Penuh Luka

Romance Completed 1318

Martha seperti orang linglung dan aku menyuruh Markus membubarkan semua. Yang paling penting kediaman ku sudah tahu siapa yang harus perintahnya di dengar.

“Kau benar—benar menikah dengannya, Regi? Atau ini hanya sandiwara saja untuk membuat kami dan Nick marah,” ucap Martha dan menatapku juga Axel secara bergantian.

“Untuk apa aku bersandiwara. Apa yang aku lakukan hari ini bukankah atas dasar kalian yang merencanakan semua. Karena aku sudah mengatakan, aku nggak suka lagi dengan Nick. Jadi, yang pasti akan jadi suamiku tentu saja, Axel!”

Kataku tidak akan mundur dan Axel terlihat duduk dengan tenang. Dia merasa saat ini belum saatnya dia untuk berbicara.

“Mama tidak setuju. Kamu sudah tahu kan, kamu sendiri yang bilang, hanya akan menikah dengan Nick. Ini pasti ulahnya. Sampai kau berubah seperti ini. Dia pasti penyebab hubungan kamu dan Nick berantakan!”

Meski hati Martha sedang panas dan tidak baik—baik saja. Dia tetap mengedepankan semua rencana yang telah mereka susun.

“Aku sudah tegaskan. Aku sudah nggak suka Nick. Kalau Mama tetap bersikeras, bukankah masih ada Minna. Dia masih tetap bisa menjadi menantu kesayangan.”

“Aku nggak menginginkannya. Apa perlu aku katakan sekarang, saat kalian mengadakan pesta untukku saja, Nick dan Minna, bukankah kalian juga tahu, mereka memiliki hubungan,” aku berkata dengan tegas dan membuat Martha serba salah.

“I—itu nggak seperti yang kamu bayangkan, Regi. Bukankah kamu juga tahu, Minna dan Nick, dia kan memang berteman. Sebelum bertemu denganmu, Nick kan memang teman Minna,” ucap Martha gugup berusaha menutupi sesuatu yang sudah aku ketahui.

“Sudahlah, Ma. Mataku nggak buta. Dan aku juga nggak bodoh seperti yang selama ini kalian kira. Aku tahu semua. Jadi, aku nggak akan merebut apapun yang memang seharusnya menjadi milik Minna.”

“Biarkan kita masing—masing tenang dengan pilihan. Aku juga nggak akan mempermasalahkan. Aku rela kok Minna dengan Nick!” tukasku.

“Nggak seperti itu, Regi. Kamu harusnya nggak seperti itu berpikir tentang adikmu. Dia itu sangat menyayangi dan ingin kamu bahagia. Dia nggak mau kamu salah memilih orang,” sindir Martha sambil melirik Axel yang tetap tenang tanpa merasa terganggu meskipun itu kritikan tajam.

“Aku nggak mungkin salah orang, Ma. Sudahlah. Aku lelah. Aku hanya ingin memberitahu ini saja. Karena Mama sudah tahu, tolong kasih tahu yang lain ya,” ucapku mengabaikan dan malas berdebat hal yang tidak perlu.

Aku mendekati Axel, “Ayo, kita istirahat. Aku lelah,” kataku mengulurkan tangan dan Axel menerimanya dengan hangat.

“Regi, Regi. Dengarkan Mama, Regi!” Martha mencoba menghalangiku, tapi aku benar—benar tidak memperdulikannya.

“Ugh, dasar anak 514L. Mereka berdua memang menyebalkan. Josep sudah menghianatiku. Aku nggak akan tinggal diam. Aku akan memberikan mereka pelajaran.”

Martha merutuki kejadian hari ini. Dia masih belum bisa percaya, suaminya berselingkuh dengan gadis yang tidak jauh beda dengan anaknya. Dan parahnya dia sudah memiliki anak.

“Nyonya Martha, Nyonya ini ….”

Martha terkejut dengan dua orang penjaga pintu. Dia terlihat membopong seseorang.

“Ada apa? Berisik sekali kalian,” cetusnya kecut dan sesaat dia meneliti orang yang dibawa dua orang penjaga rumahnya tadi.

“Agh. Mi—Minna. Ada apa dengannya? Cepat bawa ke kamarnya!” perintah Martha panik.

Melihat putri semata wayangnya seperti di rampok orang dengan kondisi acak—acakan juga penuh luka.

“Cepat bawakan obat, cepat!” teriak Martha saat Minna dibaringkan di ranjang.

“Ada apa ini? Dimana kalian menemukannya?” kata Martha mengintrogasi penjaga yang membawa Minna tadi.

“Kami melihat tadi seseorang melemparkan Minna dari dalam mobil di depan pagar, Nyonya. Saat kami mendekat dan melihat, itu ternyata Nona Minna!” jelas mereka.

“Kau lihat orangnya?” Martha sedang bertanya—tanya, tidak ingin salah menduga.

“Kami, lihat itu, itu seperti mobilnya Tuan Nick!” jawab penjaga sambil tertunduk. Dia tidak ingin mendapat amukan dari Martha.

“Nggak mungkin. Kalian pasti salah lihat!” sergah Martha merasa tidak mungkin semua hal itu dilakukan oleh Nick.

Dia masih merasa Nick tidak akan mungkin melukai Minna. Apalagi Martha jelas tahu, mereka berdua saling mencintai.

“Maafkan kami, Nyonya. Iya, mungkin saja kami salah lihat!” tegas mereka dan tidak ingin ikut campur segera pergi setelah membaringkan Minna.

“Minna sadarlah, sayang. Mama disini. Apa yang sebenarnya terjadi Minna?” Raung Martha menangis saat melihat kondisi anaknya yang tragis.

Dia benar-benar tidak menyangka akan menyaksikan kalau anaknya diperlukan seperti itu.

Meneliti kembali, mengingat kembali apa yang dikatakan penjaga. Tapi, mungkin saja semua itu benar.

Hari ini setelah dia mengikuti suaminya. Minna hanya bersama dengan Nick.

Dia ingin menuntut penjelasan pada Nick. Jadi, dia memeriksa tas anaknya dan mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Minna.

Sekali deringan di abaikan. Hingga beberapa kali baru diangkat.

“Cih, rupanya kau sudah sadar. Dasar j4 l4n9 514L 4N. Rupanya tubuhmu kuat juga!” suara dari ujung telepon tidak mungkin salah.

Martha tahu, itu memang suara Nick.

Tapi, dia tidak menyangka kalau Nick akan bersikap kasar padanya.

“Bagaimana apa kau sudah bertemu dengan kakak bodohmu itu. Bilang padanya, kalau aku masih menunggu nya. Aku akan memaafkan, asalkan dia kembali padaku. Kau mengerti, bodoh!” Maki Nick lagi kasar pada Minna.

Padahal Martha lah yang mendengar cacian tersebut.

“Dasar laki-laki kurang ajar. Berani sekali kau memperlakukan putriku seperti itu. Aku bahkan tidak pernah memukulnya,” hardik Martha di ujung telepon.

Dia terlihat geram juga emosi. Nick benar-benar banyak berubah. Apalagi setelah semua usaha untuk mendekatkan ku gagal.

“Huh, rupanya ini ibu bodoh nya ya. Anggap saja itu sebagai hukuman dariku. Dia tidak bisa menjaga kakaknya dengan baik. Hingga berpaling dariku.”

“Hukuman itu masih terlalu ringan, aku pasti akan melakukanya lagi kalau dia tidak bisa membujuknya kembali padaku. Aku pastikan dia menyesal karena sudah memperkenalkan ku padanya!” Ancam Nick kemudian mematikan teleponnya.

Martha frustasi. Semua rencana sepertinya memang sudah gagal semua.

Dia tidak menyangka kalau Nick akan bertindak kejam padanya.

“Minna, Minna, sayang, bertahanlah. Mama akan mengobatimu. Agh!” Jerit Martha saat melihat sekujur tubuh anaknya penuh luka.

“Gila, Nick benar-benar gila, Minna. Bagaimana bisa dia seorang laki-laki lembut bisa bersikap seperti ini!”

Martha ngilu melihat darah yang sudah mengering di tubuh Minna. Pukulan itu bukan satu atau dua kali.

“Dia ini monster. Bagaimana bisa kau mengenal laki-laki bejat itu, Minna!” rutuk Martha.

Sekujur tubuh Minna tidak ada yang luput dari cambukan dan pukulan Nick. Martha menggeleng. Dia mengira hal buruk ini harusnya disebabkan oleh ku.

“Ini semua karena kamu, Regi. Kamu yang membuat anakku seperti ini. Tunggu saja, aku pasti akan membalasnya. Aku pastikan kamu merasakan hal yang lebih menderita dari anakku!”

Eratan gigi Martha sambil membuka baju yang dipakai Minna agar dia bisa mengobati lukanya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience