46 Lelang

Romance Series 9660

Semenjak saat itu, Fiona berubah menjadi wanita yang hangat dan lembut. Lebih tepatnya dia tidak pernah menatap lelaki itu dengan dingin melainkan dengan senyuman.

Selalu bertukar informasi dengan Hendry membuat Fiona semakin paham peran nya. Tapi keluarga adalah tujuan utamanya bersama Jordan.

Karena penasaran dengan dunia bawah, Fiona memaksa Hendry untuk membawanya ke sana. Lelaki bertubuh kekar itu terdiam seperti patung, di sana terlalu berbahaya untuk wanita kecil sepertinya.

Saat Fiona mendapatkan informasi kalau ada sebuah lelang yang dilakukan di sana, dia sebisa mungkin membujuk tanpa harus Jordan tahu akan kesepakatan mereka.

"Bagaimana kalau tuan tahu nona di sana?"

"Bukankah lelang itu di hadiri oleh orang-orang yang tidak saling mengenal? Terlebih lelang itu adalah jual beli manusia, sudah pasti mereka akan menyamar agar tidak ada yang mengenali"

"Lalu apa yang akan nona lakukan di sana?"

"Aku harus membebaskan mereka!" Ucapnya dengan lantang

"Tuan yang akan mengurusnya, nona tidak perlu melakukan itu"

"Aku ingin mencari informasi mengenai identitas mereka Hendry. Aku ingin tahu siapa dalang di balik kasus penculikan anak dan..." Fiona tidak mampu melanjutkan ceritanya, meskipun sepertinya Hendry sudah tahu maksud Fiona.

"Baiklah, tapi saya harus menyampaikannya pada tuan"

"Tidak perlu, biar aku saja saat berada di sana"

Fiona juga ingin melihat seperti apa pengaruh Jordan di dunia bawah. Setidaknya dia bisa leluasa bergerak di sana daripada harus bersama dengan bos terkuat, yaitu Jordan.

Fiona sangat teliti dengan penyamarannya. Memakai jubah hitam demi menutupi kulit putihnya dan memakai softlens untuk menyembunyikan warna mata hazel, dan wig rambut berwarna hitam. Dia diberikan topeng yang senada dengan pakaiannya, yaitu hitam.

"Bagaimana penyamaran ku?" Tanya Fiona menunjukkannya pada Hendry

Semua yang datang ke sana adalah manusia kaya raya dengan penampilan yang sangat elegan dan mewah. Penampilan adalah salah satu kekuatan, karena dengan pakaian mahal juga mewah adalah tanda bahwa mereka bisa membeli apapun dengan harga yang fantastis. Juga akan menarik para orang-orang bayaran yang siap melakukan apa saja demi uang.

Penampilan Fiona saat ini bisa di bilang dia adalah seorang penjahat yang akan mencari kliennya malam ini. Karena dia sendiri yang memilih penyamaran nya.

"Semoga tuan tidak terkejut saat melihat nona" jawabnya

Fiona sampai di sebuah pertunjukan Opera, yaitu sebuah drama panggung yang seluruhnya atau sebagian dinyanyikan dengan iringan orkes atau musik instrumental. Di sana di hadiri oleh begitu banyak orang yang memakai topeng dengan penampilan yang menarik dan mewah.

Hampir dua jam Opera itu berlangsung hingga akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba, tepat pukul dua belas tengah malam.

Di dominasi oleh lelaki, dalam pandangan Fiona wanita hanya bisa dihitung dengan jari, tapi para wanita itu dipenuhi dengan perhiasan yang bergelantungan di telinga, leher, tangan bahkan di setiap jemari mereka.

Saat pertama kali masuk, Fiona menjadi sorotan para orang kaya. Penampilan yang sama sepertinya adalah pria yang berotot, kekar, dan memiliki tinggi dua kali lipat darinya.

Seolah-olah mereka penasaran wanita mungil itu memiliki keahlian apa sampai dia berani datang dengan pakaian seperti itu.

"Kamu bekerja untuk siapa?" Tanya seorang lelaki yang memakai pakaian sederhana sepertinya. Lelaki yang tinggi dan menyeramkan.

"Saya?"

"Siapa lagi kalau bukan kamu?"

"Ahh, ohh..saya bekerja"

"Master telah tiba!"

Seketika semuanya berdiri menghadap satu arah, seseorang dengan tubuh yang proporsional berpakaian kemeja hitam dengan topeng putihnya yang sempurna, dia berdiri dari sebuah ruangan di lantai dua tepat berada di hadapan tengah-tengah panggung opera, menyaksikan semua orang yang kini menundukkan diri di hadapannya.

Melihat di sekitarnya yang menunduk melakukan penghormatan pada sang master, Fiona kebingungan melirik kearah lain, tepat saat matanya berpapasan dengan seorang lelaki yang sedari tadi memerhatikan gerak-gerik nya dari kejauhan.

Tatapan mata tajam sangat lah jelas ke arahnya, dia gemetar merasakan sensasi yang sangat mencekam dari seorang master dunia bawah.

"Tundukkan kepalamu kalau tidak ingin dipenggal di hadapan master"

Lelaki yang berada di sampingnya langsung menarik bahu Fiona agar dia membungkuk, seketika dia langsung mengikuti arahan dan tidak lagi memandangi lelaki yang sangat dikenali nya.

"Apa kamu baru pertama kali ke sini?"

"Em, ya"

"Ingin mencari klien?"

Fiona mengangguk. "Sepertinya kamu sangat ahli dengan benda kecil itu" terka lelaki itu dengan santai

"Ekhem! Kamu bisa mengenalinya?" Fiona saat ini sedang membawa pisau tersembunyi di dalam pakaian nya"

"Tubuh mungil sepertimu hanyalah wanita penghibur tapi memiliki senjata saat lawan sudah lengah dan terpesona oleh kecantikan mu. Benar kan?"

Tidak heran semua orang yang berada di sini memiliki keahlian masing-masing.

"Lalu siapa yang akan kamu dapatkan malam ini?" Tanya lelaki itu

"Master, aku akan mendapatkan nya"

"Pftt, jangan coba-coba nona. Tidak ada yang berhasil menyentuhnya sekalipun seorang penggoda yang tercantik di dunia" jawabnya tertawa lepas

"Kalau dibandingkan dengan mereka, tubuhmu tidak ada apa-apanya" ucapnya lagi membandingkan dengan wanita-wanita cantik berkelas yang datang hanya untuk mencari perhatian dari Jordan

"Ku akui kamu sangat berani nona. Apa kamu sangat membutuhkan uang sampai rela datang ke sini? Bukankah kamu akan tahu konsekuensinya jika diantara mereka yang akan menjadi klien mu? Bisa-bisa kamu akan menjadi aksesoris yang segera di jual apabila tidak mampu menjalankan tugas"

Fiona sungguh tidak bisa berkata-kata lagi, sekujur tubuhnya hampir bergetar hebat mendapatkan tatapan mata dari orang-orang. Ingin mendapatkan informasi tapi kini dia yang menjadi target pusat perhatian.

Hingga akhirnya dia menyerah dan memilih untuk kembali, mencari jalan keluar tapi pintu utama di tutup karena lelang akan segera dimulai.

"Nona"

Terdengar suara seseorang memanggilnya. Tiba-tiba dari dua arah datang empat lelaki berotot kekar berdiri di hadapannya dan yang lainnya melindungi di segala sisi.

"Master ingin bertemu dengan anda" ucap mereka tanpa melakukan kontak fisik ataupun kekerasan pada Fiona

Dia mengangguk, lalu dituntun naik ke atas menuju ke tempat khusus di mana Jordan sudah menunggu.

Klek

Tep, sruk

Fiona langsung mendapatkan pelukan erat dari seseorang

"Aku pikir kamu tidak mengenal ku" lirihnya pelan

"Bagaimana bisa kamu di sini?" Tanya Jordan melepaskan jubah hitamnya, langsung memeriksa setiap inci tubuh Fiona

"Aku... merindukan mu" jawab Fiona gugup.

Tidak mungkin dia mengatakan ingin mencari informasi terkait lelang manusia yang akan segera berlangsung, sudah pasti Jordan tidak mengizinkan datang apalagi terlibat hal yang seperti ini.

"Mana Hendry?"

"Aku yang memintanya, jangan menghukumnya" peringat Fiona.

Jordan menghela nafasnya menahan kesal. "Fiona Anastasya, aku akan menagihnya setelah lelang ini selesai. Jadi, siapkan jawaban masuk akal mengapa kamu bisa sampai ke sini" peringat Jordan dengan tegas tapi suara pelan.

Dia menarik Fiona duduk di atas pangkuannya. Melihat topeng berbentuk seperti kupu-kupu membuat dirinya penasaran.

"Kamu bisa melepasnya" ucapnya

Fiona ragu, bagaimana jikalau ada orang yang melihatnya

"Hanya kamu yang bisa melihatnya, mereka tidak bisa" pesan Jordan dengan senyuman.

Perlahan Fiona melepas ikatan topeng yang bertumpu di belakang kepalanya. Lagi-lagi wajah tampannya terlihat jelas sangat dekat.

"Seharusnya kamu menyamar sebagai nyonya kaya agar tidak ada yang memerhatikan"

"Ini pertama kalinya bagiku, aku belum bisa menyesuaikannya"

"Tidak ada lain kali Ana. Aku bisa saja mencungkil bola mata mereka saat melihatmu"

"Jordan"

"Hm?"

"Lelangnya sudah di mulai"

Sebuah kandang berukuran besar di bawa naik ke panggung opera, kandang yang ditutupi oleh tirai merah disekelilingnya. Begitu tirai terbuka. Seorang anak perempuan berumur 10 tahun tanpa pakaian di dalam kandang itu.

Dia dalam posisi duduk memeluk tubuhnya yang ketakutan. Anak itu terlihat berantakan dan dipenuhi oleh luka. Tapi dia sangatlah cantik dengan rambut pirangnya.

"Semuanya, anak ini masih polos dan lugu. Tubuhnya yang putih dan sangat cantik. Keluarganya mematok harga 1 juta dollar!"

"10 juta!"

"15 juta!"

Fiona menatap Jordan dengan tatapan pilu, gadis kecil yang sangat memilukan.

"Kamu menginginkannya?"

"Seberapa sering kamu datang ke lelang ini?"

"Ambil anak itu" pesan Jordan di dengar oleh pengawal nya di luar.

Fiona menahan tangisnya, anak itu terlihat seperti dirinya. "Lihat baik-baik Ana, ini masih permulaan " lirih Jordan di telinganya.

Jemari kakar itu memeluk nya erat, nafas Fiona yang sesak menyaksikan lelang yang masih berjalan bahkan sampai anak-anak sindrom kini menjadi bahan penjualan mereka.

"Bukankah kamu yang menginginkan datang ke sini, jadi lihat dengan jelas dan dengarkan suara mereka"

Suara deru nafas Fiona terdengar jelas, Jordan tidak perduli pada lelang itu, melainkan tubuh wanita yang mencoba terlihat kuat menyaksikan anak-anak kecil yang terjual habis oleh para klien.

Mengecup ceruk lehernya dengan pelan, tangan itu sudah menjalar masuk ke dalam baju Fiona.

"Ahh" Jordan meremas nya dengan kuat, jemari kecil itu mencoba menahannya.

"Jo-emphh!"

"Tolong, selamatkan mereka"

"Jangan menolak ku Ana"

Jordan melanjutkan ciumannya, menarik kepalanya lebih dalam, dan mengurung dirinya dalam dekapan panas yang bergairah.

Lidahnya dipaksa masuk lebih dalam, Fiona kehabisan nafas, dia tidak bisa melanjutkannya lagi.

"Jo, pulang. Aku ingin pulang!"

Pikirannya campur aduk saat mendengar teriakkan anak-anak tidak berdosa itu di tarik paksa oleh orang-orang yang membelinya.

"ingin melanjutkan?"

"Tidak! Aku ingin pulang hiks hiks"

Dia merasa gagal kali ini, hanya menjadi pusat perhatian dan beban bagi seseorang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience