mendapatkan kupon hadiah yang tidak dia sangka, tapi kali ini wanita mungil itu ingin merasakan air segar seperti rasa penasaran dalam dirinya

"Tapi pakaian ku..." lirih Fiona melihat baju piyama tidurnya yang akan transparan kalau terkena air.

"Pakai punyaku" ucapnya mengarahkan Fiona pada kaos hitam yang sudah berada di atas tas ranselnya di tanah.

"Kamu akan kedinginan kalau kembali nanti" raut wajah tidak tega nampak begitu jelas di matanya

"Aku masih punya ini" jawab Jordan meraih jaket yang masih melingkar di pinggang Fiona. Setidaknya lelaki itu meyakinkan agar bujukannya diterima dengan senang hati

Sedikit ragu, tapi dia tidak ingin melepaskan kesempatan ini. Dia sangat ingin berenang atau setidaknya dia hanya berdiri di pinggiran yang dangkal.

"Bagaimana kalau ada yang melihat ku?" Tanya Fiona perlahan melirik kiri kanan, dia ingin melepaskan pakaiannya.

Jordan langsung berbalik, "kalau ada yang berani mengintip mu, dia akan mati"

seketika suara burung yang ramai itu hening dan tidak ada pergerakan di sekeliling mereka. Ya suara yang menyamar seperti burung dan hewan lainnya adalah para pengawal Jordan yang sudah tinggal di hutan karena perintahnya

Mata tajam Jordan melihat situasi sekeliling, bagai busur panah yang siap menerkam mangsanya.

Setelah situasi yang menurut nya aman, Fiona melepaskan piyamanya dengan cepat. "Aku sudah melihat semuanya Ana" gumam Jordan menyeringai kembali membalikkan badannya melihat Fiona mengganti pakaian. Ya, selama ini Jordan yang selalu membersihkan tubuh Fiona selama dia terbaring sakit.

Dengan cepat kaos hitam itu sudah berada di tubuhnya. Fiona berjalan di ujung jembatan yang ada Jordan setia menunggu.

"Siap?" Tanya Jordan dengan senyuman yang bikin meleleh, tentu saja pipi itu sudah merona meskipun sekuat mungkin terlihat biasa saja.

"Bagaimana kalau aku tenggelam?" Tanya Fiona gugup

"Tidak dalam Ana. Lihat, aku sedang berdiri" jawab Jordan meyakinkan.

Fiona mengangguk, dia berjongkok dan menurunkan satu persatu kaki nya di hadapan Jordan yang sudah siap menangkap tubuh itu.

Byur!

"Uhuk! Uhuk!" Ternyata tempatnya turun sangat dalam. Jordan berpura-pura meyakinkan Fiona padahal kakinya tidak lah sampai pada tanah.

Lelaki itu tidak berbohong, hanya saja tubuhnya yang begitu mungil tidak bisa meraih kedalam yang sesuai dengan postur tubuh lelaki kekar yang kini sepasang tangan itu sudah memeluk tubuhnya

"Plak! Jordan!" Teriak Fiona memukul bahu Jordan yang hanya tertawa melihat hidung Fiona yang memerah karena kemasukan air.

Tangan itu sudah melingkari pinggang Fiona yang memeluk tubuhnya dengan erat. "Pegangan di sini" ajak Jordan ingin menaruh tangan Fiona bertumpu pada tiang ujung jembatan.

"Kamu membohongi ku lagi!" Ucap Fiona kesal, dia semakin memeluk tubuh Jordan seperti katak yang hinggap di daun.

Lelaki itu tertawa lepas bahagia bisa merasakan kedekatan ini, apalagi Fiona yang memeluknya semakin membuat Jordan lebih ingin lagi mengganggu nya.

"Kepakkan kakimu Ana" lirih Jordan sedang membantu Fiona latihan berenang. Dia berpegangan pada batas jembatan yang sejajar dengan air, kemudian kakinya sedang bergerak mengikuti arahan dari Jordan yang serius membantunya.

Setidaknya wajah kesal itu kembali ceria dan sudah bisa melakukan sedikit pergerakan gaya renang simple yang sudah di ajarkan. "Sudah siap?" Tanya Jordan berada di kejauhan dua meter di depan Fiona.

Mencoba mempraktekkan apa yang sudah dia dapatkan beberapa menit terakhir, Fiona masih berpegangan pada balok jembatan mengambil ancang-ancang menghampiri Jordan yang berada di tengah.

Hingga akhirnya dia mendorong dirinya berenang sebisa yang dia lakukan, tangan itu langsung menariknya masuk dalam pelukan

Jleb

"Hahaha...aku bisa Jordan" ucap Fiona masih hinggap di tubuh lelaki yang sangat banyak otot seksi yang sangat maskulin.

"Ingin melihat yang lebih indah lagi?" Tanya Jordan menatap wajah yang sangat dekat dengannya

Fiona mengangguk dengan yakin "tarik nafas yang panjang" tutur Jordan dilakukannya dengan serius.

Tubuh Fiona di tarik masuk ke dalam air melihat pemandangan di bawah sinar matahari yang cerah, bebatuan, juga pasir dan daun daun yang berguguran nampak jelas dalam pengelihatannya.

"Hah" Fiona hampir saja kehabisan nafas barada di tubuh Jordan dengan pelukan yang tidak pernah lepas

Mata biru cerah kini menatapnya kagum melihat tawa juga senyuman lebar yang Fiona tunjukkan, tangan kekar itu tidak berhenti menjadi penyangga tubuh kecilnya yang begitu ringan.

"Ana..."

"Hm?"

Kedua mata itu bertemu, Jemari Jordan mendorong tubuh Fiona semakin rapat pada dirinya

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience